Tired

3K 664 36
                                    

#QOTD kamu food lover atau bukan?

🌟

Gian merasa lelah. Jadi ketika ia tiba di apartemennya, tempat kedua, setelah kulkas, yang ia tuju adalah ranjang tanpa peduli harus mengganti baju dulu.

Punggungnya langsung merasakan matras empuk yang Gian tempati hampir satu bulan lalu menghidu pewangi ruangan beraroma lavender. Bukan wangi kesukaannya, tapi hanya itu yang diskon saat ia mendatangi supermarket terdekat dan juga termurah menurut surveinya.

Gian ingat obrolan dengan kakak tingkatnya bahwa beberapa bulan pertama akan terasa sangat berat karena rindu rumah dan perbedaan kultur yang amat terasa. Kini ia justru yakin bahwa ini tidak akan terasa hanya beberapa bulan pertama karena ia sangat merindukan nenek dan juga ibunya di Indonesia, bahkan satu bulan terasa amat sangat lama baginya. Ia merogoh tas untuk mengeluarkan ponsel dan menghubungi ibunya yang langsung diangkat dan memperlihatkan wajah tua yang ia sadari memiliki keriput halus di bagian mata dan kedua sisi mulutnya. Kapan ibunya bertambah tua?

"Halo, Bu," sapanya dengan tangan kanan mengangkat agar ibunya dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Halo, kamu baru pulang? Ini sudah malam kan di sana?"

"Iya, aku mengerjakan tugas dan tadi lihat di website supermarket ada diskon jadi aku beli dulu ke sana untuk stok kulkas."

Tawa ibunya mengudara mendengar penuturan putri semata wayangnya. "Ibu gak menyangka bakalan dengar kamu ngomong diskon dan sejenisnya sampai sekarang. Kau dulu selalu gerutu kalau ibu pindah-pindah belanja untuk cari yang lebih murah."

Gian berdecak, "Itu karena Ibu ujung-ujungnya balik ke toko pertama lagi setelah keliling beberapa toko. Pegal, Bu! Aku kan cuma lihat-lihat website supermarket dan datangi ke sana sama lihat-lihat brosur untuk promonya, enggak bikin pegal kaki."

"Terus belanja apa aja?"

"Telur sama daging sama susu."

"Bumbu-bumbu kamu masih banyak?"

"Banyak, aku simpan di kotak kecil dan masuk frezer setelah diblender kayak yang Ibu bilang."

"Kau masih masak tiap hari?"

"Gak. Aku bikin jadwal masak apa per minggu terus aku pisah-pisahin biar bisa buat beberapa kali makan jadi lebih hemat."

"Kamu jangan terlalu capai, toh uang saku bulanan kamu cukup kan buat makan di luar sesekali?"

Gian tahu ibunya akan membahas ini tapi ia harus menabung jika ingin mengirimi keluarganya uang sesekali. Dengan pengelolaan uang yang tepat, ia masih bisa menabung dan makan di luar sesekali. Ia hanya perlu mencatat keuangannya dengan teliti mulai sekarang.

"Gak capek, Bu. Ini kan cuma beberapa minggu sekali kerjakannya." Gian menguap dan ia tidak tahu sejak kapan matanya terpejam hingga pegangan tangannya di ponsel terlepas dan benda itu jatuh mengenai mukanya dengan telak.

Ibunya tertawa kembali, "Masih beraninya bilang gak capek. Makan terus tidur, Gian."

Gian merasakan nyeri di hidungnya karena tepat mengenai sisi ponsel. Ia mengusapnya untuk memastikan tidak berdarah lalu mengambil ponselnya kembali, "Nenek mana?"

"Lagi jalan-jalan sama nenek-nenek lain di kompleks. Kau tidur, nanti ibu kasih tahu ke Nenek kalau kamu hubungi."

"Okay, I love you, Bu."

"Love you more, Nak."

Panggilan itu terputus dan Gian sudah tidak dapat menahan kantuknya dan terlelap hingga terbangun ketika merasakan dingin yang menusuk. Ia dengan enggan membuka mata sembari mengusap kedua tangannya yang terasa beku lalu menyadari jendela kamarnya terbuka dengan lebar sehingga tirai krem tersibak oleh angin musim gugur yang berembus dengan kencang.

"Gue gak tutup jendela tadi?" ujarnya pada diri sendiri sambil berjalan menuju jendela yang berada tepat di seberang ranjangnya. Kedua daun jendela itu terbuka dan Gian melongok untuk melihat ke luar kamar lalu menutupnya. "Perasaan gak gue buka deh tadi." Gian mengedikkan bahunya dan berjalan menuju kulkas untuk menghangatkan makan malamnya yang sudah terlambat.23/9/20

Revisi 9/7/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 

 Thank you :) 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumpelgeist [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang