#QOTD makanan pedas atau tidak?
🌟
"Dru, ingatan mereka tidak ada?" Abel bertanya dengan latar suara teriakan dari dalam pondok musim panas itu.
Serghei dan beberapa orangnya datang tidak lama setelah Abel menghubunginya. Hidup lama tidak membuatnya kebal terhadap pemandangan bagaimana serigala berukuran besar yang muncul dari tengah hutan. Atau bagaimana mereka berubah kembali menjadi manusia dengan bunyi tulang yang beradu di tengah prosesnya. Well, setidaknya ada hal yang menarik dari anjing-anjing bau tengik ini, pikirnya.
Serghei tidak berbasa-basi setelah tiba dan langsung ke tujuannya mendatangi tempat ini. Pekikan ketiga orang di dalam sana membuat burung-burung keluar dari pepohonan, ia juga dapat melihat beberapa rusa berlari ketakutan. Menggagalkan upayanya untuk setidaknya mencicipi darah salah satu dari mereka sambil menunggu. Ia berdecak saat rusa terakhir kabur dari pandangannya.
"Dru, apa kau mendengar apa yang aku katakan?" Abel mendesaknya kali ini setelah pertanyaan pertamanya diabaikan.
"Aku dengar, Bel. Hanya terlalu malas menjawabnya."
Abel menatapnya dengan tajam. "Kau harus memberitahu setidaknya apa yang kau ketahui agar aku juga dapat melakukan sesuatu."
Codru mengesah, "Ingatan mereka secara spesifik hilang, hanya yang berkaitan dengan orang-orang itu. Wajah mereka di dalam ingatan mereka pun hanya samar-samar. Karena itu pun Adina tidak dapat memberikan namanya, apa yang dikatakannya tadi hanyalah sisa dari ingatan yang tidak dihapuskan oleh penyihir."
"Kau juga dapat menghapus ingatan." Abel mencoba memberikan pendapatnya.
"Hanya pada manusia, Bel. Yang dapat melakukan hal ini hanyalah–"
"Black magic," potong Abel.
Codru menganggukkan kepalanya untuk membenarkan ucapan perempuan itu. "Dan yang tersisa sekarang hanyalah informasi mengenai anak Mihail yang masih hidup." Ia meremas tangannya yang berada di balik tubuhnya.
"Apa dulu ada daerah yang tidak kau datangi?"
"Tidak ada, semua daerah aku datangi dan menyusurinya satu persatu bersama dengan Marius." Abel terdiam sambil menatap hutan, suara-suara yang memekakkan telinga sudah menghilang dari dalam pondok. Mereka dapat mencium asap yang mengepul dari cerobong. "Mereka sepertinya sudah selesai. Kita bisa masuk dan bertemu mereka sebentar sebelum pulang, Bel." ajaknya, Abel menghela napas panjang, namun mau tidak mau mengekorinya.
"Acara api unggunnya sudah selesai?" Codru berkata setelah membuka pintu. Tiga orang di dalam ruangan itu serentak menoleh ke arah mereka. "Aku memberikan mereka padamu sesuai janjiku, tidak di atas piringan perak tetapi setidaknya pisauku terbuat dari perak." Matanya tertuju pada benda tajam yang berada di dalam tungku perapian, "Dan itu sudah berakhir di api juga."
Serghei menarik napas dalam untuk meredakan dadanya yang naik-turun dengan cepat. Kilatan emosi masih menaungi matanya, begitu juga dengan kepalan tangannya yang siap melayang kembali. Codru paham bagaimana kematian tidak akan terasa lebih mudah, meskipun pelakunya sudah dihabisi dengan tangannya sendiri. Ada bagian menganga di hatinya yang tidak dapat diisi dengan apa pun.
Suara serak Serghei yang berbalut emosi terdengar di telinganya. "Kau sudah melunasi janjimu dan aku akan menepati janjiku juga dengan menjauhi wilayah para vampir."
"Senang kita bisa mencapai kesepakatan. Kalau begitu kita bisa pulang, Bel." Codru membalikkan badan lalu melingkarkan tangannya pada bahu Abel dan dalam sepersekian detik ia dapat mendengar geraman dalam dari arah belakang mereka. Senyum mengembang di bibirnya sedangkan Abel memberikan dengusan.
22/7/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpelgeist [FIN]
FantasyDaftar Pendek Wattys 2021 [PART LENGKAP] May contain violence. Tumbuh di keluarga yang sangat percaya takhayul membuat Gian tidak pernah percaya pada makhluk tak kasat mata. Baginya, hal-hal seperti itu ditujukan untuk menakutinya, yang sayangnya...