[S2] - 1. Janin

516 62 2
                                    

Hargailah, karya seseorang.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kun."

Joy memanggil sang suami yang sedang mengerjakan tugas.

Kun menengok ke arah joy, ia melihat raut wajah istrinya yang terlihat aneh. "Muka lo kenapa?"

Joy masih tak menjawab, sorot matanya menunjukkan keterkejutan.

"Heh! Kenapa sih lo?" Kun menghampiri joy yang masih berada didepan pintu kamar mandi.

"I-ini." Joy memberikan sesuatu yang membuat dirinya seperti ini.

"Ini beneran?"

"Lo pikir gua lagi ngeprank apa!"

"Ta-tapi ini samar."

"MAU SAMAR MAU ENGGA TETEP AJA GARIS NYA DUA!" Joy mulai emosi, kenapa suaminya ini bodoh sekali.

"Jangan bercanda joy."

"Lo pikir gua lagi ngelawak? Gua juga kaget bangsat!"

"Yaudah, sekarang kita cek ke dokter."

"Gak, gua gak mau!"

"Kenapa? Kita cari tau yang beneran nya." Kun mulai frustasi sembari memegang testpack yang diberikan istrinya beberapa menit yang lalu.

"Trus ini gak beneran gitu setan?!"

"Ya siapa tau, ini testpack boongan."

"MANA ADA GILA."

Kun kembali duduk ditempat tidur, ia mengusap wajahnya kasar. Secepat ini? Plis, kun maupun joy belum siap untuk jadi orang tua.

"Gua, belom bisa." Suara kun terdengar lirih.

"Ya, Lo pikir gua udah bisa? Ngurus diri aja masih gak bener, ini ngurus bayi." Joy mulai menangis, meratapi nasib yang menimpa dirinya.

Kun menghela napas panjang, ia bangun dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Joy tambah menangis, apakah setelah ini kun menyuruh dirinya untuk menggugurkan janin ini?

Tanpa berpikir panjang, joy mengambil ponsel di meja dan mulai menghubungi seseorang.

"Ha-halo?"

"Iya? Ada apa kak?"

"Rose..." Joy menangis kencang setelah mendengar suara adik kandungnya itu.

"Kakak kenapa?"

"Gua, butuh lo..."

"Iya, tunggu ya nanti aku sama jaehyun ke sana secepatnya."

Setelah itu sambungan terputus, joy tetap menangis sembari memegangi perut ratanya yang sebentar lagi akan membuncit.

Kun entah kemana, tetapi joy butuh pelukan suaminya itu. Entah ini salah siapa, seharusnya waktu itu joy tetap meminta suaminya untuk pakai pengaman.

 Entah ini salah siapa, seharusnya waktu itu joy tetap meminta suaminya untuk pakai pengaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Trus, kakak mau gugurin kandungan nya gitu?!" Joy mengangguk, menyetujui ucapan sang adik.

"Kakak udah gila? Kak, kakak ini bukan lagi berbuat zina. Kakak ngelakuin ini hal yang wajar, kakak sama kak kun udah sah untuk melakukan itu dan kalian juga udah berhak untuk punya anak."

"Tapi rose, gua belom siap untuk jadi ibu, begitupun kun."

"Siap gak siap ya kakak sama kak kun harus siap! Siapa suruh kalian ngelakuin tapi gak pake pengaman?!" Kini jaehyun yang berbicara.

"A-aku yang nyuruh kun untuk gak pake, karna kita udah sah." Joy menunduk, ia menahan tangisnya.

"Trus, kak kun emang pasrah di suruh gitu atau dia juga mau kaya kakak?"

"Dia juga mau."

"Yaudah! Kalo gitu ini akibatnya karna gak pake pengaman. Seharusnya sebelum kalian ngelakuin, kalian harus tau bakal jadi gimana." Jaehyun mulai emosi, walaupun kakaknya itu sedang menangis tetapi ia tidak tahan dengan kelakuan kakaknya.

"Aku gak tau bakal kaya gini jaehyun."

"Trus sekarang kak Kun kemana?"

"Gak tau, dia pergi setelah aku kasih tau testpack nya."

"Bangsat, manusia gak guna." Jaehyun sudah benar-benar kesal sekarang.

"Trus kakak sama kak kun mau nya gimana? Tapi, aku tetep gak setuju untuk kalian gugurin kandungan itu." Rose juga sedih melihat kakak kelas nya ini.

"Janin itu gak salah, yang salah kalian berdua."

Minggu, 15 Maret 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu, 15 Maret 2020

5.1 TERLALU BURUK [Paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang