[S1] - 28. Adik Kandung

342 91 4
                                    

Hargailah, karya seseorang.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung satu bulan joy berada dijepang. Joy berpikir setelah ia berpindah ke jepang masalahnya akan mereda, atau berkurang. Tapi, ternyata diluar dugaannya. Semua sangat kacau, pindah ke jepang malah membuat joy menjadi tambah seperti orang kehilangan akal.

Bagaimana tidak, orang tua joy kembali seperti dulu, kalau sudah bertemu joy mereka berdua akan kalap. Ya, akan kembali memaki dan menyiksa joy. Seperti dahulu, ketika joy masih di bangku sekolah dasar.

Sekarang joy sedang berada didalam sebuah ruangan; gelap, sempit, dan sangat tidak layak untuk dipakai.

Seharusnya joy tidak berada disini, karena joy sempat mencoba untuk kabur dari negara ini. Ya, seharusnya ia sudah berada di indonesia beberapa jam yang lalu, tapi anak buah sang ayah berhasil menangkap joy. Apalagi, semua fasilitas yang joy punya sudah disita oleh orang tua gila itu. Sial, seharusnya joy bergerak lebih cepat.

"Bisa kah kau lepaskan tali ini?" Joy sangat kental berbicara bahasa jepang untuk seseorang yang berada tepat di hadapannya.

"Maaf nona, tapi ini perintah dari tuan." Sial, sialan sekali suruhan ayahnya. Seharusnya joy menghubungi doyoung terlebih dahulu.

Joy hanya berdecak, kedua lengannya kini sakit; ada sebuah tali yang terikat sangat erat dipergelangan lengannya. Ditambah lagi, ada bekas goresan yang dibuat oleh ibunya kemarin malam. Dan itu sangatlah perih.

Saat joy sedang berusaha untuk mencoba melepaskan tali yang terikat di lengannya, tiba-tiba pintu yang berada didalam ruangan tersebut terbuka, dan menampilkan seorang yang sangat menakutkan jika dilihat secara langsung.

"Papa!?"

"Hai, anak ku." Sapa ayah joy sembari melangkahkan kedua kakinya ke arah anak semata wayangnya.

"Lepasin joy pah!" Joy mulai gegabah, ia terus meronta ketika sang ayah mulai mendekatinya.

Ayah joy hanya melihat kekacauan putrinya itu, lalu ia melihat sang bawahan untuk ia suruh meninggalkan dirinya dan putrinya.

"Papa dengar, kun akan menikah dua minggu lagi?" Joy terdiam, ia tak menduga sang ayah mengetahui itu.

"Ah, ya. Keluarga mina itu bawahan papa. Kamu tahu? Papa bisa saja menyuruh mereka untuk membatalkan pernikahan itu. Jika kamu mau?"

Joy menggeleng dengan sangat keras, "bukan urusan joy!"

"Well, sudah papa lakukan." Joy terkejut bukan main. Apa-apaan dengan ayahnya itu? Sudah gila? Ah, ya ia memang gila tentu saja.

"Tidak berterima kasih? Seharusnya kamu berterima kasih nak, jadi kamu tidak perlu repot-repot untuk menyuruh doyoung melakukan percobaan menculik mina untuk membatalkan pernikahan nya itu."

"Da-dari mana papa tau!?"

"Doyoung. Dia yang meminta dengan sendiri nya untuk papa melakukan itu, dan papa lakukan."

"Mengancam?"

"Ya. Jika tidak, mina yang akan menjadi sasaran papa selanjut nya." Joy tertawa hambar, memang gila ayahnya itu.

"Sasaran? Hanya mina?" Lagi-lagi joy tertawa sambari melangkah maju untuk menghadap ke arah sang ayah.

"Mina? Kenapa harus mina? Dari sekian banyak seorang perempuan yang mencoba untuk dekat dengan kun dan mencoba untuk nyakitin joy, kenapa harus mereka yang papa pilih!?"

"Karna, mereka mencoba memasuki zona yang tidak boleh mereka gapai. Kamu, berharga bagi papa."

"Seberapa berharga nya joy kalau di bandingin dengan rose?" Sang ayah terdiam tak berkutik, "dari sekian orang yang pernah nyakitin joy, yang paling joy inget cuma perbuatan rose. Dan papa? Apa yang papa lakuin buat balas dendam anak papa ini ke seseorang yang bernama rose?"

Seseorang yang ditujukan pernyataan, tidak bisa membuka mulutnya untuk membalas perkataan sang anak.

"Rose shahreen. Shah marga keluarga papa, Reen marga keluarga mama. Joy tau, rose itu adik kandung joy-

-apa yang lebih sakit dari semua penderitaan yang selama ini joy terima? Mengetahui, perbuatan papa dan mama terhadap joy dan terhadap rose itu sangat berbeda-

-selama hidup joy, yang joy terima adalah penderitaan dari seorang ibu dan ayah yang gak pernah anggap joy ada di dunia ini-

-setelah joy tau semua rahasia yang papa dan mama simpan dari joy, joy jadi lebih mikir; kenapa harus ada seorang anak yang tidak di terima oleh orang tua nya dan tidak di terima oleh dunia-

-punya dosa apa joy, sampe semua yang ada di dunia ini gak pernah nerima ke hadiran dari seorang anak yang gak pernah di anggap oleh siapapun?-

-joy kaget waktu joy tau kalo papa sama mama ngerawat rose tanpa sepengetahuan joy. Sakit lahir batin tau kalo semua biaya kehidupan rose di biayain oleh kalian berdua, sedangkan joy? Ngebiayain hidup joy dengan harta warisan dari mendiang kakek-

-apalagi, sakit banget kalo tau selama ini perbuatan keji rose ke joy itu di bantu dukungan oleh kalian berdua. Serendah itu ya joy di mata kalian?-

-perbuatan kalian keterlaluan, mama nyiksa fisik joy, dan papa nyiksa mental joy. Apa kalian ingin bunuh joy dengan semua perbuatan yang kalian lakuin selama ini?-

-joy seharusnya berterima kasih sama mendiang kakek dan nenek, karna udah mau anggep joy ada. Joy tau, joy di lahirkan untuk kesenangan orang tua papa kan? Tapi setelah joy lahir, joy di rawat sama mendiang kakek dan nenek. Kalian? Engga ngerawat joy sama sekali-

-joy tau, nama joy dulu bukan joy kamila izza kan? Tapi, joy shahreen kan? Seharusnya yang pake marga itu joy, tapi kalian gak setuju. Dan berakhir di sandang marga nya sama adik joy-

-sakit hati terbesar seorang anak. Kalian hebat cuma jadiin joy untuk bahan percobaan perbuatan keji kalian-

-selama ini joy gak pernah minta apapun sama kalian berdua, tapi kali ini joy mau minta sesuatu dari kalian, mudah kok. Joy masih nyadar diri-

-joy cuma minta, bisa gak kalian lepasin joy dari lingkaran keluarga kecil kalian? Joy gak mau jadi pengganggu siapapun. Joy mau hidup tenang dengan semua ini-

-jadi, kalian nanti gak perlu tutupin lagi semua keharmonisan keluarga kecil kalian. Joy dengan senang hati nerima semua ini, walau berat sih. Hehe." Joy menghela napas dengan sangat dalam, berbicara banyak mulai menguras emosi joy.

"Udah puas bicara nya?"

"Udah puas bicara nya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, 25 Oktober 2019

5.1 TERLALU BURUK [Paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang