[S2] - 21. Bitch

212 26 9
                                    

Hargailah, karya seseorang.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai.

Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose dan jaehyun kini masih berada dikamar joy. Kun dan jennie sudah pergi entah kemana bersama kedua orang tua kun. Mungkin, masih ingin melanjutkan list.

"Kamu laper gak?" Tanya rose.

"Engga, kamu laper?" Rose menggeleng.

"Yaudah, aku mau siapin susu anak-anak dulu ya."

"Aku ikut."

Jaehyun mengikuti langkah kaki istrinya menuju arah dapur. Sudah hampir jam makan malam tetapi mereka berdua belum ada yang lapar.

"Mas, menurut kamu. Mereka bakal jadi nikah?" Rose sedang membuat susu untuk lima botol sekaligus. Anak kun, anak jennie dan anaknya.

"Gak tau, dan gak mau tau." Kata jaehyun yang sedang membantu menuangkan air hangat ke dalam botol susu itu.

"Hhh, aku jadi merasa bersalah."

"Kenapa?"

"Tentang dulu. Aku jahati-"

"Rose, kita udah bahas ini berapa kali? Itu masa lalu, gak usah diungkit. Semua orang punya kesalahan masing-masing. Gak cuma kamu yang jahat, aku juga dulu jahat banget sama kamu. Jadi, aku mohon banget jangan pernah bahas masa lalu lagi ya."

Jaehyun memandang rose dengan dalam, mengelus surainya dengan pelan.

"Ey, ey. Drama macam apa ini."

Ah, penghancur suasana.

"Lo ngapain sih kemari?!" Rose kesal sendiri.

"Anak gua susu nya abis. Numpang bikin susu dong nyonya rose."

"Lis, ya ampun." Jaehyun dengan sabar mengusap punggung istrinya itu. Kini, tambah satu botol lagi.

"Thanks blay."

"Emang ya mulut lo lis." Tiba-tiba Ten datang membawa hendery, anaknya.

"Lah ini ngapa pada kemari." Tanya jaehyun kaget.

"Kasian gua sama lo jae, dijadiin pengasuh anak mulu sama kun. Makannya gua kemari bawa anak juga. Biar diurus juga ama lo."

"Bajing."

"Mas, mulutnya ih!"

"Omelin rose." Kata seulgi memanasi.

"Btw, gada tu anak dua kan?" Tanya yuta.

Rose menggeleng, lalu memberi satu botol susu kepada lisa.

"Bagus deh, gua pengen ancurin nih rumah."

"Yut, yut jan bego. Masih ada anak bayi. Kalo mau bunuh aja bapaknya." Kata ten.

"Ini dery ikut di tidurin di kamar bayi gak?" Tanya rose kepada lisa yang sedang memberikan susu kepada anaknya.

"Boleh deh." Lalu rose dan lisa pergi meninggalkan dapur.

"Kak wendy gak ngikut?"

"Anaknya rewel banget, gak bisa." Kata seulgi.

"Trus lo kapan punya anak?" Tanya ten tiba-tiba.

"Yang pastinya, gak sekarang." Kata johnny.

"Elah, makannya kalo piwpiw jan pake kondom." Saran yuta.

"Dih, lo yang gak pernah pake kondom aja belom muncul." Kata seulgi.

"Et, kata SiAPaaaaaa. Bini gua lagi tekdung brou. Monmaap nie." Kata yuta sombong.

"HAH."

Makan malam sedang berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan malam sedang berjalan. Kun dan jennie duduk bersebelahan.

"Jadi?" Tanya nenek kun dengan nada mengejek.

"Kata dokter efek dari kandungannya." Ucap kun.

"Lalu?"

"Masih harus sabar menunggu."

"Sampai kapan?" Kun menggeleng, memberi tanda tidak tahu.

"Kalau begitu tetap laksanakan semuanya."

Jennie menunduk, mengepalkan tangannya erat-erat.

"Saya sudah bertemu kepada keluarga kamu jennie." Jennie terkejut bukan main.

Sialan sekali nenek-nenek tua ini.

"Mereka setuju begitu saya berikan cek bernilai?" Mengejek sekali.

Semuanya terdiam.

"Saya baru tahu, ternyata keluarga mu itu bangkrut karena mantan kekasih mu itu mencabut kerja sama dengan keluarga mu. Begitu ya?"

Emosi jennie meluap.

"Jangan keliatan begonya anjing! Lo jennie, jangan gampang kebawa emosi. Lo harus tunjukin sisi bitch lo!"

Tiba-tiba pendengarannya bermasalah. Jennie malah mendengar suara seseorang.

Sudah lama sekali ia tak mendengar kata-kata itu. Terakhir kali mendengar itu saat ia tengah terjatuh karena keluarganya bangkrut. Dan orang itu lah yang memberinya semangat agar tetap menjadi jennie seperti biasa.

Joy, itu suara joy. Sudah lama sekali ia tak mendengar suara sahabatnya itu. Ia sangat rindu dengan joy.

"Jen, jennie. Lo gapapa?" Tanya kun, karena jennie terlihat seperti seseorang kesakitan. Menutup telinganya dengan sangat kencang.

Jennie terengah-engah, lalu dengan cepat ia mulai tersadar. "Gak usah ungkit keluarga saya. Mereka sudah tidak mementingkan saya lagi. Kalau mantan kekasih saya biar lah sesuka hati dia. Kalau nenek ingin saya menikah dengan cucu nenek yaitu kun. Baik, akan saya kabulkan, saya yang akan menggantikan posisi joy di keluarga alhusayn."

Rabu, 16 September 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu, 16 September 2020

5.1 TERLALU BURUK [Paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang