Hargailah, karya seseorang.
Jika tidak, berhati-hatilah karyamu juga tidak akan dihargai.
Bodoh, bodoh, bodoh.
Mengapa joy menyetujui ajakan makan malam dengan seorang mantannya ini?
"Di makan, ke buru dingin." Joy mengangguk kaku, lalu mulai memakan makanannya dengan sedikit terburu-buru.
"Pelan-pelan aja, gak bakalan gua tinggalin."
Joy menghela napas dengan sangat tidak teratur, ia tak suka. Detak jantungnya dipermainkan seperti ini oleh seseorang yang sudah berjabat sebagai mantannya itu.
"Tuh kan gak mau pelan-pelan, nih ada nasi di bibir lo." Kun mengambil sebutir nasi tersebut yang berada pada sudut bibir joy.
Joy tak bisa membalas semua perkataan yang dilontarkan kun. Saat ini hatinya begitu sangat berantakan.
"Sialan." Gumam joy tanpa di sadarinya.
"Apa? Lo ngomong apa?"
Joy panik dengan sendirinya, lalu menggeleng dengan cepat. "Gak, gak ngomong apa-apa!" Kun hanya terkekeh melihat joy seperti itu.
"Mau gak, "
"Gua ke kamar mandi bentar." Joy langsung bangun lalu sedikit berlari ke arah kamar mandi. Ia memegangi detak jantungnya yang sangat kencang, sungguh sialan sekali mulut manis kun alhusayn.
Setelah sampai di kamar mandi, joy berdiri tetap didepan wastafel, memandangi diri nya didepan kaca besar itu.
"Tahan, joy. Lo gak boleh lemah, lo kuat. Mulut dia cuma kepeleset doang."
Setelah itu joy keluar kamar mandi, tapi ia tidak percaya bahwa kun mengikuti dirinya sampai di kamar mandi.
"Ngapain lo!?"
"Ayo balik, " Kun menarik lengan joy dengan sangat tergesa-gesa, "tas gua."
"Nih, " Kun memberikan tas tersebut, lalu kembali menarik joy dengan cepat.
"Kita mau kemana?"
"Ibu, "
"Ibu?"
"Ibu jaehyun meninggal." Joy terkejut bukan main, ia melepaskan genggaman itu, lalu berlari terlebih dahulu.
"Mana kunci mobil lo, gua yang bawa. BURU." Kun melemparkan kunci mobilnya, lalu masuk ke dalam mobil tersebut.
Jika kun yang membawa mobilnya, pasti akan sampai ke rumah sakitnya akan lama, bisa sampai dua jam. Padahal jarak dari restoran tersebut lumayan dekat.
Hanya memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit, kun dan joy berlari ke lantai atas dengan menaiki liftnya.
Sampai disana, pintu ruangan yang ditempati ibu jaehyun itu terbuka sangat lebar, menampakan seseorang yang sedang terbaring dan ditutupi oleh kain putih. Disebelahnya ada seorang anak lelaki dan perempuan yang menangis dengan kencang.
"I-ibu." Joy berlari masuk ke dalam ruangan tersebut, lalu memeluk seseorang yang berada dibalik kain putih tersebut.
Joy menangis dengan sangat kencang, dan memeluk dengan sangat kencang. Tak bisa berkata-kata dan hanya bisa menangis dengan tersedu-sedu.
"Kak, ibu mau di bawa ke ruang jenazah. Tolong di lepas." Jaehyun dengan tegar menarik tubuh joy agar menjauh dari ibu nya itu.
Joy yang ditarik hanya menurut saja, lalu ia terduduk dilantai dengan masih menangisi kepergian ibu dari teman kecilnya dulu.
"Jaehyun, ibu." Joy memeluk jaehyun dengan sangat erat, menenggelamkan wajahnya tepat dipundak jaehyun.
"Kata ibu, dia minta maaf. Gak bisa lama di dunia ini." Jaehyun membalas pelukan joy tidak kalah eratnya, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher kakak kelasnya itu, lalu menangis sejadi-jadinya.
"Sabar, kak. Sabar jaehyun. Kita semua kuat. Aku yakin, kalian bisa ikhlas dengan kepergian ibu kamu jaehyun." Seorang perempuan yang tadi berdiri tepat disebelah jaehyun, kini tengah memeluk joy dan juga jaehyun dengan sangat erat juga tentunya.
Kun yang melihat itu hanya tak tahu harus apa, ia keluar dari ruangan tersebut, lalu duduk disalah satu bangku yang disediakan dirumah sakit itu.
Ia duduk, lalu menunduk dan mulai menangis. Ya, ia dan ibu jaehyun pernah mempunyai ikatan yang sama seperti joy. Walau dulu, tapi rasanya masih terasa sampai detik ini.
"Kak."
Kun menghapus jejak air matanya, walaupun tak sederas yang lain. Tapi ia tetap tidak mau dianggap cengeng.
Mendongak ke arah suara yang memanggil nya, "apa?"
"Minum,"
"Gak, kasih ke joy atau gak ke jaehyun."
"Mereka berdua udah, ini buat kakak."
"Gak usah sok perduli sama gua rose, mau bagaimana pun cara lo buat baik sama gua, gua tetep benci sama lo." Kun bangun lalu kembali masuk ke dalam ruangan yang menjadi saksi bisu meninggalnya ibu jaehyun.
Acara pemakaman mendiang ibu jaehyun berjalan dengan sangat lancar tanpa gangguan apapun. Orang-orang yang berdatangan untuk melayat mendiang ibu jaehyun sudah berpergian juga.
Sekarang, suasana dirumah jaehyun cukup sunyi. Hanya ada dirinya, kun, joy, dan rose. "Ini di minum dulu." Rose membawa minuman untuk mereka yang tengah sedang berduka.
"Kak, saya mau bicara sama kakak empat mata." Jaehyun melihat ke arah joy dengan mata yang sangat bengkak.
Joy bangun, lalu menarik lengan jaehyun untuk dibawa ke dalam ruangan lain agar bisa berbicara dengan bebas.
"Apa, lo mau ngomong apa?"
Jaehyun langsung memeluk erat joy, sangat erat sampai-sampai joy tak bisa bernapas. "Ikhlas hyun, gua tau lo kuat. Lo bisa ngejalanin semua, "
"Saya akan nikah sama rose kak."
Kamis, 31 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
5.1 TERLALU BURUK [Paused]
Fiksi Penggemarつ ft. kun, joy [S1] ❝bukan hanya terlalu buruk, tetapi juga sangat buruk.❞ ☾ · · end+ © jaesluth, 2 O 1 9 ┄┄──────────┄┄ [S2] ❝yang berat, bukan rindu. Tapi, beban hidup.❞ © jaesluth, 2 O 2 O