Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️================ o0o ================
Pagi ini aku bersiap-siap untuk berangkat penelitian, aku siapkan bekal dan buku-buku yang perlu dibawa. Aku sudah di ruang makan, "mau bareng abang gak Sel?" tanya Bang Fahri suami Kak Lia. "Boleh deh bang kalau gak merepotkan, lumayan gratis" ucap ku terkekeh.
"Sering-sering aja bang kaya gini, kan Sella jadi enakin" lanjut ku sambil mengunyah sisa roti. Bang Fahri hanya terkekeh mendengar ucapan dari ku. "Itu mah mau kamu" itu suara Kak Lia yang sedari tadi hanya diam saja.
"Emang, wlee" ucap ku lalu menjulurkan lidah ku tanda meledek. Kak Lia memberikan tatapan tajam kearah ku, aku yang ditatap hanya cengengesan. Kini Bang Fahri beranjak dari duduknya menuju motornya. Sambil menunggu Bang Fahri memanaskan motornya aku menghabiskan sarapan aku. Tak menunggu lama kini Bang Fahri sudah siap, sudah pakai helm dan jaketnya. Aku pun menghampiri Bang Fahri, sebelumnya aku sudah berpamitan dengan Kak Lia dan Kamilah.
Hampir dua puluh menit diperjalanan kini aku sudah tiba di tempat penelitian ku. Aku lihat ponsel ku ingin menghubungi Salma saat sedang mencari ponsel mataku melihat sekitar ku dapatkan sosok seorang pria paruh baya dia adalah Pak Ujang, sepertinya dia sedang sibuk mengurusi tamu yang sudah datang. Niatnya pagi ini aku ingin menanyakan sesuatu ke Pak Ujang berhubung pagi ini Pak Ujang sedang sibuk aku urungkan niatku. Mungkin nanti pulang Pak Ujang sudah tidak sibuk lagi.
Kini aku sudah mengirim pesan ke Salma, menanyakan dia dimana ternyata dia sudah datang dan sudah masuk ke gedung tersebut. Segera aku berjalan memasukin gedung tersebut. Sebelum masuk aku berhenti menghampiri seseorang yaitu Pak Ujang.
"Pak" sapa ku ke Pak Ujang.
"Iya neng" jawabnya sambil tersenyum.
"Semangat Pak" ucapku menyemangti Pak Ujang.
"Hehe ya neng juga semangat penelitiannya ya" katanya terkekeh.
"Pasti dong Pak" ujarku menampilkan senyum manis ku. Lalu aku berjalan masuk ke gedung tersebut. Ku lihat dari jarak jauh sudah ada Salma dan Arya. Ku hampiri mereka, sesampainya disana mereka menyambutku dengan senyuman.
"Hai" sapa Salma dan Arya bersamaan.
"Hai juga" jawabku sambil meletakkan tas di atas meja kemudian ku daratkan bokong di kursi yang biasa aku duduk.
"Tumben baru datang?" Tanya Salma.
"Iya tadi aku semangatin Pak Ujang dulu" aku menyeringai sambil cengengesan.
"Genit" ujar Salma dengan muka datarnya.
"Biarin,wlee" kataku sambil menjulurkan lidah ku.
Setelah berkata aku terdiam duduk disamping Salma, aku ambil ponsel ku didalam tas mengecek entah liat status orang atau postingan orang di Instagram tak lama waktu jam kerja telah tiba, aku menaruh kembali ponsel ku ke dalam tas. Kemudian aku mengecek data-data penelitian yang belum selesai aku kerjakan.
Masih banyak data yang harus aku kelola, belum aku menyebarkan kuesioner ke pegawai yang ada disana. Itu semua butuh waktu lama tidak cukup sehari atau dua hari bahkan lebih dari seminggu untuk menyebarkan kuesioner dan mengelola data hasil kuesionernya. Itu lah tugas mahasiswa akhir, banyak tugas dan belum lagi melakukan KKN serta banyak kegiatan-kegiatan yang lainnya.
💙💙💙
Setelah bergulat dengan data-data yang aku butuhkan untuk penelitian kini waktunya pulang, aku ingin sekali merebahkan tubuh ku di kasur karena hari ini cukup melelahkan. Sebelum pulang aku teringat misi ku yaitu menanyakan sesuatu ke Pak Ujang.
Aku dan Salma sudah keluar dari dalam gedung tersebut. "Kamu langsung ke parkiran aja aku tunggu kamu di pos satpam ya" ucapku ke Salma, kemudian aku dan Salma berjalan tapi berbeda arah, aku menuju pos satpam sedangkan Salma menuju parkiran.Sebelum berjalan Salma mengucapkan sesuatu kepada ku, "mau godain Pak Ujang lagi" itulah perkataan yang keluar dari mulut Salma.
"Hehe iya dong" jawabku terkekeh dan Salma memutar bola matanya malas.
"Demen banget godain sama Pak Ujang" ujar Salma didetik kemudian Salma tertawa.
"Hehe biarin, demen aja godain Pak Ujang" sahut ku lalu Salma meninggalkan aku.
Sampailah aku di pos satpam dan orang yang aku cari sudah ada di dalam pos satpam sedang ngopi bersama temannya."Assalamualaikum Pak Ujang" sapa ku ke Pak Ujang yang sedang minum kopi, lalu menoleh kearahku.
"Waalaikumussalam" jawab Pak Ujang berserta temannya bersamaan.
"Neng mau pulang ya?" tanya Pak Ujang.
Aku mengangguk lalu berkata "iya Pak ini mau pulang".
"Ini bapak ngopi doang gak ada makanannya?" tanya ku.
"Iya Neng, mau beli singkong tukang gorengannya tumben gak lewat" jawab Pak Ujang yang terdengar agak kecewa karena tukang gorengan yang biasa lewat depan kantor ini tidak lewat. Aku hanya beroh ria saja.
"Besok mau aku bawain singkong gak Pak?" tawar ku.
"Ahh.. serius Neng? Ngerepotin gak?"
"Gak kok Pak, yaudah besok aku bawa singkong goreng ya buat menenin bapak ngopi" jawabku sambil tersenyum.
"Hehe yaudah Neng kalau gak ngerepotin mah" katanya lalu terdiam sebentar kemudian Pak Ujang melanjutkan perkataannya, "Sini Neng duduk dulu, mau nunggu jemputan ya?" tanya Pak Ujang.
"Lagi nunggu teman Pak, dia lagi ada diparkiran ngambil motornya" jawab ku. Lalu aku duduk dibangku yang sudah disediakan di pos satpam tersebut. Hening tidak ada yang bicara lagi, di menit berikutnya aku menatap Pak Ujang serius.
"Ohh ya Pak saya boleh nanya gak?" Tanya ku.
"Boleh, mau nanya apa?" Jawab Pak Ujang lalu bertanya balik kepada ku.
"Bapak ingat gak waktu aku lari terus nambrak orang?" tanya ku lagi.
"Kalau itu mah ingat selalu dong kejadian yang sangat lucu menurut saya" jawabnya lalu kemudian tertawa bersama temannya, aku yang mendengar Pak Ujang tertawa langsung saja mengerucutkan bibirku.
"Iih bapak gitu banget dah" ucapku kesal dan Pak Ujang terkekeh.
"Bapak tau orang yang aku tabrak siapa?" tanya ku sedangkan Pak Ujang malah tertawa lagi.
"Tau dong, itu Mas Bilal" yang menjawab itu bukanlah Pak Ujang melainkan teman Pak Ujang sebab yang melihat kejadian itu Pak Ujang dan temannya yang sekarang ada di pos satpam bersama Pak Ujang.
Namanya gak asing, pernah dengar kayanya, ucapku dalam batin."Tadi istirahat Mas Bilal yang menanyakan hal itu, sekarang kamu. Jangan-jangan kalian jodoh lagi" jawab Pak Ujang yang menurutku ngaur dengan ucapannya.
"Ngaur aja nih bapak kalau ngomong" sahut ku.
"Bukan ngaur Neng, tapi bapak doain semoga jodoh sama Mas Bilal ya" ucap Pak Ujang. Aku hanya diam saja tidak menjawab perkataan Pak Ujang. Kini Salma sudah datang, aku pun ijin pamit pulang ke Pak Ujang dan temannya serta berterima kasih juga sudah kasih tau siapa orang yang aku tabrak. Tadi Salma sempat menanyakan aku ngobrolin apa saja dengan Pak Ujang, aku pun kasih tau apa saja yang aku bicarakan dengan Pak Ujang. Ya Salma itu kepo orangnya jika tidak dikasih dia akan ngambek, terpaksalah aku memberi tau nya.
================ o0o ===============
Assalamualaikum sahabat wattpad ku 😘
.
Gimana nih kabarnya?
.
Semoga kalian semua yang baca ceritaku diberikan kesehatan baik jasmani maupun rohani, serta diberikan rezeki dan diberikan kemudahan disetiap urusan kalian masing-masing. Aamiin.
.
Tetap semangat ya sahabat wattpad ku 🙂
.
Jangan lupa vote dan koment dicerita aku ya.💙
.
.Kamis, 09 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)
Non-FictionSeorang wanita yang selalu setia menunggu lelaki yang dia kagumi, meyakini bahwa lelaki yang dia kagumi adalah jodohnya. Seberapa lama dia menunggu tak akan jadi masalah untuknya, karenanya dia tidak akan berhenti untuk menunggu sampai menemukan tit...