Part 28

243 21 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
Happy reading ❣️

========== o0o ==========

Aku terdiam menatap kosong kearah depan melihat dua insan yang sudah resmi bertunangan. Sungguh melihat itu membuat hati ku teriris. Air mata yang sedari tadi aku tahan kini satu tetesan air itu terjatuh di pipi ku.  Masih memperhatikan mereka yang saling bertatapan satu sama lain. Merasa lengan ku diguncangkan oleh seseorang, aku tersadar.

Pandanganku buram semua, detik berikutnya gelap tak ada lagi pandangan yang tadi aku lihat.

Seseorang terus memanggil nama ku.

"Marsella"

"Mar.. Marsella"

"Sella"

Suara itu terdengar sangat dekat di telinga ku, bukan hanya lengan ku yang diguncangkan sekarang kedua pipi ku ditepuk-tepuk.

Aku tersentak melihat seseorang yang ada disamping, baru saja aku terbangun dari tidur.

"Astagfirullah"  ucap ku dengan suara parau khas bangun tidur.

Aku langsung membenarkan posisi ku yang tadi masih tiduran sekarang menjadi duduk dengan tegak. Kak Lidia yang ada disamping ku hanya diam.

"Kak sejak kapan ada di kamar aku?" tanya ku.

"Dari tadi. Kamu mimpi apa sampai keringatan seperti itu?" jawabnya lalu memberikan pertanyaan kepada ku yang membuat aku reflek memegang dahi yang sudah mengeluarkan keringat.

"Ah-ini cuma gerah aja kok kak" alibi ku.

"Padahal udah ada AC" tukas Kak Lidia.

"Gak tau kenapa aku gerah banget kak" ku lihat Kak Lidia menaikan sebalah alisnya.

"Terus tadi kenapa ngeluarin air mata?"
Aku diam tidak menjawab pertanyaan dari Kak Lidia. Aku teringat mimpi itu sangat membekas dan terasa nyata sekali. Ingin mencerita semua tentang mimpiku yang baru saja aku mimpikan tadi tetapi ucapan aku hanya terhenti ditenggorokan saja.

"Yaudah kalau kamu gak mau ceritakan. Semoga kamu baik-baik aja ya. Mending kamu mandi dan sholat subuh. Kakak tinggal ya" ujar Kak Lidia sedikit menenangkan diri ku dan aku bernapas lega.

"Iya kak, aku lagi halangan jadi gak sholat" balas ku tersenyum hangat kepada Kak Lidia. Dia, kakak aku yang paling mengerti segala perasaan ku. Aku terasa nyaman kalau bercerita dengannya dan juga kalau aku minta pendapat pasti dia selalu memberikan solusi terbaiknya.

Kak Lidia berdiri untuk pamit keluar dari kamar ku. Setelah Kak Lidia keluar aku langsung mandi dengar air hangat agar badan ku terasa lebih segar.

💙💙💙

Setiap hari sabtu atau minggu aku selalu sempatkan olahraga senam di dalam kamar ku selama setengah jam. Keringat aku sudah mengalir di dahi ku sedaritadi, aku sudah selesai olahraganya. Aku raih handuk kecil yang  disampirkan di kursi rias ku. Lalu aku hapus keringat dengan handuk kecil seraya duduk di kursi rias dan menenggak air minum yang sudah tersedia di meja rias ku.

Beberapa teguk air minum sampai setengah dari botol itu sudah hampir habis ku minum. Aku senam melihat dari aplikasi youtobe, disana tersedia beberapa senam aerobik. Aku sudah download agar hemat. Tayangan senam dari youtobe itu aku jadikan sebagai panduan senam pagi ini.

Sekarang aku sudah di balkon kamar ku, sengaja aku disini untuk berjemur diri dari sinar matahari. Pintu kamar ku buka lebar-lebar agar udara pagi yang segar ini masuk kedalam kamar ku.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang