Part 32

245 21 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

========== o0o ==========

Waktu terus berganti, detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Tidak terasa tepat pada hari ini akan diberlangsungkan acara yang sangat bahagia menurut orang lain karena acara ini acara sekali seumur hidup dilakukan. Ya, hari ini adalah hari pernikahan Riani sahabat ku.

Bunyi alarm terus mengganggu telinga ku dan Latifah. Latifah menginap di rumah ku sebab nanti akan berangkat bareng ke acara pernikahannya Riani.

Aku mematikan alarm lalu kemudian mengerjapkan mata beberapa kali. Ku bangun dari posisi tidur menjadi duduk. Ku lirik ke kanan, Latifah masih memejamkan matanya. Langsung saja aku mencubit pipi, mencubit lengan nya dan mencubit agar dia bangun tetapi nihil Latifah masih nyenyak dalam dunia mimpinya.

"Fah, bangun dong nanti kita telat ke acara pernikahannya Riani" ucap ku ditengah-tengah membangunkan dia.

"Arggh" Latifah menggeliat.

"Bangun atau mau aku siram pakai air!" ujar ku kesel karena dari tadi Latifah tidak bangun. Baru aku mau melangkah kaki untuk ke kamar mandi Latifah langsung bangun.

"Ehh.. jangan dong Sella. Jahat banget si kamu" ucap Latifah dengan suara parau khas bangun tidur kemudian dia mengucek kedua matanya.

"Yaudah kamu buru mandi. Aku mandi di kamar mandi bawah biar kamu mandi disini aja" sahut ku lalu berjalan keluar kamar.

Selesai mandi, sholat subuh dan rapih-rapih kami langsung turun ke bawah untuk sarapan terlebih dahulu. Kami masih punya waktu sekitar 1 jam lagi. Di ruang makan sudah ada Kak Lidia dengan suaminya yang sedang sarapan bersama.

"Sini sarapan dulu" kata Kak Lidia yang tengah menyantap sepotong roti.

"Iya kak" sahut ku dan Latifah bersamaan. Kami pun duduk di kursi yang masih kosong, aku duduk di samping Latifah sedangkan Kak Lidia duduk disamping suaminya.

Setelah menghabiskan beberapa potong roti kami berdua akan pergi ke tempat Riani.

"Kak aku ijin ke acara pernikahan Riani ya" ucap ku meminta ijin pada Kak Lidia.

"Iya, kalian hati-hati" ujar Kak Lidia.

"Ohh ya terimakasih kak kasih saya menginap disini" sahut Latifah seraya tersenyum kepada Kak Lidia.

"Yee,,, udah sering nginep baru bilang terimakasih sekarang!" cibir ku.

"Biarin aja si. Masih mending aku bilang terimakasih daripada gak sama sekali, wllee" balas Latifah memasang wajah yang menjengkelkan menurutku. Aku hanya memutar bola mataku.

"Yaudah kak, aku berangkat ya nanti keburu telat. Assalamualaikum" pamit ku dan langsung mencin punggung tangan milik Kak Lidia yang diikuti oleh Latifah juga.

"Iya, Waalaikumussalam"

Aku dan Latifah keluar rumah Kak Lidia kemudian menaikkan sepeda motor milik Latifah. Sepeda motor milik Latifah sudah berjalan meninggalkan perkarangan milik Kak Lidia.

Keadaan jalan saat ini tidak begitu ramai terlebih hari ini masih pagi jadi membuat kami cepat sampai ketempat tujuan. Tidak butuh waktu lama ketempat kediaman Riani dan saat ini kami telah sampai di tempat tujuan.

Sudah banyak orang-orang yang sedang merapihkan meja dan kursi untuk acara pernikahan Riani. Langsung saja kami masuk ke rumah Riani, didalam juga sudah banyak saudaranya yang sibuk mempersiapkan semuanya.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang