Part 37

296 26 6
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

.

.

Happy reading

========== o0o ==========


Sinar matahari pagi masuk kedalam kamar ku. Aku yang sedang duduk di bangku yang ada di balkon depan kamar ku sambil menikmati secangkir teh dan roti panggang yang aku buat untuk sarapan pagi ini. Pagi ini aku tidak kerja karena hari ini diliburkan. Aku senang bisa beristirahat di rumah. Sesekali aku seruput teh angat yang aku buat.

Tak sengaja aku menatap benda yang melingkar dipergelangan tangan ku – gelang tasbih pemberian Mas Bilal. Aku jadi merindukannya. Bagaimana dengan keadaan dia sekarang? Apa sudah menikah dengan Mba Reski?

Sedikit aku belum bisa merelakan dia dengan yang lain. Aku masih menunggunya. Gelang tasbih ini menjadi saksinya untuk kehadiran dia kembali dalam hidup ku. Sebelum dia pergi, dia memberikan gelang tasbih ini seperti isyarat bahwa dia akan temui aku lagi. Apa ini jawaban dari semuanya yang selama ini aku pikirkan?

"Hai, ngelamun aja" ucap seseorang yang membuat aku tersadar dari lamunan. Aku menoleh pada orang yang tadi menyadarkan ku. Aku hanya diam meresponnya. Kemudian orang itu berjalan duduk di bangku samping kiri ku.

"Padahal kakak udah panggil kamu loh dari tadi" dia adalah Kak Lidia yang sudah berada disampingku.

"Masa si kak, kok aku gak dengar ya?" tanya ku.

Ku liat Kak Lidia memutar bola matanya "Iya jelas gak dengar orang kamu lagi ngelamun" cibirnya.

Aku terkekeh "Maaf kak"

"Emang lagi lamunin apa si Sella?"

"Gak lamunin apa-apa kok kak"

"Bohong ya"

"Ya gitu deh kak, ada lah sesuatu yang mengganggu pikiran ku"

"Mau cerita sama kak?" tawar Kak Lidia.

"Maaf kak aku belum bisa ceritakan sekarang ke kakak" lirih ku.

"Iya gak apa-apa itu hak kamu. Jika nanti ingin cerita temui kakak saja. Kakak siap untuk dengarin cerita kamu" ujar Kak Lidia seraya tersenyum hangat kepada ku.

"Terima kasih kak" aku pun membalas senyum Kak Lidia. Setelahnya hening aku maupun Kak Lidia diam sambil menikmati pagi yang cerah disertakan angin yang tidak terlalu kencang.

Aku melirik sebentar ke Kak Lidia lalu bertanya "Kakak gak kerja?" aku bingung biasanya pagi-pagi Kak Lidia sudah rapi untuk berangkat ke kantor tetapi sekarang dia belum siap-siap dan masih menggunakan dasternya.

"Nanti siang kakak baru ke kantor" jawabnya sambil menatap lurus ke depan tanpa menoleh ku.

Aku hanya mengangguk kecil.

Kak Lidia menoleh ke aku "Ohh ya tar Kak Lia akan kesini, mungkin sekitar jam sepuluh" kata Kak Lidia.

"Ngapain kak? Tumben Kak Lia main kesini" ujar ku.

"Iya dia mau main saja sama Kamilah"

"Mau masak apa kak hari ini?"

"Ayam suwir bumbu merah dan cumi saus tiram"

"Waahh... mantap tuh kak" sahut ku sambil membayangkan dua menu makanan itu untuk dimakan.

"Hehehe... iya dong" balas Kak Lidia sambil tertawa renyah.

"Jadi gak sabar pengen makan" kata ku penuh semangat.

"Atuh dimasak dulu dek baru dimakan" balas Kak Lidia, aku terkekeh mendengarnya.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang