Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️=============== o0o ===============
Cukup hari ini saja kamu buat aku kecewa. Tidak untuk hari berikutnya, kamu buat hari esok sangat berarti untuk ku dan menjadi kenangan yang indah untuk ku. -Marsella Az-Zahra-
"Kamu kenapa lihatin dia serius banget?"
Suara barito yang akhir-akhir ini aku kenal suaranya. Aku terdiam, lalu aku langsung membelalakkan mataku sempurna saat orang itu bertanya padaku dan tau saja kalau aku melihatkan wanita tersebut. Nada bicaranya sangat dingin dan wajahnya datar.
"Eng-engak ko" elak ku. Aku tak berani menatap wajah lelaki tersebut. Wajahnya datar tidak seperti biasa saat bertemu dengan ku. Wajah yang biasa kalau bertemu dengan ku selalu tersenyum dan ramah, sekarang berbeda 180° tidak seperti sikap dia biasanya. Seketika tubuhku menegang dan kaku.
"Jangan bohong!" Suara bentakan pelan dari lelaki tersebut. Dia adalah Mas Bilal. Sungguh aku merasa kecewa tidak menyangka kalau dirinya tadi baru saja membentak ku. Aku semakin menundukkan kepala ku. Sekujur tubuh ku mematung, mulut ku ingin berucap tapi tak bisa malah semakin rapat bibirku.
"Kenapa diam?" Aku dari tadi hanya diam tidak berani menjawab pertanyaannya. Serasa aku ini bisu seketika yang tidak bisa bicara lagi. Saat itu juga mata aku mulai berkaca-kaca, beruntung aku pakai kacamata dan nunduk sehingga dia tidak melihat mata ku. Aku membenarkan posisi kacamata ku yang tertengger di hifung ku dan menutup mata sebentar kemudian menghembuskan nafas pelan. Aku tidak boleh memperlihatkan hati ku yang sesak serta tidak ingin memperlihatkan kesedihan ku.
"Iy-iyaa tadi sa-saya li-lihatin dii-aa, kenapa salah?" Akhirnya aku memberanikan diri untuk bicara dengannya walaupun sedikit gugup.
Kenapa dia nanyanya seperti itu. Apa dia tau kalau aku gak suka dengan wanita itu? Apa cara ku melihatnya sudah menjelaskan kalau aku beneran tidak suka dengannya sampai dia tau aku memandangin wanita tersebut dengan raut wajah yang tidak suka, batin ku.
"Salah karena kamu lihatin dia dengan wajah sedikit tidak suka" ujarnya membuat aku semakin emosi.
"Emang dia punya salah apa dengan kamu? Sampai kamu lihatin dia seperti itu?" Lanjutnya yang masih menatap wajah ku dengan serius.
Dia membela wanita itu didepan aku. Jelas sekali kalau dia suka dengan wanita itu, ucapku dalam hati. Merasa hati ini tertusuk oleh beribu jarum. Sakit. Jelas karena orang yang aku kagumi membela wanita lain dihadapan aku sampai membentak aku. Tak habis pikir dengannya sampai beraninya membentak aku seperti itu. Ingin rasanya musna dari hadapannya sekarang juga tapi nyatanya aku harus tetap disini sampai besok. Aku menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya pelan.
"Dia tidak punya salah sama saya Mas. Maaf kalau cara saya melihatnya terlihat tidak suka. Saya tidak melakukan itu lagi Mas" ucap ku tapi masih tidak berani menatap wajahnya. Berpikir sejenak atas apa yang aku ucapkan tadi. Lima detik kemudian aku tersadar dengan apa yang aku ucapkan tadi bahwa aku meminta maaf padanya. Bodoh banget si aku kenapa harus minta maaf dengannya hanya karena wanita tersebut. Aku menepis semua pikiran itu sudah terlanjur mau dia apakan lagi omongan tidak bisa ditarik lagi.
"Bagus. Saya maafkan lain kali jangan seperti itu tidak baik sikap kamu seperti itu. Terlebih kamu belum mengenalnya. Mungkin wajahnya terlihat jutek tapi dia gak jutek ko seperti apa yang kamu lihat. Dia orangnya baik, sopan, dan ramah juga" ucapnya mendeskripsikan wanita tersebut lalu kemudian wajahnya kembali ramah sepeti biasa. Mendengar itu semua hati ku semakin hancur dia sedang memuji wanita lain dihadapan ku. Apa dia tidak berpikir dulu sebelum berucap? ada hati yang tergores atas ucapannya harusnya aku sadar atas kenyataan yang diterima hari ini bahwa dia menyukai wanita lain bukan diriku. Apa memang ini saatnya aku untuk mengikhlaskan perasaan ku? Apa ini memang saatnya aku mengubur dan melupakan perasaan ku kepada dia?
Setelah dia meninggalkan pernyataan yang terus ada dipikiran ku. Kini dia kembali ke ruangannya sebelum dia keluar sempat ngobrol dengan wanita itu sebentar. Aku segera berdiri ingin ke toilet. Kalau saja ini di rumah aku pasti sudah menangis di kamar. Karena merasakan sesak dijantung ku.💙💙💙
Jam menunjukan pukul 17.00 waktunya para pegawai yang bekerja di kantor ini untuk pulang. Tidak semua pegawai pulang ada beberapa diantaranya yang harus tetap di kantor untuk lembur. Tidak hanya pegawai yang pulang aku dan teman-teman yang melakukan penelitian disini pun sama kembali ke rumah masing-masing.
"Kak aku duluan ya" pamit Arya bersama temannya, aku pun mengangguk.
"Iya hati-hati di jalan ya kalian" ucap ku seraya tersenyum ke mereka. Sepeninggalan Arya dan teman-temannya, aku dan Salma berjalan menuju parkiran. Aku menunggu Salma sedang mengambil motornya dipinggir parkiran. Saat aku melihat sekitar parkiran yang ramai tak sengaja aku melihat seorang wanita dan lelaki sedang berbincang dari sebrang gedung yang tak jauh dari parkiran. Wanita itu adalah Kak Reski sedangkan lelaki nya adalah Mas Bilal. Terlihat dari jauh aku memandangnya sepertinya mereka akrab sekali. Ada rasa cemburu yang kini melanda ku. Aku kubur semua perasaan cemburu itu karena tak pantas merasakan itu."Marsella" panggil Salma yang menyadarkan aku dari pandangan yang tak enak aku lihat mungkin hanya membuat perasaan aku sakit.
"Ehh.. iya Salma" ucap ku.
"Ayo naik kita pulang" ujar Salma.
"Iya Salma" aku langsung naik ke motor Salma. Sebelum aku naik motor aku melihat Mas Bilal sebentar yang masih berbincang dengan Kak Reski.
Setelah sampai di pos satpam Salma membunyikan klakson ke Pak Ujang. "Pak kami pulang ya" ucap Salma. Aku pun tersenyum kearah Pak Ujang. "Iya neng hati-hati dijalan ya awas tar digodain sama abang ojek pengkolan" ujar Pak Ujang sambil terkekeh.
"Jiah gak ada yang bagusan dikit gitu pak yang godain kami" sahutku lalu mengerucutkan bibirku.
"Yaudah tar digodain sama abang tukang parkir yang deket kereta" ucap Pak Ujang lalu tertawa.
"Haha gak ada yang baguslah pak. Yaudah kami pulang ya pak jangan kangen sama saya" ucapku sambil terkekeh sedangkan Salma memutar bola matanya.
"Siapa juga yang kangen sama kamu" itu suara Salma yang terdengar tidak suka atas ucapan ku.
"Pak Ujang lah yang kangen sama aku. Ya gak pak?" Tanya ku sambil menaik turunkan alis ku.
"Iya dong bapak selalu kangen sama neng Marsella"
"Tuh dengar Pak Ujang selalu kangen sama aku, wllee" ujarku menjulurkan lidahku ke Salma.
"Yaudah ayo pulang, ribet lama-lama ngomong sama kamu"
"Ahh gak asik baru mau ngobrol lagi sama Pak Ujang"
"Besok lagi aja sekarang udah sore. Pak kami pulang ya sampai jumpa besok lagi" pamit Salma lagi.
Setelah berpamitan dan mengucapkan salam ke Pak Ujang motor Salma kini meninggalkan perkarangan kantor tersebut. Tadi saat istirahat Salma sempat menanyakan hal yang terjadi aku dengan Mas Bilal tadi pagi. Aku menceritakan semua yang terjadi kepada Salma. Tapi tidak menceritakan bahwa aku memiliki perasaan ke Mas Bilal. Aku tidak ingin Salma tau tentang perasaan aku. Cukup aku, Riani, Latifah dan Allah yang tau perasaan aku ke dia. Kenapa aku tidak ingin kasih tau Salma takutnya dia bilang ke Mas Bilal bahwa aku mengagumi Mas Bilal. Aku juga tidak ingin Mas Bilal tau tentang perasaan aku, cukup aku mengaguminya dalam diam.
=============== o0o ===============
Assalamualaikum sahabat wattpad ku 😘
.
.
Gimana perasaannya setelah ceritanya aku gantung?wkwk sengaja buat ceritanya gantung biar kalian pada penasaran.
.
Maaf baru update lagi soalnya lagi gak dapat ide wkwk
.
Semoga ceritanya suka ya. Jangan lupa vote dan koment cerita aku.😊
.
Semoga kita selalu diberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Aamiin.😊
.Senin, 16 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)
Non-FictionSeorang wanita yang selalu setia menunggu lelaki yang dia kagumi, meyakini bahwa lelaki yang dia kagumi adalah jodohnya. Seberapa lama dia menunggu tak akan jadi masalah untuknya, karenanya dia tidak akan berhenti untuk menunggu sampai menemukan tit...