Part 35

265 25 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

========== o0o ==========


Satu minggu kemudian....

Siang hari ini aku makan siang bareng sama Linda. Semenjak aku tinggal di bandung mmebuat aku semakin akrab dengan Linda. Kami suka berbagi cerita, saling minta pendapat tentang kerjaan, dan juga saling mengingatkan kebaikan. Seperti layaknya seorang sahabat. Tetapi aku mengagap Linda hanya teman saja bukan sahabat, entah kenapa aku belum merasa terbuka banget saat dengan Linda tidak seperti saat aku bersama Latifah dan Riani.

Diluar sana sedang hujan yang membuat cuaca jadi mendung. Dengan datangnya hujan di kota bandung membuat suasana semakin dingin hal itu membuat aku ingin makan yang anget-anget.

"Kamu mau makan apa Mar?" tanya Linda saat sampai di cafe yang ada dekat kerjaan ku.

"Makan soto kayanya enak nih" jawabku sambil membayangkan soto yang masih panas dikasih sambal yang banyak, jadi gak sabar untuk memakannya.

"Yaudah aku pesan dulu ya makanannya. Minumnya apa?"

"Teh anget aja ya" Linda menganggukan kepalanya lalu kemudian jalan ke stand makanan yang berjualan soto.

Sambil menunggu makanan aku melihat kearah jendala, disana aku diseguhkan pandangan yang sangat indah. Pemandangan perkebunan yang berwarna hijau yang membuat mata menjadi segar melihatnya. Suasana ini sangat berbeda saat di jakarta, kalau di jakarta yang dilihat selalu gedung-gedung tinggi. Mesti aku tinggal di perkotaan tapi udara disini sangat sejuk, sepertinya aku betah tinggal disini.

Tak terasa Linda sudah datang dengan makanan dan minumana yang kami berdua pesan. Langsung saja aku makan soto yang masih anget-angetnya terlihat dari kuahnya yang masih mengeluarkan asap. aku makan soto itu dengan hikmat sehingga tanpa aku sadari dengan cepat aku sudah menghabiskan soto itu dalam waktu yang cukup singkat.

"Mar, kamu lapar banget ya?" tanya Linda disela makannya.

Aku menampilkan sederet gigi ku "Hehe iya nih udah gitu sotonya juga enak banget ditambah cakung seperti makin nikmat" jawabku terkekeh, Linda pun ikut terkekeh mendengar jawabku.

Selesai menghabiskan makanan kami pun kembali ke tempat kerja. Dipertengahan jalan ponselku berdering yang menandakan ada sebuah panggilan masuk. Ku ambil ponsel dari pouch yang ku bawa. Dilayar ponsel tertera nomor tidak ku kenal, aku mengerutkan kening dalam-dalam berpikir 'nomor siapa ini?' tanpa memikir terlalu lama lebih baik aku mengangkat panggilan itu.

"Aku angkat telepon dulu ya, kamu duluan aja Lin" kata ku yang masih menggenggam ponselku.

"Baiklah aku duluan ya"

Aku hanya merespon dengan ancungan jempol serta senyuman kecil. Langsung saja aku menggeser layarnya ke warna hijau.

"Assalamualaikum" aku mengawali percakapan dengan salam.

"Waalaikumussalam" terdengar suara pria menjawab salam ku.

"Maaf ini siapa ya?"

"Ini saya Budiman. Korban kecelakaan yang seminggu lalu yang kamu tolongi. Kamu Sella kan?"

"Iya saya Sella pak. Bapak gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah sudah sehat. Kamu gimana kabarnya nak Sella?"

"Alhamdulillah kalau bapak sudah sehat. Saya Alhamdulillah sehat juga pak" terdengar helaan nafas disebrang sana.

"Nak Sella boleh saya tau rumah kamu dimana?" aku mendengar pertanyaan itu sedikit kaget tetapi setelahnya aku menetralkan kembali perasaan ku.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang