Part 22

284 22 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

========== o0o ==========

Kebersamaan keluarga adalah paling utama dalam hidupku.


"Sella, kamu aduk dulu sotonya. Kakak liat dulu siapa yang datang" aku hanya mengangguk kepala ku sebagai jawabannya. Kak Lia langsung meninggalkan aku dan membuka pintu. Karena tadi ada yang mengetuk pintu rumah.

Aku pun kembali mengaduk kuah soto. Hari ini aku bantu memasak karena akan kedatangan kakak-kakak ku. Berhubung nanti adalah malam tahun baru jadi semua berkumpul di rumah Kak Lia. Itu adalah tradisi keluarga kami untuk selalu berkumpul saat malam tahun baru dan mengadakan syukuran.

Saat aku sedang asik memasak ada yang menepuk bahu ku yang membuatku kaget.

"Biasa aja kali gak usah kaget gitu" kata seseorang yang sekarang ada dibelakang ku. Aku pun menoleh kearahnya.

"Abanggg..." aku langsung memeluk orang tersebut. Dia adalah Bang Andi.

Pllanggg

"Dek itu centong sayurnya jatuh tuh. Kamu peluk abang sampai centong kamu buang gitu aja" aku melepaskan pelukanku dan menampakkan wajah cengengesan.

"Hehe abis aku kangen sama abang" Bang Andi mengambil centong sayur yang tadi jatuh.

"Kamu ada-ada aja dek" katanya sambil mengelus puncak kepala ku. Aku tersenyum lalu melanjutkan aktivitas ku yang tertunda karena kedatangan Bang Andi yang tiba-tiba membuat ku kaget.

💙💙💙

Pukul 10.00 semua sudah berkumpul di ruang tamu. Mereka semua adalah kakak ku, kakak ipar ku dan juga keponakan ku. Kami semua sedang duduk sambil bercakap sesekali Bang Andi membuat leluconan yang membuat kami semua tertawa.

Alhamdulillah, Allah masih kasih aku nikmat yang luar biasa yaitu nikmat dapat berkumpul bersama dengan keluarga ku. Meskipun kedua orangtuaku sudah dipanggil oleh Allah SWT tapi tidak menjadi suatu hambatan kami untuk bersilahturahmi. Aku merasa sedih karena orangtuaku tidak dapat berkumpul seperti biasanya. Tapi disatu sisi aku merasa senang karena masih punya keluarga yang akur dan selalu menjaga silaturahmi.

Aku tersenyum melihat mereka yang berkumpul bersama disatu atap ini. Aku tak ingin meninggalkan momen yang bahagia ini. Aku ambil ponsel ku dan lalu membidik mereka yang sedang tertawa. Anggap saja foto candid ala Marsella. Hehehe.

"Sella" aku yang sedang asik melihat hasil bidik ku merasa ada yang manggil aku. Ku alihkan pandangan ku.

"Iya bang" sahut ku. Semua pada menatap ku.

"Diem-diem bae, ngopi lah ngopi" ucap Bang Andi tidak jelas.

"Apa si bang gak jelas" ujar ku malas.

"Bae-bae tar diem-diem kecepirit lagi" semua yang ada disitu tertawa karena ucapan dari Bang Andi. Aku mengerucutkan bibirku.

"Mulai deh jahilin aku"

"Makanya kalau gak mau dijahilin cari suami dong biar ada yang belain dan gak diem aje" aku memutar bola mata dan melipat kedua tangan dibawah dada. Semua kakak ku sudah berumah tangga jadi tinggal aku yang belum menikah. Makanya Bang Andi tuh demen banget jahilin aku suruh cari suami mulu.

"Emang nyari suami gampang apa?" tanya ku sedikit kesal.

"Gampang tar abang jodohin sama kang cendol yang dekat madrasah, mau gak?" tanya Bang Andi sambil terkekeh.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang