Part 8

431 29 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

=============== o0o ===============

"Hai.. kalian kenapa masih senyum si emang ada yang aneh dari aku apa?" aku mengerutkan keningku. Masih belum ada yang jawab.

"Hemm..." Deheman berat seorang lelaki.

Posisi aku membelakangi orang tersebut sehingga aku tidak melihat siapa yang datang, setelah diam beberapa detik aku langsung menoleh kebelakang melihat seorang lelaki.

Degh

Dia , gumam ku yang mungkin masih terdengar oleh Salma dan yang lainnya.

Lelaki itu datang lagi dan sekarang ada di samping kursi yang aku tempati, mata kami saling menatap satu sama lain. Sepuluh detik kami bertatapan dan belum ada yang bicara.

Kenapa setiap ketemu dengannya hati ku jadi deg-degan gini si, batin ku. Setelah bertatapan aku langsung memberikan senyuman manis untuknya.

"Hai... Asik banget bicaranya" kata lelaki itu yang ada dihadapan ku sambil tersenyum kepada kami bertiga.

"Eh.. iya ini Pak" ucapku agak gugup.

"Ohh ya kenalin nama saya Muhammad Bilal Hafizh Attaillah" kata lelaki yang ada dihadapan ku tanpa menjabat tangannya seperti orang yang baru berkenalan, mungkin karena dia tidak ingin bersentuhan dengan wanita.

"Nama kamu siapa?" tanya lelaki tersebut kepada ku. Aku masih melamun sambil menatap wajah lelaki itu.

"Hmm" lelaki itu berdehem langsung saja aku tersadar.

"Nanya ke saya Pak?" tanya aku sambil menunjuk diriku.

"Ya saya kan lagi menatap kamu, bukan menatap mereka berdua" kata lelaki tersebut.

"Nama saya Marsella Az-Zahra" ucap ku, lalu lelaki itu tersenyum kecil.

"Kalau kamu?" tanya lelaki itu beralih menatap ke Salma.

"Saya Salma Maulida Pak" jawab Salma memperkenalkan dirinya serta memberikan senyuman kepada lelaki itu. Lalu lelaki itu beralih menatap Arya.

"Kamu siswi PKL baru disini ya?" tanya nya.

"Iya Pak" jawab Arya.

"Nama kamu siapa?" tanya nya lagi.

"Nama saya Aryani Melissa" jawab Arya sambil tersenyum. Sehabis kenalan lelaki tersebut langsung pergi dan menghilang begitu saja.

Datang tiba-tiba, pergi gak pamitan lagi, untung aja ganteng dan manis coba kalau gak mah pengen dijitak aja rasanya, gumam ku. Aku masih menatap punggung lelaki tersebut yang semakin jauh dari ku.

💙💙💙

Kini waktunya istirahat aku dan Salma menuju ke musholla yang ada di belakang kantor. Sesampainya di musholla aku langsung ke toilet ingin buang air kecil, kebetulan tempat wudhu saat ini ramai dan anteri. Dari pada aku ngantri mending aku ke toilet dulu.

Selesai buang air kecil aku berwudhu, saat ini tempat wudhu sudah agak sepi. Salma sudah ninggalin aku, dia masuk ke musholla duluan. Selesai aku berwudhu aku tak sengaja melihat lelaki itu ingin masuk ke musholla, sebelum masuk ke musholla dia berhenti di depan pintu dan menatap aku yang sedang memperhatikan dia. Lelaki itu melemparkan senyum kecilnya ke aku.

Ya ampun , dia senyum ke aku, batin ku. Melihat dirinya senyum rasanya hati ini berbunga-bunga. Aku pun membalas senyumnya, lalu lelaki itu masuk ke musholla dan aku sedangkan aku masih berdiri memandang punggung lelaki tersebut dari balik jendela musholla.

Setelah selesai menunaikan ibadah sholat, kini aku dan Salma masuk ke kantor. Lalu kembali melakukan pemeriksaan data-data penelitian. Saat sedang serius dengan data-data penelitian ada seseorang orang menghampiri meja kerja kami.

"Assalamualaikum" ucap seseorang yang ada di belakang kami. Aku dan Salma merubah posisi duduk jadi menghadap ke belakang dengan memutar kursi yang kami duduki.

"Waalaikumussalam Pak" jawab kami bersamaan. Seseorang yang ada dihadapan kami sekarang itu Pak Tholib, pegawai yang ditugaskan untuk membina mahasiswa yang sedang melakukan penelitian seperti aku dengan Salma.

"Bagaimana penelitian kalian di kantor ini? Apa ada kendala?" tanya Pak Tholib.

"Alhamdulillah untuk saat ini penelitian kami berjalan dengan lancar Pak tidak ada kendala sedikit pun" jawab ku lalu tersenyum ke Pak Tholib.

"Syukur Alhamdulillah kalau berjalan lancar, kalau nanti ada kendala masalah data atau yang lainnya bisa minta bantu ke saya ya" ujar Pak Tholib.

"Siap Pak" ucap Salma.

"Ohh ya kita belum sempat berkenalan ya?" tanya Pak Tholib. Memang benar kami belum sempat berkenalan, meskipun aku sudah tau namanya dari Pak Ikhwan tapi secara langsung kami belum berkenalan.

"Hehe iya belum Pak" kata ku sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi ku.

"Nama kamu siapa?" tanya Pak Tholib kepada ku.

"Nama saya Marsella Az-Zahra Pak" ucapku.

"Kalau kamu?" tanya Pak Tholib kepada Salma.

"Nama saya Salma Maulida Pak" ucap Salma sambil tersenyum.

"Kalian pasti sudah tahu kan nama saya?" tanya Pak Tholib sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Ya tau dong Pak, namanya Pak Tholib kan?" kata ku memperagakan seperti Pak Tholib lakukan yaitu menaik turunkan kedua alis ku.

"Iya benar nama saya Tholib" jawabnya sambil terkekeh.

"Jangan panggil Pak ya panggil saya Mas aja" lanjutnya. Memang si Pak Tholib itu belum kelihatan tua mungkin usianya empat tahun diatas aku.

"Kenapa emang Pak?" tanya Salma yang terasa heran dengan ucapan Pak Tholib.

"Ya karena saya belum nikah dan belum punya anak" jawabnya.

Ya ampun sampai dikasih tau belum nikahnya loh, kaya kode banget dah, batin ku.

"Ohh gitu ya Pak. Tapi saya lebih enak manggil Bapak ya Bapak dari pada Mas. Karena lebih cocok aja gitu" ujar Salma yang membuat ku terkekeh atas perkataannya. Rasanya ingin tertawa tapi takut dosa karena yang dihadapan kami orang yang lebih tua.

"Yaudah terserah kalian saja" ucap Pak Tholib. Tidak hanya berkenalan saja Pak Tholib menanyakan hal lainnya seperti tinggal dimana, asal dari daerah mana dan lain sebagainya, disela-sela perbincangan kami ada candaan yang diberikan oleh Pak Tholib. Kami terlalu asik dengan perbincangan sampai waktu tak terasa sudah pukul 15.00, waktu sudah memasukin adzan ashar.

"Sudah adzan, sebaiknya kita ke musholla melaksanakan sholat berjamaah" ujar Pak Tholib.

"Baik Pak" ucap Salma, kami pun segera ke musholla melaksanakan sholat berjamaah, untung saja saat ini tempat wudhu tidak mengantri jadi langsung saja aku mengambil air wudhu. Setelah selesai wudhu aku curi-curi pandang ke tempat wudhu lelaki, aku mencari sosok lelaki itu tapi nyatanya nihil mungkin saja dirinya masih banyak pekerjaan yang harus segera dikerjakan. Aku pun langsung bergegas masuk ke dalam musholla karena sebentar lagi sholat akan dimulai.

=============== o0o ===============

Assalamualaikum sahabat wattpad ku 😘
.
.
Alhamdulillah akhirnya aku update lagi, semoga kalian gak bosen ya sama cerita aku yang masih kaku. Maaf keun kalau ada salah dalam penempatan kata atau ada typo.🙂
.
.
Jangan lupa untuk vote dan koment cerita aku🤗
.
.
Salam manis dari yang manis 😁😎
.
.

Selasa, 24 Desember 2019

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang