Part 38

302 23 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

.

.

Happy reading...


 ========== o0o ==========


"Jadi Mas Bilal anaknya Pak Budiman" ucapku pelan sambil menatapnya.


Aku dan lelaki yang duduk disamping Pak Budiman masih saling memandang, tak ada kata yang terucap dari bibir kami berdua. Yang kami lakukan hanya diam, seakan kami tak percaya bisa bertemu lagi.

"Mas Bilal" panggil ku membuat sang punya nama sedikit tersentak.

"Em-iya" jawabnya seraya tersenyum pada ku.

"Mas Bilal ngapain kesini?" aku menanyakan hal itu untuk memastikan apa benar Mas Bilal ini anak dari Pak Budiman.

"Saya-" belum selesai menjawab pertanyaan dari ku Kak Lia sudah mendahului ucapannya.

"Kok kamu nanya gitu, gak sopan banget ya kamu!" kata Kak Lia.

"Maaf kak" ujarku seraya menundukan kepala.

Salah jika aku ingin tau maksud Mas Bilal datang kesini. Ini sangat tidak aku percaya bahwa lelaki yang menggunakan kemeja navy itu lebih tepatnya Mas Bilal, orang yang aku nantikan kehadirannya dalam hidup ku kini ada dihadapan ku sekarang.

"Kalian saling mengenal?" tanya istri Pak Budiman sangat senang terdengar dari nada suaranya, pertanyaan itu diberikan kepada aku dan Mas Bilal.

Aku mendongakkan kepala lantas menatap kearah istri Pak Budiman.

"Iya umi, saya sama Sella sudah saling mengenal. Dia ini mahasiswa yang pernah magang dikantor Bilal. Saya juga tidak tau jika Abi dan Umi akan memperkenalkan saya dengan Sella. Saya kira Sella yang lain" jelas Mas Bilal sambil terkekeh diakhir kalimatnya.

Penjelasan diakhir kalimat yang diucapkan Mas Bilal membuat aku cemburut tak suka.

Dia pikir Sella yang mana, batin ku.

"Syukurlah jika kalian sudah saling mengenal satu sama lain jadi mudah untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Abi juga tidak menyangka kalau kalian sudah saling mengenal" Pak Budiman menatap ku dan Mas Bilal secara bergantian dan sesekali melempar senyumnya. "Untuk mempersingkat waktu lebih baik kita memulai acara lamaran ini" lanjut Pak Budiman.

Acara lamaran pun dimulai, acara yang hanya dihadiri dari pihak keluarga ku dan kedua orang tua Mas Bilal. Lamaran ini tidak mengundang banyak orang karena lamaran ini juga terbilang sangat mendadak.

Hari ini sangat sulit aku depresikan. Kejutan yang Allah berikan kepada sangat membuat aku tidak menyangka akan dipertemukan kembali atau yang sebentar lagi akan menyatukan, jika Allah menghendaki.

Entah perasaan ku hari ini bercampur menjadi satu yang jelas aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah sang pemilik cinta. Doa yang ku panjatkan sepertiga malam ku ini kini Allah kabulkan di hari ini. Waktu menunggu ku untuk Mas Bilal tak sia-sia bahwa membawa kebahagian untuk ku.

Sambutan demi sambutan baik dari keluarga ku maupun keluarga Mas Bilal sudah disampaikan kini saatnya acara tukar cincin untuk ku dan Mas Bilal. Acara puncak ini sangat membuat jantungku berdebar kencang. Seluruh badanku mendadak jadi panas dingin.

Aku bangun dari duduk saat Bang Andi menyuruh ku dipasangkan cincin itu kejemariku. Istri Pak Budiman menghampiri ku lalu berdiri dihadapanku. Dia membukan sebuah kotak cincin yang terdapat dua buah cincin didalamnya. Diambilnya cincin itu lalu menatap ku mengisyaratkan supaya aku mengulurkan jemariku dihadapannya, aku yang mengerti maksudnya langsung saja mengarahkan jemariku di hadapannya.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang