Part 34

237 23 0
                                    

Bismillahirahmanirahim

.

.

.

Happy Reading


========== o0o ==========


Hari ini aku kembali ke aktivitas ku, kerja. Dan seperti biasa Latifah sudah menunggu ku di depan halaman rumah Kak Lidia. Tak ingin membuat Latifah menunggu lama aku segera keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Tidak seperti biasa saat aku ingin berangkat kerja selalu ada Kak Lidia dan suaminya di meja makan. Saat ini Kak Lidia beserta suaminya sedang ada tugas diluar kota alhasil pagi ini rumah serasa sepi.

Sebelum keluar dari rumah, ku ambil bekal untuk makan siang ku di dapur yang sudah ku persiapkan. Aku memastikan semua barang bawaan agar tidak ada yang tertinggal. Setelahnya aku keluar dan tak lupa untuk mengunci pintunya.

"Assalamu'alaikum Latifah" sapa ku seraya melempar senyum pada Latifah yang sedang duduk diatas kuda besi miliknya.

"Wa'alaikumussalam Marsela" balas Latifah sambil tersenyum.

Selesai mengunci pintu dan menutup gerbang, aku berjalan menghampiri Latifah.

"Yuk berangkat" ajak ku saat sudah rapih memakai helm. Latifah hanya menganggukan kepalanya saja lalu menyalahkan kuda besinya dan langsung menggas kuda besi tersebut dengan kecepatan sedang.

Diperjalanan menuju kantor tidak butuh waktu lama karena hari ini jalan tidak begitu padat dengan kendaraan sehingga aku dan Latifah kini sudah sampai kantor.

Ohh, ya untuk ucapan yang disampaikan oleh Bang Andi kemarin itu tidak benar ya. Dia tidak ingin menjodohkan aku, bisa dia hanya menjaili aku. Disaat kemarin pada serius dengan ucapan dari Bang Andi, dia dengan seenaknya tertawa ngakak yang membuat situasi yang tadinya serius menjadi riuh karena ulahnya Bang Andi.

Dia tertawa karena melihat wajah aku yang tegang mendengar ucapannya. Aku syok dong dengan ucapannya, siapa yang tidak syok jika ingin dijodohkan. Sumpah aku dibuat kesel serta jengkel atas kejahilan yang dibuat oleh Bang Andi.

Sejujurnya aku tidak ingin dijodohkan dengan siapa pun yang bukan orang yang aku cintai. Saat ini aku masih kesel dan ngambek sama Bang Andi. Dari semalam Bang Andi meminta maaf sama aku tetapi hiraukan itu, aku sudah terlanjur kesel dibuatnya.

"Assalamualaikum, pagi semua" sapa aku kepada orang-orang yang satu ruangan dengan ku dan Latifah.

"Wa'alaikumussalam" balas seisi ruangan secara bersamaan.

"Tumben udah datang" celetuk Ida dengan nada yang tidak enak didengar.

"Masih pagi udah nyinyir aja tuh mulut!!" sahut Yeni – teman kerja ku.

Aku dan Latifah saling menatap kemudian mengulas senyum menanggapi ucapan dari Ida orang yang tidak suka dengan aku dan Latifah.

"Iya tadi jalanan tidak begitu padat makanya bisa cepat sampai" ujar Latifah tenang.

Seseorang yang tidak suka dengan kita, jangan dibalas dengan sikap yang sama tetapi kita harus membalasnya dengan tenang dan selalu bertutur kata dengan baik.

Seperti halnya kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan, tetapi kejahatan cukup dibalas dengan kebaikan. Itu lah yang dianjurkan oleh Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.

Aku dan Latifah langsung ke meja masing-masing. Sudah tidak ada omongan yang kurang enak didengar dari mulut pedasnya - Ida, ku lihat dia sedang berkomat kamit yang tidak terdengar oleh siapa pun sambil melanjutkan sarapannya.

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang