Part 17

287 21 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

=============== o0o ===============

Maafkan aku diam-diam mengagumi mu  - Marsella Az-Zahra

Hari ini aku tidak kuliah karena dosen aku sedang ada urusan. Jadi sekarang aku di rumah sambil mengerjakan skripsi. Sekarang aku benar-benar sibuk dengan tugas akhir ku. Mumet si tapi semua harus aku jalanin demi masa depan ku. Lima jam bergulat dengan tugas kuliah ku akhirnya beberapa tugas sudah terselesaikan. Sekarang membaringkan tubuhku ke kasur, lelah sekali abis ngerjain tugas untuk saja aku kuliah tidak sambil kerja. Jika sambil kerja bisa susah membagi waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah dan waktu kerja.

Aku raih ponsel ku yang ada di nakas samping ranjang kasur ku. Aku menyalahkan data internet kemudian buka chat hanya dari grup teman kamu tapi tidak aku baca. Lalu kemudian aku buka Instagram, aku stalking akunnya Mas Bilal. Ternyata dia dia membuat story, aku melihat itu senang banget. Entah apa yang membuat aku senang padahal hanya kata-kata bukan, itu bukan buat aku ya. Kalian jangan ngira kalau kata-kata itu buat aku hanya dia buat story untuk semua wanita.

Aku tuh senang saja kalau dia buat story nya. Setiap hari aku ada kerjaan baru yaitu stalking akun Instagram nya Mas Bilal. Bahkan aku punya nomor handphone nya tapi tidak pernah kirim pesan ke dia karena ingin basa basi, aku tau batasannya mungkin seorang Mas Bilal jarang untuk chattingan dengan wanita selain yang dia kenal. Jadi aku hanya simpan saja nomornya. Kalau kalian pengen tau aku dapat dari mana nomor HP nya, itu semua aku dapat dari Instagram nya. Dia menyantumkan nomor HP-nya di bio Instagram nya.

Hari demi hari semenjak aku melakukan penelitian dan mengenal Mas Bilal, diam-diam aku sering melihatnya dari kejauhan. Entah dia sedang berbicara dengan rekan kerjanya atau sedang sering bekerja. Saat aku ke toilet selalu melihat keruangan beliau dari balik jendela ruangan beliau. Itu lah salah satu alasan kenapa aku sering ke toilet yaitu ingin melihat dia di ruangannya. Jika dia tidak ada di ruangannya aku merasa galau karena aku kira dia tidak kerja. Sehari aku tidak melihat wajahnya saja perasaan aku jadi gelisah, gak tau apa yang digelisahin. Setiap melihat dia dari kejauhan maka semakin tambah rasa kagum ku dengan nya.

Maafkan aku diam-diam mengagumi mu, gumamku.

Salah gak si aku mengagumi lawan jenis? Gak kan ya? Ya walaupun aku sadar aku hanya orang asing yang mengagumi dari kejauhan. Aku tidak tau rasa kagumi ini akan berkelanjutan atau tidak setelah nanti aku tidak bertemu lagi dengannya. Mungkin saja rasa kagum ini tidak berkepanjangan.

Terdengar ketukan dari pintu kamar ku segera aku bangun dari kasur dan membukakan pintu. Disana sudah ada Kamilah berdiri di depan pintu kamar ku. "Ada apa sayang?" tanya ku kepada Kamilah. Dia masih diam tidak menjawab pertanyaan dari ku. Melihat dia seperti itu aku jadi gemas dengannya. Didetik kemudian dia berkata "Tante gak makan siang?"

"Iya nih tante mau makan sayang, kamu sudah makan belum?"

"Sudah tante"

"Bagus deh kalau sudah makan sayang, nambah gak makannya?"

"Gak tante"

"Yaudah tante mau makan dulu, kamu masuk kamar sana"

💙💙💙

Ditengah kesibukan aku mengerjakan tugas dari Pak Jamil ada seseorang datang ke ruangan kami. Ada menoleh kearah pintu ruangan ku. Mas Bilal yang baru saja datang langsung masuk dan menghampiri meja kerja aku, Salma dan Arya.

"Hai.. kalian lagi sibuk ya?" tanya Mas Bilal. Perasaan yang tadinya biasa saja kini menjadi tegang, jantungku berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Saat dia hadir perasaan jadi tidak karuan. Apa perasan aku yang terlalu berlebihan saja ya saat dekat dengannya?

Aku berusaha sebisa mungkin untuk menstabilkan perasaan ku ini. Aku menoleh kearahnya, saat aku melihatnya dia pun melihat ku.

Masya Allah senyumnya begitu damai saat dilihat, bagaimana bisa aku tidak kagum dengannya jika ditatapnya sambil memberikan senyuman kaya gitu, ucapku dalam hati. Masih terus menatapnya sampai Salma menyadarkan kami, "Iya nih Mas, lagi banyak kerjaan. Kita lagi bantu tugasnya Pak Jamil yang harus diselesaikan hari ini juga". Aku pun kembali mengerjakan tugas ku.

Aku berharap dia segera pergi dari hadapan ku karena tidak baik untuk kesehatan jantung ku ini saat didekatnya. Rasanya ingin berteriak minta tolong agar jantung kembali stabil seperti semula.

"Saya bawa cemilan nih untuk kalian" ujarnya sambil memberikan paperbag ke aku. Lagi-lagi kenapa harus aku yang dikasih. Kenapa tidak dikasih ke Salma atau Arya saja. Ah.. menyebalkan bikin aku tambah aku gugup aja. Aku pun mengambil paperbag tersebut.

"Makasih Mas" sahut Arya dan Salma hampir bersamaan. Mas Bilal hanya tersenyum membalas ucapan dari Salma dan Arya. Sedangkan aku dari tadi diam saja. Berasa dari bawah ada sesuatu di sepatu ku,kenyel-kenyel, aku merasa ada yang jalan menuju ke punggung kaki ku. Aku pun melihat ke bawah tepatnya di punggung kaki ku.

"Aaahhh... Tiiikkuusss" teriak ku lalu berdiri bahkan sampai aku melompat agar hewan itu turun dari kaki ku. Saat aku melompat hampir aku hilang keseimbangan sehingga membuat aku terhuyung ke belakang. Langsung saja seseorang memegang kedua bahu ku. Kalian tahu siapa? Mas Bilal. Ya tepat sekali dia itu sudah ada dibelakang ku sambil memegang bahu ku. Dia menatap ku dengan muka sedikit datar, diam tak bicara apa pun. Reflek, dia tersadar langsung mendorong bahu ku pelan. Aku pun membenarkan posisi berdiri ku. Tanpa sadar semua pasang mata memperhatikan aku, ralat maksudnya aku dan Mas Bilal. Ya kita berdua jadi bahan perhatian.

Aku heran kenapa ada tikus putih di kantor ini coba. Menyebalkan. Jadi malukan aku diliatin sama orang-orang yang seruangan dengan aku. "Maaf saya sudah mengganggu kerja Bapak dan Ibu, tadi saya kaget karena ada tikus di kaki saya" ucapku kepada orang-orang yang ada di ruangan ku. Merasa tidak enak sudah mengganggu waktu kerjanya. Aku pun mengumpat dalam hati.

"Iya gak apa-apa, disini memang ada tikus putih. Itu peliharaan Mas Ridho" ujar salah satu pegawai disana. Lalu kemudian mereka kembali keaktivitas mereka yang sempat tertunda karena ulah ku. Aku melihat Salma dan Arya yang menahan tawa. Aku tau pasti dia ingin menertawakan aku sekencang-kencangnya. Kembali lagi aku menatap Mas Bilal, dia pun sama menatapku, lalu dia mengungkapkan "Maaf saya sudah lancang pegang bahu kamu". Aku mengernyitkan dahi ku. Bertanya dalam hati kenapa jadi dia yang minta maaf seharusnya aku yang minta maaf.

"Iya mas gak apa-apa, malah saya yang harus minta maaf karena ulah saya mas jadi menolong saya dan memegang bahu saya. Serta saya juga bilang makasih sudah ditolongin" ujarku menundukan kepala tidak berani untuk menatapnya lagi.

"Hehehe ya sama-sama" ucapnya sambil terkekeh. Lah aneh tadi serius banget mukanya sekarang dia malah ketawa.

"Kamu takut tikus ya?" tanyanya.

"Emm.. iiyaa gitu" jawabku agak gugup.

"Awas tar tikusnya jalan dikaki kamu lagi loh"

"Iihh.. jangan dong geli tau lihatnya" dia malah tertawa aku mengucapkan seperti itu. Sepertinya dia senang banget.

"Jangan lupa dimakan ya keripiknya" ucapnya sambil berjalan keluar ruangan ku.

=============== o0o ===============

Assalamualaikum sahabat wattpad ku dimanpun kalian berada 😘
.
Maaf up nya malam2 karena tadi siang males dan ngantuk banget 😁
.
Jangan terlalu berharap banyak dengan cerita aku yang biasa ini ya, gak ada specialnya ko *martabak kali 😂
.
Selamat malam semoga mimpi ketemu jodoh ya 🤭
.
Jangan lupa vote dan koment dicerita aku ya 😉
.
.

Kamis, 23 Januari 2020

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang