Part 14

269 20 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Happy reading ❣️

=============== o0o ===============

Hari demi hari aku lewati dan sekarang aku kembali ke aktivitas penelitian ku. Waktu tak terasa begitu cepat sekali sehingga waktu penelitian ku tinggal dua minggu lagi. Sekarang aku dan Salma sedang ke ruangan Pak Iyus karena ingin mengantar berkas-berkas yang disuruh oleh Pak Jamil salah satu pegawai yang satu ruangan dengan aku dan Salma.

"Salma" panggil ku. Lalu Salma menoleh kearah ku.

"Iya Marsella" jawab Salma pelan tapi masih terdengar oleh ku.

"Hmm.. cepat banget ya gak kerasa waktu penelitian kita tinggal dua minggu lagi" ujar ku. Salma mendengar perkataan aku langsung mengerutkan keningnya.

"Lah seriusan?" tanya nya dengan nada tinggi.

"Iih.. pelan-pelan kali ngomongnya"

"Iya abis aku kaget aja gitu. Tapi benar waktu penelitian kita tinggal dua minggu lagi?"

"Iya benar, yang berarti empat kali pertemuan lagi" jelas ku dan Salma menghentikan langkahnya, aku pun refleks ikut berhenti.

"Ada apa?" tanya ku. Salma hanya diam tidak menjawab pertanyaan aku, lalu kemudian aku memperhatikan arah pandang Salma.

"Itu bukannya Pak Bilal ya?" tanya Salma. Aku terdiam melihat Pak Bilal sedang asik bicara dengan wanita lain itu di depan ruangan Pak Iyus.

"Iya" jawabku singkat. Salma menarik tangan aku entah kenapa dia jadi buru-buru setelah melihat Pak Bilal dengan wanita lain. Aku pun mengikuti langkah Salma, dia ada didepan sedangkan aku dibelakangnya. Sesampainya di depan ruang Pak Iyus. Aku lihat masih ada Pak Bilal. Mata ku dan matanya saling bertatap didetik kemudian aku langsung menundukan kepala ku. Tak ingin menatapnya lagi. Sedangkan Salma masih memegang tangan ku.

"Permisi Pak, ada Pak Iyus?" tanya Salma kepada Pak Bilal.

"Ada didalam, masuk aja" jawabnya. Sebelum masuk wanita disamping Pak Bilal angkat bicara.

"Kamu dipanggil pak?" Setelah mengucapkan itu dia tertawa. "Udah tua dong kamu" lanjutnya disertai tawa.

Emang lucu ya, sampai ketawa ngakak kaya gitu, batin ku. Dimenit kemudian Pak Bilal ikut tertawa juga. Tidak jelas banget mereka ini. Aku dan Salma hanya diam, tidak ikut tertawa. Salma mengerutkan keningnya seolah dia bertanya pada ku emang ada yang salah, sedangkan aku mengangkat bahu ku seolah menjawab tidak tahu. Mereka asik dengan tawanya, tak mau lama-lama Salma langsung membuka pintu ruangan Pak Iyus. Selesai kasih berkas ke Pak Iyus aku pun kembali ke ruangan ku.

Hari ini agak sepi karena siswa siswi yang PKL disini sedang ijin karena ada ujian semester. Jadi tugas mereka kami yang ganti, kebetulan aku dan Salma sudah tidak ada kerjaan jadi kami bantu Pak Jamil yang mengantar berkasnya.

💙💙💙

Waktu istirahat pun tiba, seperti biasa aku ke ruangan arsip untuk makan siang bersama Salma. Hari ini begitu sepi tidak seperti biasa. Biasanya kalau jam istirahat seperti ini aku dan Salma makan bareng bersama siswa siswi yang PKL. Tapi hari ini hanya ada aku dan Salma saja.

"Sepi ya Mar" ucap Salma. Dan aku mengangguk kepalaku. Aku tidak menjawab karena aku sedang makan tulang ayam, dan itu tidak ingin diganggu. Selesai makan aku memainkan ponsel ku. Tiba-tiba saja ada seseorang yang datang kearah kami.

"Hai" suara berat milik laki-laki yang tidak asing. Aku dan Salma menoleh kearah sumber suara tersebut. Setelah melihat siapa orangnya kami pun tersenyum.

"Iya pak" jawab kami bersamaan. Seseorang yang datang itu adalah Pak Bilal.

"Aduh jangan manggil saya Pak dong" katanya.

"Emang kenapa pak, keberatan?" tanya Salma.

"Iya, sepertinya kita ini seumuran deh. Jadi jangan panggil saya pak berasa tua saya dipanggil pak" jawabnya sambil terkekeh. Aku memandang Salma dan begitu sebaliknya.

"Kalau boleh tau kalian kelahiran tahun berapa?" tanyanya.

"Tahun 1996 pak" jawab ku.

"Nah, benarkan dugaan saya kalau kalian itu seumuran dengan saya. Jadi kalian panggil saya mas, bang, atau panggil nama aja juga boleh asal jangan pak panggilan itu belum pantas untuk saya" sahutnya. Saat sedang asik mengobrol, ada Pak Supri dia itu kepala arsip di ruangan ini. Jadi semua tentang berkas-berkas yang ada disini dia lah yang mengatur semua. Dan jika ada yang ingin meminjam berkas disini harus ijin terlebih dahulu dengan Pak Supri. Itu sepengetahuan aku tentang Pak Supri selama penelitian di kantor ini.

"Bil, lagi ngapain?" tanya Pak Supri.

"Ini pak lagi godain dua gadis" jawabnya sambil tertawa, aku dan Salma hanya terkekeh.

"Wah kamu main goda-godain gadis aja nih" ucap Pak Supri.

"Hehehe...gak apa-apa pak, gak ada yang ngelarang ini" Pak Supri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, setelah itu Pak Supri meninggalkan kami bertiga. Kemudian kami melanjutkan obrolan yang sempat tertunda. Sampai lelaki yang ada dihadapan kami menanyakan tanggal lahir, aneh kenapa dia jadi kepo gitu tapi aku senang karena hari ini bisa mengobrol lama dengannya. Ini jarang banget terjadi dan baru kali ini aku bisa ngobrol dengannya meskipun ada Salma tapi tidak apa sudah ditemani sama dia.

"Kamu asli orang mana?" tanya Mas Bilal, sekarang aku panggil lelaki didepan ku itu Mas bukan Pak lagi. Pertanyaan itu diberikan ke aku.

"Asli orang Jakarta, Mas" jawabku.

"Kalau kamu?" tanya Mas Bilal ke Salma.

"Asli orang Jambi, Mas" jawab Salma, mendengar jawaban dari Salma spontan membuat Mas Bilal membelalakkan matanya. Iya separti orang kaget gitu.

"Wah, serius? Saya juga orang Jambi" katanya sambil berjalan melewati aku dan Salma. Dia kearah rak sebelah aku dan Salma.

"Iya Mas" sahut Salma. Kemudian mereka berdua asik berbicara. Mereka berbicara dengan bahasa Jambi, sedangkan aku hanya diam mendengarkan mereka bicara. Kacang kacang, batin ku.

=============== o0o ===============

Assalamualaikum sahabat wattpad ku 😘
.
Alhamdulillah aku update cerita aku ini, ya walaupun cerita sedikit gak jelas - ralat maksudnya lebih gak jelas hehe..😁
.
Jangan terlalu berharap dari cerita biasa aku ini, dari aku yang biasa, dan alur yang biasa pula. Ikutin aja ceritanya ya😊
.
Tapi jangan lupa pula kasih vote dan koment dicerita aku ya 😉
.
.

Kamis, 16 Januari 2020

[1] Menunggumu Adalah Takdirku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang