10.Berharap

3.3K 141 5
                                    


Nandhini merasakan sentuhan ditangan nya,ia mencoba membuka matanya dan ternyata ada ibunya. Jadi yang menyentuh tangan nya tadi adalah Saras bukan Liam. Mungkin Nandhini terlalu berharap.

"Nandhini kamu sudah bangun"ucap Saras,sambil menghapus air matanya.

Nandhini mengangguk lemas.

"Kamu butuh sesuatu?"tanya Saras.

Nandhini menggeleng, sedangkan Saras memutuskan untuk memanggil dokter agar memeriksa keadaan Nandhini.

Saras keluar dari ruangan Nandhini saat dokter memeriksa sang putri.

Saras kembali menangis, bagaimana ia mengatakan ini pada Nandhini, apakah Nandhini akan terima keadaannya sekarang ini.

Saras tak ingin jika suatu saat Nandhini akan semakin dibenci, jika sang suami menuduh Nandhini sudah kehilangan keperawanan nya padahal ini terjadi akibat kecelakaan yang cukup parah.

Hati Saras semakin merasa sesak,disaat  Nandhini terluka seperti ini,tak ada satupun dari keluarga pria yang menikahi anaknya itu,datang kemari.

Setetes demi setetes air mata jatuh dari mata Nandhini, setelah ia membaca hasil medis. Ia takut jika pernikahan nya semakin berantakan akibat ia dituduh sudah kehilangan keperawanan nya padahal kecelakaan yang ia alami ini disebabkan oleh suaminya sendiri.

Nandhini tak siap jika harus menerima hinaan dari suaminya sendiri,meski mereka menikah karena salah paham tapi Nandhini tak ingin tersakiti oleh hinaan itu. Nandhini mulai mencintainya,dan dengan mata kepalanya sendiri Nandhini melihat pria itu dengan mesra nya berciuman dengan wanita lain.

Bahkan saat Nandhini seperti ini,ia tak datang. Dapat Nandhini simpulkan jika Liam, benar-benar tak menginginkan nya.

"Nandhini,kamu membacanya"ucap Saras dengan suara gemetar

Nandhini menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. Ia mengangguk pelan yang membuat Saras ingin menangis saat itu juga.

"Nandhini,kamu jangan takut ibu akan selalu bersama kamu"ucap Saras, sambil memegang tangan Nandhini.

Nandhini meneteskan air matanya. Ia kecewa dengan dirinya sendiri,dan ia marah terhadap takdir nya.

"Bagaimana kamu bisa kecelakaan?"tanya Saras, sambil mengusap kening Nandhini.

Perlahan Nandhini menceritakan awal kejadian itu, dan dari ceritanya itu berhasil membuat Saras emosi,dan bisa Saras simpulkan jika Nandhini mengalami ini karena suaminya sendiri.

"Ibu ingin kamu berpisah dengan dia"ucap Saras dengan suara bergetar.

"Nandhini tidak bisa Bu"ucap Nandhini

"Nandhini pernikahan kalian hanya karena salah paham,dan kamu mengalami ini karena dia"ucap Saras. Nandhini tetap menggeleng ia tetap kekeh untuk mempertahankan pernikahannya.

"Nandhini tidak bisa Bu.. Nandhini.. mencintai nya.."ucap Nandhini

"Nandhini.."ucapan Saras terpotong atas kehadiran Liam, yang berdiri tepat di depan pintu.

Pria itu baru datang,dan langsung menghampiri Nandhini. Nandhini dengan cepat menyembunyikan hasil dari dokter tentang dirinya.

"Kau baik-baik saja?"tanya Liam. Khawatir.

Nandhini mengangguk pelan. Sedangkan Saras,ia langsung keluar setelah kehadiran orang yang membuat Nandhini mengalami hal seperti ini.

"Maaf aku baru datang karena tadi aku masih ada urusan"jelas Liam. Nandhini tak menjawab nya karena ia yakini itu semua hanya kebohongan

"Bagaimana kau bisa seperti ini?"tanya Liam

Nandhini terdiam. Ia tak mungkin menjelaskan yang sebenarnya.

"Akan ku ceritakan nanti"ucap Nandhini

"Tadi aku melihat mu menangis,ada apa,kau yakin jika kau baik-baik saja?"tanya Liam.

"Aku baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan"ucap Nandhini.

"Baiklah sekarang lebih baik kau berisitirahat"ucap Liam, Nandhini mengangguk,ia mulai memejamkan matanya namun masih ada sisa-sisa air mata yang ada disudut mata nya.

"Aku berharap kau benar-benar,baik-baik saja"ucap Liam, lalu ia mengecup singkat kening Nandhini. Dan Nandhini tau itu,hal ini membuat nya semakin berharap pada pria itu.

Entah harapan itu berakhir bahagia atau justru menderita.

Bersambung..

Vote komen yaaaa :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang