12.Dia

3.4K 142 4
                                    

Nandhini berada di taman belakang, ia duduk sendirian sambil mencoba menahan air mata yang ingin menetes. Apa yang ia lihat tadi begitu menyakitkan.
Sudah dua bulan Nandhini mencoba bertahan tapi kali ini benar-benar menyakitkan.

Nandhini tak tau, apa yang sebenarnya terjadi pada Liam, dengan Nathalie, hingga mereka melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Memikirkan itu, sudah membuat pening kepala Nandhini.

"Kenapa sekalipun,kamu tidak pernah menghargai ku"ucap Nandhini dalam tangisnya.

Posisi wanita ini sangat malang,ia ingin pergi namun ada yang menghalanginya yaitu cinta. Dan ya sudah,ia akan terus bertahan sampai tiba waktu untuk ia menyerah.

*****

"Tidak, Nathalie aku masih sangat ingat,kalau aku tidak mengajakmu kemari atau melakukan hal-hal gila itu"ucap Liam, dengan penegasan di setiap kalimat. Ia baru saja bangun dari tidurnya, dan yang membuat ia terkejut adalah saat ada Nathalie disampingnya.

"Tidak,kau bohong.."ucap Nathalie dengan sedih. Air mata pun jatuh dari kedua mata Nathalie.

"Aku tidak bohong,aku tidak pernah melakukan itu Nath,aku memiliki seorang istri dan jika ingin aku bisa melakukan bersama nya"ucap Liam, dengan nada marah,ia tak perduli jika wanita itu adalah Nathalie wanita yang pernah ia cintai,saat ini ia benar-benar marah,ia tak tau menau atas apa yang terjadi hingga ia bersama diatas ranjang yang sama dengan Nathalie.

Nathalie tersenyum tipis.

"Aku berharap semoga istri kampungan mu itu tidak tau apa yang kita lakukan"ucap Nathalie yang kembali membuat Liam terpancing emosi.

"Jaga mulut mu Nathalie, bahkan aku lebih menghargai nya dari pada dirimu"ucap Liam. Tak banyak berkata ia langsung keluar dari kamarnya.

Sedangkan Nathalie kembali berdecak.

"Ini semua karena Liana"ucap Nathalie.

*****

Nandhini POV

Aku masih saja menangis ketika mengingat kejadian tadi,hatiku masih benar-benar sakit. Aku tak menyangka jika pria yang biasanya menatap ku kini melakukan hal itu dengan mantan kekasih nya.

Dengan mata yang masih menangis,aku memetik kelopak bunga mawar ditangan ku. Kepala ku saja sudah terasa pusing,dan tak mungkin aku ke kamar. Aku tak mau melihat hal itu lagi.

Sampai akhirnya aku merasakan seseorang yang duduk di samping ku. Aku melihat ke samping ku dan itu adalah suamiku. Ternyata dia sudah bangun.

Dengan lembut ia membelai rambut ku. Dan ini benar-benar membuatku ingin menangis.

"Sudah pulang, sejak kapan?"tanya nya. Aku menatapnya sebentar.

"Baru saja"jawabku,ia menatapku aku pun menatapnya.

Tuhan,aku benar-benar tak sanggup menahan air mataku saat aku menatapnya. Ia melihat ku menangis dan ia menghapus air mataku.

"Maafkan aku"ucapnya,aku tak tau apakah ia tau jika aku sudah melihatnya atau belum. Yang aku tau saat ini hanyalah kesedihan yang aku rasakan.

Aku terdiam sampai tak aku sangka saat tiba-tiba Liam, mencium bibir ku. Aku hanya membeku saat ia memainkan bibirku.

Aku takut jika ia sampai melakukan itu,aku takut ketika ia mengiraku  sudah kehilangan keperawanan ku padahal itu tak seperti yang ia kira. Aku tak ingin dia pergi. Aku mencintai nya.

Bersambung

Vote komen ya gaes.

Minta komennya buat cerita aku yang ini dari awal ya :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang