4.Flower

4.4K 186 4
                                    


Menjelang enam hari sebelum acara itu, Nandhini diperintahkan oleh Ezra agar Nandhini datang ke rumahnya. Sebenarnya Nandhini agak malas, karena sebelum masuk kedalam rumah itu,ia harus diperiksa dulu oleh satpam. Dan yang lebih malas adalah saat ia harus bertemu dengan si dingin itu.

Entahlah sejak pria itu akan bertunangan, Nandhini jadi malas jika bertemu dengannya.

Namun bagaimana lagi, jika sekarang Nandhini sudah berdiri didepan pintu rumah itu.

Nandhini menghembuskan nafas sebentar sebelum ia menekankan bel pintu itu. Berkali-kali ia menekan dan tak ada jawaban. Apa pelayan rumah ini tak bisa mendengar. Pikirnya

Saat ia ingin menekan bel,pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yang sudah rapi dengan tambahan jaket yang ia pakai dan kacamata hitam yang terpasang dimatanya.

Dan dia adalah pria yang membuat Nandhini malas untuk datang. Ya itu adalah Liam.

"Ada apa?"tanyanya,ia melepaskan kacamatanya, Nandhini tak bisa berkata lagi. Pria itu sangat tampan.

"Apa yang aku pikirkan"gumamnya

"Kau bicara apa?"tanya Liam

"Tidak, ibu kamu menyuruh aku datang untuk menyiapkan acara itu"ucap Nandhini dengan nada malas.

Samar-samar Liam, tersenyum, hari ini ibunya sedang bertemu dengan temannya, ayahnya sedang mengurus pekerjaan diluar negeri selama delapan hari,dan Liana sedang kuliah. Tadinya ia ingin pergi karena hari ini tak ada pekerjaan dan ia hanya bersama pelayan-pelayan dirumah. Dan sekarang Nandhini datang.

"Masuk saja"ucap Liam,Nandhini masuk ke rumah itu setengah niat dan setengah tidak. Ia malas,yang bertunangan bukan dia tapi yang repot dia.

"Kau terlihat kesal"ucap Liam

"Tentu saja,yang bertunangan kamu dan yang repot aku"ucap Nandhini kesal terlihat dari nada bicara dan kalimat nya biasanya ia akan menggunakan kata formal dan sekarang berubah.

"Kau terlihat seperti kekasih yang sedang cemburu"ucap Liam.

"Apa-apaan,aku hanya malas kalau harus mengurus apa yang bukan urusanku"ucap Nandhini tanpa melirik kearah pria itu.

"Boleh aku mengajakmu ke taman belakang"ucap Liam

"Apa taman dirumah ini sangat banyak, didepan ada dan dibelakang juga"ucap Nandhini

"Ayo ikut aku"ucap Liam,Nandhini pun mengikuti langkah kaki Liam. Meski Nandhini kagum dengan isi rumah itu,tapi Nandhini lebih kagum pada pria didepannya.

Nandhini tersenyum simpul saat menatap pria itu dari belakang.

"Kau terlihat seperti kekasih yang sedang cemburu"

"Tidak aku tidak cemburu"ucap Nandhini tanpa sadar. Liam melihat kearah belakang.

"Kau kenapa?"tanya Liam

"Tidak ada apa-apa, lanjutkan saja jalannya"ucap Nandhini. Mereka kembali berjalan

Nandhini dibuat kagum oleh hamparan bunga yang sangat luas, disana banyak bunga mawar berbagi warna dan masih banyak jenis bunga lainnya. Nandhini berjalan menuju berbagai jenis bunga mawar. Ia tersenyum ia juga memiliki bunga mawar dirumahnya tapi hanya empat warga putih,merah,pink,dan merah jambu. Yang tertanam dipagar rumahnya.

"Nandhini"panggil Liam, yang sudah ada  dibelakang Nandhini.

"Ada apa?"tanya Nandhini,pria itu tak menjawab ia hanya melihatkan bunga kecil berwarna putih. Pria itu memasangkan bunga putih itu di telinga Nandhini. Beberapa detik mereka sempat bertatapan,sampai mereka sadar.

"Eh,kau boleh memetik bunga itu dan terserah mau kau apakan"ucap Liam, Nandhini mengangguk ia mengambil peralatan yang tersedia lalu mulai memetik bunga berbagai warna itu.

Tanpa Nandhini sadari, seseorang berkali-kali memotret nya dari ponsel genggam miliknya. Dan orang itu adalah Liam.

"Andai saja yang akan bertunangan dengan ku adalah dia"ucap Liam. Ia melihat Nandhini,gadis itu terus memasang senyuman diwajah nya saat memetik bunga.

******

Setelah selesai, Nandhini duduk di samping Liam. Disebuah kursi kayu, didepan kursi itu ada sebuah meja yang diisi oleh dua gelas minuman.

"Mungkin akan lebih romantis,jika acara itu bertemu bunga,atau acara itu dilangsungkan di sini"saran Nandhini

"Terserah katamu,aku mengikuti saja"ucap Liam

"Ya, kita akan mengatur nya agar acara ini penuh dengan bunga, lampu dan suasana yang romantis"ucap Nandhini, Nandhini menatap pohon-pohon yang tumbuh disekitar taman. Ia tak bisa membayangkan betapa mewahnya acara itu. Tapi sesungguhnya ia merasakan sebuah kesedihan didalam hatinya yang ia sendiri tak tau penyebabnya.

"Nandhini.."mendengar suara Liam, Nandhini menatap pria itu.

"Kau menangis"ucap Liam,ia melihat mata Nandhini yang berkaca-kaca.

"Tidak,aku tidak menangis"ucap Nandhini

Tangan pria pria itu menyentuh sudut mata Nandhini,dan benar dugaannya, Nandhini menangis.

Sekeras apapun usaha nya untuk tak menatap pria dihadapannya tapi Nandhini tak bisa. Ia masih ingin untuk menatap mata pria itu.

Bersambung..

Vote komen ya :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang