32.Mundur

2.9K 136 7
                                    


Pagi itu Nandhini mulai berkerja ditempat nya,ia sudah ada dimeja kerjanya, suasananya masih sepi mungkin ia terlalu pagi datang kemari.

Nandhini tidak tau,apa pekerjaan ini membuatnya bahagia atau justru bersedih karena harus bekerja ditempat yang sama dengan Liam.

"Hei,anak baru, lima menit lagi cepat ke depan ruangan bos, jangan sampai telat,dia akan datang"ucap seorang wanita yang sepertinya sudah lama bekerja disini.

"Iya"jawab Nandhini singkat. Wanita itu pergi, Nandhini membenarkan tampilannya saat ini. Sebelum akhirnya ia berjalan menuju ruangan pria itu.

Mereka semua berdiri untuk menyambut kedatangan sang pemilik sekaligus pemimpin perusahaan ini.

Namun sayangnya kedatangan Liam, cukup membuat Nandhini kecewa saat ia datang dengan Liana yang menggenggam erat tangan Liam. Nandhini menatapnya,Benar, jika sekarang mereka sudah asing. Nandhini tak lagi mengenal Liam.

Pada akhirnya mereka semua pergi setelah dua orang tadi masuk ke ruangan Liam.

Nandhini duduk di tempatnya, ia masih tak mengira jika dua orang tadi berjalan dengan mesranya.

Tanpa sadar,mata Nandhini berkaca-kaca.

"Tidak seharusnya aku menangis seperti ini"ucap Nandhini,ia berusaha menyibukkan dirinya tapi entahlah,air mata jatuh begitu saja meski ia menyemangati diri nya.

Nandhini langsung berdiri dan berlari ke toilet,ia tak ingin orang disini menatap heran padanya akibat tangisan tak berguna nya itu.

Sayangnya saat ia menuju kamar kecil,ia harus melewati ruangan Liam, ruangan itu terdapat dua jendela kaca yang lumayan besar,jadi siapapun yang melewati nya,pasti bisa melihat aktivitas yang terjadi didalam.

"Kau harus memakai cincin ini,ini lebih mahal dari yang Nandhini berikan"ucap Liana,sambil memberikan sebuah cincin yang ia yakini adalah cincin pertunangan nya dengan pria yang sudah lama ia kagumi.

"Kau tidak bisa membandingkan nya,sedari tadi pagi kau menggangguku "ucap Liam, dengan nada kesal.

Namun dengan pintar nya wanita itu melepaskan cincin di jari Liam, itu adalah pemberian Nandhini saat mereka memutuskan untuk bertukar cincin dari uang mereka sendiri. Memang itu tak ada harganya tapi itu adalah perjuangan Nandhini.

Nandhini terdiam sejenak saat melihat dua orang itu yang sepertinya sedang bertukar cincin. Nandhini langsung berlari ke arah kamar kecil.

Apa yang dilihatnya tadi adalah hal yang begitu menyakiti hati Nandhini,ia sadar jika apapun yang ia berikan pada Liam, tidak ada harganya dibanding apa yang Liam, berikan padanya.

Nandhini menghapus air mata yang sialnya tidak juga berhenti menetes dari matanya.

"Kau sedang menangis ya"ucap seorang wanita yang begitu Nandhini hafal suaranya.

"Liana,apa ada yang bisa ku bantu?"tanya Nandhini sopan, Liana tersenyum lalu melempar sebuah cincin ke Nandhini.

"Dia sudah tidak butuh cincin murahan itu, sebaiknya ambil kembali"ucap Liana, Nandhini menatapnya,ia tak menyangka jika Liana bisa se kasar itu padanya.

"Jauhi dia,dia akan bahagia dengan ku"ucap Liana.

"Aku akan pergi dari hidup nya, lagipula kami akan berpisah"ucap Nandhini,jelas sekali jika wanita itu menahan tangisnya.

"Bagus, akhirnya kau sadar, jika Liam, tidak pantas untuk mu"ucap wanita itu tajam.

Kemarin Nandhini ingin melangkah maju,namun jika seperti ini, Nandhini lebih memilih untuk mundur,benar kata Liana jika Nandhini sama sekali tidak pantas untuk Liam.

Bersambung.

Aku Mundur Mas :)

Vote coment yaa 😘

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang