3.Derajat

5.2K 200 7
                                    

Pagi telah tiba, arti nya hari baru sudah dimulai namun Nandhini masih termenung memikirkan hal yang terjadi tadi malam.

Nandhini memegang apa yang tadi malam telah dipegang oleh Liam. Nandhini menatap cermin didepannya. Ada apa dengan nya sehingga ia terus memikirkan pria itu.

"Nandhini..."Saras membuka pintu kamar Nandhini

Saras tersenyum melihat Nandhini sudah bangun.

"Ada apa Bu?"tanya Nandhini

"Tadi Bu Ezra datang,dia mau kamu membantu di acara pertunangan anaknya"ucap Saras Ezra ialah ibu dari dua saudara yaitu Liana dan juga Liam.

"Pertunangan siapa Bu?"tanya Nandhini

"Liam"ucap Saras, Nandhini sedikit terkejut namun tiba-tiba keringat dingin membasahi wajahnya. Ada apa dengan nya,ia merasa seperti seorang kekasih yang sedang merasa cemburu.

"Nandhini,kamu kok melamun"ucap Saras

"Kapan acaranya?"tanya Nandhini

"Sepuluh hari lagi"ucap Saras. Nandhini kembali dibuat terkejut.

"Nandhini,kamu suka  sama dia"ucap Saras, Nandhini menggeleng.

"Tidak ibu"ucap Nandhini

"Ibu tidak mau kamu tersakiti karena mencintai nya,kita harus sadar derajat kita dan dia"jelas Saras, Nandhini mengangguk. Benar yang ibunya katakan,ia harus sadar jika derajat mereka berdua itu jauh. Sangat jauh.

*****

Disisi lain Liana tengah menangis dikamarnya, hatinya benar-benar hancur, semalam ia berusaha menggoda kakaknya namun tak ada reaksi bahkan kakaknya itu menyebut nama Nandhini saat tengah tertidur. Ditambah lagi kakak tercintanya itu akan segera melakukan pertunangan.

"Aku harus mendapatkan nya,aku tidak perduli dia saudaraku atau tidak aku tetap mencintai nya"ucap Liana.

Rasa cinta yang ia miliki telah berubah menjadi obsesi,entah bagaimana akhir dari cerita gadis ini. Sepertinya sedikit rumit.

******

Liam menatap tangannya yang semalam mengenai bagian milik Nandhini yang seharusnya tak ia pegang, bahkan semalam ia memimpikan gadis itu,gadis itu tersenyum kearahnya sayangnya hanya mimpi.

Ia sering melihat Nandhini tersenyum,ia menyukai senyuman nya,gadis itu memiliki lesung dipipinya . Tak bisa ia bayangkan saat ia bersama gadis itu kelak. Mungkin ia akan disuguhi oleh senyuman manis gadis itu.

Membayangkan senyuman Nandhini saja sudah membuat nya tersenyum padahal dirinya terkenal jarang tersenyum,namun Nandhini berhasil mengubah nya.

"Kau akan bertunangan sepuluh hari lagi"ucap sang ibu yang menghilangkan senyuman di wajah Liam.

"Aku belum menyetujui hal itu"ucap Liam

"Tak ada penolakan!"tegas Johannes ayahnya.

"Aku sudah memiliki pilihan sendiri"ucap Liam

"Tidak,kau akan tetap menikah dengan pilihan kami, Nandhini akan membantu kita untuk menyiapkan semuanya"ucap Ezra sang ibu

Mendengar nama Nandhini, membuatnya terdiam.

"Bahkan aku lebih memilih menikahi gadis itu"gumamnya

"Tidak"ucap sang ayah

"Apa?"tanya Liam heran.

"Kau mengatakan menikahi seorang gadis dan itu Nandhini,itu tidak akan terjadi derajat kita berbeda"ucap sang Ayah, dengan kesal Liam berdiri dari duduknya.

"Terserah,kalian memang egois"ucapnya.

Jika cinta adalah ketulusan lalu untuk apa derajat yang menjadi jaminan bersatunya dua insan. Tak seharusnya itu terjadi. Tapi mereka sendiri tak tau apa yang akan terjadi suatu saat nanti.

Bersambung..

Vote komen donk 3 kali up nih :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang