34. Ikhlaskan

6.3K 156 4
                                    


Malam itu Nandhini duduk sendirian di depan rumahnya, Nandhini terdiam mengingat kejadian di tempat kerjanya tadi. tak Nandhini sangka jika ia bisa berkata seperti itu pada Liam.

Entahlah takdir apalagi yang akan memainkan hidupnya. Jika waktu bisa diputar, Nandhini ingin seperti dulu, ia bahagia tanpa kesedihan seperti ini. Sudah cukup banyak yang ia lewati selama ini. Nandhini bahkan merasa jijik pada dirinya sendiri.

Ia merasa tak berharga,ia juga hampir dipeskosa yang membuat nya semakin trauma, namun untungnya ada Liam, yang waktu itu menyelamatkan nya.

Itu dulu, sebelum akhirnya takdir memisahkan mereka. Mengingat kenangan berdua saja sudah membuat Nandhini menangis. Andai saja waktu bisa di putar.

Mungkin ini sudah takdir Jik mereka berpisah, Nandhini sadar jika sekarang ia bukanlah siapa-siapa, jadi ia tak bisa memaksa agar semua bisa seperti dahulu kala.

"Nandhini"panggil Saras yang menghampiri Nandhini, Nandhini segera menghapus air matanya.

"Ada apa Bu?"tanya Nandhini

"Ada masalah apa?"tanya sang ibu

"Tidak ada,aku hanya ingin sendirian saat ini"ucap Nandhini

Saras menatap Nandhini,ia merasa kasihan pada sang putri, ia ingin Nandhini bahagia lagi seperti dulu, tapi ia tau jika ia dan anaknya bukanlah apa-apa.

"Lebih baik ikhlaskan saja dia"ucap Saras, Nandhini menatap Saras.

"Sekuat apapun kamu berjuang, sepertinya semua tidak akan kembali seperti dulu lagi"ucap Saras, Nandhini terdiam,apa yang ibunya katakan memanglah benar, mungkin ia akan menyerah jika memang semuanya tak bisa kembali seperti dulu lagi.

"Ibu benar seperti nya,aku harus menyerah saat ini juga"ucap Nandhini pelan.

"Ibu doa kan semoga kamu bisa cepat melupakan nya"ucap Saras. Nandhini mengangguk pelan.

"Kamu tidak masuk ke dalam"ucap Saras

"Nandhini masih ingin disini"ucap Nandhini,Saras mengangguk,ia langsung berpamitan dengan Nandhini untuk segera masuk rumah, karena hawa disini cukup dingin.

Nandhini memikirkan apa yang ibunya katakan,memang benar, jika Nandhini berjuang kembali,semua tak akan sama seperti dulu.

Sebuah mobil hitam yang keluar dari gerbang rumah dari Liam,membuat Nandhini berhenti memikirkan ucapan ibunya,sampai ia melihat sepasang kekasih yang tengah bergandeng tangan keluar dari gerbang. Jangan tanyakan lagi, sudah pasti itu Liam, dan juga Liana.

Nandhini langsung mengalihkan pandangannya agar tidak menatap dua orang itu.

"Mungkin benar,lebih baik aku menjalani hidup baruku tanpa nya"batin Nandhini.

Bersambung.

Vote comment buat yang lebih seru lagi.

Next part

Dengan suasana hati yang berantakan,Liam mendatangi sebuah Club malam. Pandangannya fokus pada seorang wanita yang duduk diantara jalang-jalang Club itu.

"Aku ingin dia"ucap Liam.

*****

"Aku tidak percaya jika wanita yang pernah bersama ku kini menjadi seorang pelacur seperti ini"ucap Liam.

Vote for Next

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang