18.Hujan

3K 155 5
                                    

Hujan di bulan Januari membuat beberapa aktivitas orang terganggu, termasuk Liam, yang harus bersabar menunggu sang supir yang ia tugaskan untuk menjemputnya di kantor. Namun hujan deras disertai angin membuat ia harus rela menunggu di depan pintu masuk.

Berkali-kali ia melirik jam ,dan sekarang sudah hampir jam enam. Supir belum datang dan ia benar-benar menyesal, kenapa ia tak mau membawa mobil sendiri.

Karena takut pulang terlambat pada akhirnya ia memilih menerobos hujan,ia benar-benar nekat untuk pulang hanya dengan berjalan kaki. Tidak perduli meski semua pakaiannya basah,lagi pula semua pekerjaan sengaja ia tinggalkan di meja kerjanya.

Setelah melewati trotoar jalan, akhirnya Liam, berhasil memasuki gank tempat tinggalnya. Ia kira hujan disini tak deras ternyata sama saja derasnya.

"Aku benar-benar seperti orang bodoh"ucapnya,sudah terlanjur basah akhirnya ia memilih jalan terus. Meski dingin sudah menyelimuti tubuh nya.

Namun saat hendak sampai rumah,ia melihat seorang wanita, wanita itu sangat ia rindukan dan sangat ia khawatirkan.

"Nandhini"ucap Liam,saat ia melihat Nandhini hendak menyebrang jalan, sepertinya Nandhini baru pulang dari suatu tempat. Liam terus memperhatikan Nandhini dari jauh,sampai Nandhini ingin menyeberang jalan.

Tapi entah tak tau atau tak melihatnya, sebuah motor melaju saat Nandhini berjalan,motor itu semakin dekat dengan Nandhini,namun hujan membuat Nandhini tak menyadari itu.

Liam langsung berlari menghampiri Nandhini, memeluk tubuh Nandhini sampai mereka sama-sama terjatuh ke tepi jalan.

Nandhini menatap mata itu, kenapa ia harus dipertemukan dengan Liam. Nandhini tak percaya,ini seperti khayalan yang selalu ia khayalkan setiap hendak tidur.

"Kau baik-baik saja?"tanya pria itu di tengah derasnya hujan.

Nandhini mengangguk pelan,namun ia merasa sakit pada tangannya. Tentunya punggung tangan wanita itu berdarah.

"Bisakah kita ke rumahmu,luka nya sepertinya parah dan hujan semakin deras"ucap Liam

Nandhini ingin menolak namun sakit di tangan nya membuat nya tak bisa berpikir dengan logika hingga akhirnya ia mengizinkan Liam untuk mengantarnya pulang.

*****

Nandhini membuka pintu rumahnya, rumahnya tak ada siapapun,baru saja tadi Nandhini mengantar ibunya untuk berkunjung ke rumah saudara yang tengah berduka.

"Ibu sedang tidak ada,tadi aku mengantarnya ke rumah saudaranya yang meninggal"jelas Nandhini,Liam menatapnya,saat hujan seperti ini ia khawatir jika harus membiarkan Nandhini sendirian bagaimana pun ia adalah suami dari Nandhini.

"Kapan ibu mu pulang?"tanya Liam

"Tiga hari lagi"jawab Nandhini

"Baiklah,ayo biar ku obati lukamu"ucap Liam

"Baju ku basah jadi aku ingin menggantinya dulu dan baju mu sangat basah,kamu bisa menggantinya baju kamu dulu masih ada di kamarku"jelas Nandhini,Liam mengangguk paham lalu mengikuti langkah kaki Nandhini untuk masuk ke kamar.

******

Nandhini memberi baju dan celana milik sang suami yang waktu itu tertinggal saat mereka berada di rumah Nandhini.

"Aku akan menemanimu disini"ucap Liam

"Tidak perlu,ada yang menunggu mu di rumah aku bisa disini sendiri..

"Kau istriku dan yang berhak menunggu ku adalah kau"ucap Liam tanpa ia sadari.

Nandhini tak menjawab ia memilih untuk langsung ganti baju di kamar mandi.

****

Liam menatap Nandhini yang sudah berganti baju sama seperti dirinya,ia menatap Nandhini,ia sadar jika ia sangat merindukan Nandhini, karena sudah hampir sebulan tak bertemu.

Ia mulai mendekat Nandhini, Nandhini tetap terpaku memandangi sang suami. Ia sadar ia sangat merindukan nya tapi apa pria itu merasakan nya sedangkan pria itu sendiri yang pergi darinya.

Liam menggenggam tangan Nandhini sambil menatap nya.

"Aku menginginkan mu malam ini"ucap Liam.

Bersambung...

Next part

Nandhini merasakan sebuah kebahagiaan saat ini,saat Liam, menyentuh nya dengan sangat lembut. Dan untuk pertama kalinya ia mendengar ucapan cinta dari pria itu.

Wait...

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang