28.Waktu dan Rindu

2.8K 125 7
                                    

Saras menghampiri Nandhini yang semakin hari semakin tersiksa tanpa kehadiran Liam. Sudah sebulan ini mereka berpisah dan dalam proses perceraian, Nandhini tak siap menghadapi ini tapi ia sendirilah yang melepaskan Liam, karena ia terlalu sering mengecewakan.

"Nandhini, sudahlah lepaskan dia,dia juga yang membuat kamu menderita"ucap Saras, Nandhini menatap sang ibu.

"Tidak Bu, Nandhini juga mengecewakan nya"ucap Nandhini,Saras menatap Nandhini. Ia akui dalam pernikahan anaknya itu tak ada yang salah, hanya saja cobaan yang terus menghampiri mereka, hingga akhirnya mereka berpisah.

"Nandhini,apa kamu mencintai Liam?"tanya Saras, Nandhini mengangguk pelan.

"Kalau kamu mencintai nya, kenapa kamu melepaskan nya?"tanya Saras, Nandhini menunduk,bukan keinginan nya untuk melepaskan Liam,namun  Nandhini terlalu kotor untuk mendapat cinta pria itu.

"Selama dia mau menerima mu, tidak ada yang perlu dipermasalahkan"ucap Saras, Nandhini terdiam.

Entahlah semua sudah terlambat, perpisahan mereka hanya tinggal menghitung hari.

"Nandhini ke kamar dulu ya"ucap Nandhini,Saras hanya tersenyum saat sang putri pergi ke kamarnya.

******

Nandhini menghapus air matanya yang menetes dari sudut matanya,benar kata Saras. Selama Liam, tidak mempermasalahkan nya untuk apa Nandhini meminta berpisah. Mungkin benar, jika kata orang perempuan adalah makhluk yang rumit dalam hal apapun.

"Semua sudah terlambat, mungkin setelah ini dia akan bahagia dengan Liana"ucap Nandhini. Ia tak yakin untuk cinta nya bahkan hidupnya. Ia tak yakin jika ia akan bahagia setelah ini.

*******

"Sudah berapa kali,aku mengatakan bahwa aku mencintai Nandhini"ucap Liam,pada seorang perempuan disamping nya, yang tak lain adalah Liana.

Liana terdiam,ia ingin betul jika pria itu sering mengatakan kalau ia mencintai Nandhini. Namun Liana tak sadar dengan itu. Obsesinya terhadap sang kakak membuatnya tak memikirkan perasaan kakaknya.

Liana harusnya sadar jika yang ia miliki bukanlah cinta tapi obsesinya.

"Maaf,aku tidak bisa menikahi mu"ucap Liam,ia hendak berlalu pergi namun Liana menahannya.

"Kakak ingin kemana?"tanya Liana

"Aku bukan Kakakmu,aku hanya obsesinya gilamu"ucap Liam. Ia melepaskan paksa tangan Liana.

Liana sadar atas ucapan sang kakak. Ucapan yang menusuk namun benar adanya.

******
Sekarang yang Liam,bisa lakukan hanyalah berdiam diri di kamar dengan beberapa buku yang ia baca. Semua tak berguna yang ia inginkan adalah Nandhini,dan kekejaman takdir membuat nya harus berpisah dari wanita itu.

"Andai saja ada waktu,aku ingin kembali lagi padamu dan membahagiakan mu"ucap Liam,.
Sekarang ia akui jika semua terasa sepi tanpa Nandhini.

*****

Nandhini hanya bisa berdiam diri di kamar, dengan tumpukan buku untuk menemani sepinya. Ia merindukan sang suami,namun takdir dengan teganya memisahkan mereka.

"Andai saja tidak terlambat,aku ingin kembali padamu"ucap Nandhini. Dapat Nandhini akui jika semua terasa mencekam tanpa Liam.

Bersambung.

Vote comment nya yaaaa :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang