20.Morning

3.2K 147 2
                                    


Nandhini membuka matanya saat merasakan sinar mentari masuk lewat celah jendela kamarnya. Nandhini masih dapatkan pelukan dari seseorang disamping nya.
Nandhini melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Dan saat ini sudah pukul setengah tujuh pagi.

Nandhini mencoba melepaskan tangan Liam, dari tubuhnya,namun tetap saja tak bisa.

"Ini sudah jam setengah tujuh pagi"ucap Nandhini,namun pria itu tetap tak bergeming dan setia menutup mata.

"Kamu mau pulang atau makan di sini?"tanya Nandhini

"Disini..."ucap Liam, dengan cepat.

"Kalau begitu aku harus memasak,jadi lepaskan tanganmu"ucap Nandhini,Liam membuka matanya,ia tak melepaskan tangannya justru ia semakin memeluk Nandhini,sambil menciumi bibirnya,ia menghisap lembut bibir pink itu, lidahnya terdorong masuk kedalam mulut Nandhini, ke dua lidah itu saling bertautan. Reflex Nandhini mengalungkan tangannya di leher Liam.

Mereka saling bertatapan setelah ciuman itu. Nandhini ingin melepaskan tangannya namun tiba-tiba Liam, menahan tangannya,dan langsung memeluk Nandhini.

"Masih sakit karena semalam?"tanya Liam

"Tidak terlalu"ucap Nandhini

"Kau yakin?"tanya Liam.

"Iya,aku yakin"ucap Nandhini

"Baiklah,hari ini aku bantu kau untuk memasak"ucap Liam, Nandhini menatapnya,ia tak yakin dengan ucapan pria itu .

"Aku sendiri yang akan memasak, sudah lah aku harus mandi"ucap Nandhini

"Kita mandi bersama"ucap Liam, Nandhini lagi-lagi menatapnya.

"Tidak mau"ucap Nandhini,namun semakin ditolak semakin besar keinginan pria itu. Ia langsung menggendong tubuh Nandhini untuk masuk ke kamar mandi.

"Kita sudah menikah jadi melakukan ini, tidak masalah kan"ucap Liam, sebelum menutup pintu kamar mandi.

******

"Kau yakin kakakmu belum kembali?"tanya Nathalie pada Liana

Liana menatap malas wanita di sampingnya itu.

"Aku sudah berkata tidak,dan itu artinya tidak"ucap Liana

"Mungkin saja kau berbohong, jangan kira aku tidak tau kalau kau mencintai kakakmu sendiri"ucap Nathalie dengan nada sindiran

Liana menatap wanita itu dengan kesal.

"Kau benar-benar tidak memiliki sopan santun,kau harus tau ini semua terjadi karena mu"ucap Liana dengan nada marah

"Kau yang tidak sopan, menyalahkan orang tanpa sebab"ucap Nathalie

"Kalau bukan karena mu,kakakku tidak akan menderita karena kehilangan istrinya"ucap Liana sedikit berteriak

"Oh aku mengerti jika kau mulai mendukung wanita miskin itu"ucap Nathalie

"Setidaknya dia lebih bisa bersikap baik dari pada dirimu"ucap Liana

"Kau lupa, siapa yang menyuruh ku seperti ini"ucap Nathalie, menatap tajam Liana

"Ya,aku salah dan lupakan saja tentang permintaan ku"ucap Liana, Nathalie tersenyum remeh.

"Aku tidak akan berhenti sebelum mendapatkan kakakmu"ucap Nathalie

"Kau benar-benar gila"ucap Liana.

*****

Sedikit demi sedikit Nandhini menerima suapan makanan dari Liam, karena Nandhini kelelahan seperti ini disebabkan oleh pria itu. Saat mereka mandi bersama tadi. Setelah selesai Nandhini hanya bisa memasak,namun sangat tidak bertenaga untuk makan.

"Maaf, aku janji tidak akan mengulangi lagi"ucap Liam,sambil mengusap rambut Nandhini.

Nandhini mengangguk pelan sambil mengunyah makanannya.

"Kamu pulang kapan?"tanya Nandhini setelah menyelesaikan kunyahan nya.

Liam menatapnya.

"Tidak,aku akan tetap disini"ucap Liam, Nandhini mengangguk pelan.

"Nanti aku akan menyuruh pembantu kemari untuk mengambil barang-barang ku"ucap Liam. Nandhini kembali mengangguk, setidaknya ia bisa merasa tenang saat sang suami berada di sampingnya. Ini jauh lebih baik dari pada tanpa dirinya waktu itu.

Bersambung.

Vote komen yaaa..

Terima kasih:)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang