16.Realita

3K 150 6
                                    

Nandhini terdiam menatap jendela dari kamar nya menatap kepergian Liam. Realita tak sesuai ekspektasi yang ia harapkan.
Nandhini sadar jika tadi ia hanya berkhayal tentang Liam, yang mau mempercayainya dan kembali padanya,namun semua hanya mimpi manis yang akan tetap menjadi mimpi tak akan jadi nyata. Karena yang sebenarnya terjadi adalah.

Flashback

Setelah Saras menjelaskan semuanya,tak ada respon apapun dari Liam, justru ia menatap Nandhini yang baru keluar dari kamar dengan kertas ditangan nya. Nandhini tersenyum dalam khayalnya. Ia berdiri lalu menghampiri Nandhini.

"Apa aku harus mempercayai semua itu"ucap Liam, Nandhini menatapnya.

"Iya, karena memang itu yang terjadi"ucap Nandhini

"Apa alasan ku untuk mempercayai mu?"ucap Liam, yang terdengar tak bersahabat.

"Ini hasil pemeriksaan waktu itu"ucap Nandhini sambil memberikan hasil pemeriksaan nya kepada Liam.

"Maafkan aku tapi aku tidak bisa mempercayai mu"ucap Liam,kembali ia melukai hati Nandhini.

Ia hendak pergi,namun Nandhini menahan tangan nya.

"Jangan pergi.."ucap Nandhini yang sudah kembali meneteskan air mata

Liam menatapnya sekilas,lalu melepaskan genggaman tangan itu. Dan pergi dari rumah Nandhini.

"Benar-benar keterlaluan"ucap Saras yang marah karena sang anak dipermainkan.

Nandhini langsung kembali masuk ke kamarnya. Ia sadar jika khayalan tak seindah kenyataan.

Off

Nandhini berkali-kali menghapus air matanya,ia tak tau lagi bagaimana nasib rumah tangga nya setelah ini. Dan ia tak tau bagaimana hidupnya yang terbiasa dengan sang suami tapi kini tidak lagi.

Hujan yang tiba-tiba turun ke bumi,membuat suasana semakin dingin dan menyiksa untuk Nandhini.

Seolah luka berdarah yang disiram dengan minyak kayu putih,itulah rasa hatinya saat ini.
Bahkan air mata tak mau berhenti turun dari matanya.

Saras turut bersedih melihat sang putri,Saras tak sanggup melihatnya,susah payah ia menjelaskan pada Liam,namun hasilnya nihil.

Saras menghampiri Nandhini dan langsung memeluk sang putri.

"Kenapa rasanya sakit Bu.."ucap Nandhini yang menangis dalam pelukan Saras.

Ia mengusap-usap punggung Nandhini agar Nandhini lebih tenang.

"Nandhini kamu harus yakin,dia mungkin bukan jodohmu, jika dia benar-benar jodohmu,pasti dia akan kembali"ucap Saras mencoba menenangkan

"Lalu kenapa kita disatukan Bu.."ucap Nandhini yang makin histeris

"Sabar Nandhini,ibu yakin.. jika kalian berjodoh pasti kalian kembali.."ucap Saras,ia merasa sangat terluka melihat sang anak seperti ini. Meski ia tak setuju jika Nandhini bersama dengan Liam. Tapi jika itu kebahagiaan Nandhini,Saras tak bisa apa-apa meski rasanya untuk mereka bersatu sangat mustahil.

Bersambung..

Vote komen.

Part sebelumnya Nandhini cuma halu :(
Jangan marah yaa :'v

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang