23. Trauma

2.9K 146 10
                                    


Pagi itu, Nandhini kembali memiliki keinginan untuk bicara,namun lagi-lagi selalu ia urungkan.

"Apa yang mengganjal pikiran mu?"tanya Liam. Mungkin ia merasakan jika ada sesuatu yang ingin Nandhini ungkapkan.

Nandhini menggeleng.

"Oh,iya,apa kamu marah kalau aku pergi sebentar"ucap Liam, Nandhini menatapnya sekilas dengan tatapan bertanya.

"Pergi kemana?"tanya Nandhini

"Ada sesuatu yang harus ku selesaikan"jawabnya, Nandhini kembali mengangguk.

"Hati-hati dirumah,aku akan segera kembali"ucap Liam, sebelum ia mengecup kening Nandhini.

Nandhini menatap kepergian Liam, setidaknya ia sudah tau kemana suaminya akan pergi,pasti bertemu dengan Nathalie. Pikir Nandhini.

Nandhini hendak menutup pintu rumahnya,namun tiba-tiba dua orang laki-laki menahan nya.

Nandhini ingat siapa mereka, mereka adalah dua orang penjaga yang ada di rumah Nathalie kemarin.

"Kalian,mau apa kemari.."ucap Nandhini,dua orang itu tak menjawab mereka justru mendorong tubuh Nandhini untuk masuk ke dalam rumah.

******

Liam mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, Ya,benar ia akan menemui Nathalie.

Sudah cukup Nathalie mempermainkan kemarin, semalam ia sudah mendengar penjelasan dari Liana. Semua yang terjadi kemarin tidaklah benar , tidak ada pernikahan atau apapun itu.

Tapi kemarin Nathalie berbohong, ia berpura-pura sakit, agar Liam mau mendatangi nya dan ia bisa melancarkan rencana nya.

"Aku benar-benar tidak percaya,kau tega melakukan ini"ucapnya. Ia tak masalah jika dirinya dibohongi tapi yang ia tak rela adalah, Nandhini yang harus tersakiti karena kebohongan Nathalie.

Namun dipertengahan jalan,ia teringat jika handphone miliknya tertinggal di rumah.

"Aku akan kembali, bisa-bisa nanti aku tidak bisa menghubungi Nandhini"ucapnya,ia langsung memutar balik mobil nya,menuju rumah.

*******

Dua orang itu masih tak menyerah untuk berusaha membuka baju  Nandhini.

Nandhini terus berontak atas ulah dua orang itu.

"Pergi... kalian mau apa..."teriak Nandhini

"Diam dulu,biar kami melakukan tugas kami"ucap satu dari dua orang itu.

Mereka sengaja menutup mulut Nandhini dengan kain. Serta mengikat kedua tangan Nandhini.

Air mata terus berjatuhan dari mata Nandhini,ia benar-benar takut dia orang itu melakukan hal yang ia tak sukai.

Dua orang itu tersenyum melihat lekuk tubuh Nandhini. keduanya begitu bersemangat untuk menyentuh setiap inci tubuh indah itu.

Nandhini terus berontak namun dua orang itu tak perduli, mereka masih memainkan kedua payudara milik wanita malang itu.

Namun sebuah dobrakan pintu,membuat dua orang itu menghentikan aksinya.

Nandhini semakin menangis saat tau yang mendobrak pintu itu adalah Liam.

Dengan tatapan marah dan benci,Liam,meraih satu dari dua orang itu lalu memukulinya tanpa ampun.

Ia tak perduli jika dua orang itu kehilangan nyawa ditangan nya. Ia tak perduli karena dua orang itu sudah berani menyentuh Nandhini.

Setelah puas karena sudah memukuli satu orang sampai babak belur, kemudian berlanjut ke pria satu lagi.

"Katakan,apa benar Nathalie yang menyuruh kalian"ucap Liam, sambil mencengkram kra baju pria itu.

"Iya.."ucap pria itu. Liam kembali memukul orang itu tanpa ampun bahkan meski orang itu sudah lemas ia tetap memukulnya.

"Pergi dan jangan pergi kemari!"tegasnya. Setelah dua orang itu pergi dalam keadaan babak belur.

Liam melepas ikatan di tangan Nandhini dan mulutnya. Nandhini langsung menangis di pelukan Liam.

"Maafkan aku.."ucap Nandhini terisak

"Kamu tidak bersalah.."ucap Liam. Nandhini masih menangis terisak di pelukan Liam.

Akhirnya Liam, membopong tubuh Nandhini ke kamar.

*****

"Jangan menangis lagi.."ucap Liam, sambil mengusap air mata Nandhini.

Nandhini, sangat merasa kalau dirinya telah mengecewakan pria yang ia cintai itu. Nandhini benar-benar merasa dirinya kotor.

"Aku ke kamar mandi dulu"ucap Nandhini

"Apa perlu bantuan?"tanya Liam, Nandhini menggeleng. Ia langsung berjalan ke kamar mandi.

Nandhini mandi dengan membabi buta, ia terus membersihkan dirinya dengan kasar. Namun ia rasa air tak bisa membersihkan diri nya.

Liam membuka pintu kamar mandi,dan mendapati Nandhini yang membersihkan dirinya dengan kasar, ia langsung memeluk tubuh Nandhini.

"Jangan melukai dirimu sendiri, Nandhini"ucap Liam, Nandhini hanya mampu menangis dalam pelukan Liam.

"Tidak ada yang menyentuh mu selain aku"ucap Liam.

"Aku mengecewakanmu"ucap Nandhini dalam tangisnya.

"Tidak, kamu tidak mengecewakan ku"ucap Liam,namun meski begitu Nandhini tetap menangis.

"Kau tinggal menunggu pembalasanku Nathalie"ucap Liam,dalam hati.

Ia benar-benar tidak terima jika harus Nandhini yang mengalami ini. Ia berjanji akan membalasnya.

Bersambung.

Vote comment for fast up :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang