33. Tak berharga

3.5K 152 5
                                    

Nandhini menatap cincin yang ia genggam, yang tak lain adalah milik Liam, yang diberikan kembali oleh Liana pada Nandhini.

Nandhini tak menyangka jika perjuangannya selama ini hanyalah sia-sia, nyatanya pria itu tak pernah menghargai pemberian Nandhini.

Suasana hati Nandhini benar-benar hancur, ia ingin pergi dari tempat ini dan menangis sekencang-kencangnya namun waktu untuk pulang masih kurang beberapa jam. Yang ia bisa lakukan hanyalah menahan tangisnya sampai waktu pulang nanti sudah tiba.

*****

Sekuat apapun seseorang menahan beban,pasti akan menyerah, seperti itulah Nandhini saat ini, ia terlalu rapuh menahan air matanya,sampai ia kembali menangis di kamar mandi.

Ia ingat saat mereka bertukar cincin pada saat itu, dan sekarang sayang nya,Liam sudah melepaskan cincin dari Nandhini.

Air matanya tak berhenti meski hujan mulai membasahi bumi.
Hujan mengguyur bumi namun yang basah di pipi.

Semakin Nandhini berusaha melupakan nya,tapi sesak itu terasa dihatinya. Nandhini tak mengira jika cintanya akan berakhir seperti ini. Nandhini benar-benar tak percaya.

Nandhini bahkan keluar dari kamar mandi dengan mata yang sudah memerah akibat menangis terlalu lama. Entah kebetulan atau apa, saat hendak kembali ke tempatnya bekerja, Nandhini bertemu dengan Liam.

Liam menatap Nandhini,mata Nandhini terlihat memerah. Apa Nandhini menangis. Pikirnya.

"Kau kenapa?"tanya Liam

Nandhini menundukkan kepalanya karena tak ingin menatap Liam,untuk sekarang ini.

"Tidak apa-apa,boleh saya kembali ketempat saya"ucap Nandhini

"Ya, silahkan"ucap Liam, Nandhini baru saja melangkahkan kakinya,namun tiba-tiba Liam menahan tangannya saat Liam, menyadari jika Nandhini menggenggam sesuatu.

"Apa yang ditanganmu?"tanya Liam

"Bukan apa-apa,ini hanya benda yang tidak berharga"ucap Nandhini dengan suara bergetar, tanpa seizin Nandhini,Liam membuka paksa tangan Nandhini. Dan yang ia lihat adalah cincin yang Nandhini berikan padanya dulu.

"Cincin itu..

"Iya, ini sudah dibuang kan"ucap Nandhini,Liam menatap Nandhini, batinnya dari mana Nandhini mendapatkan cincin itu.

"Dapat ini dari mana Nandhini"ucap Liam, Nandhini tersenyum miring mendengar pertanyaan pria itu.

"Tentu saja Liana"ucap Nandhini

"Kau pikir aku tidak tau saat dengan terang-terangan kau melepas cincin ini karena mendapat cincin yang lebih mahal dari Liana"ucap Nandhini dengan suara yang lebih tinggi, seolah tak perduli dengan siapa ia berbicara.

"Bukan seperti itu maksud ku, Nandhini...

"Ya,aku tau cincin ini tidak ada harganya untuk mu"ucap Nandhini

"Aku ingin bicara dan menjelaskan semuanya"ucap Liam, memohon.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan"ucap Nandhini

"Kau dan aku,kita bukan siapa-siapa lagi,ingat itu"tegas Nandhini tentunya dengan mata berkaca-kaca.

Bersambung.

Vote comment biar up cepet :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang