2.Cat

7.2K 225 4
                                    

Setelah mengantar selendang,Nandhini langsung pulang kerumah dengan tergesa-gesa. Seolah ada yang mengejarnya.

"Kamu kenapa Nandhini,kok buru-buru seperti itu?"tanya Saras

Nandhini menggeleng.

"Tidak ada apa-apa Bu,Nandhini masuk dulu ya"ucap Nandhini yang diangguki oleh Saras.

Nandhini merebahkan tubuhnya di atas kasur tempat tidur nya. Tadi ia buru-buru pulang setelah ia mendapat tatapan dari si dingin itu.

"Ada apa dengan dia, setiap bertemu aku dia selalu menatapku"ucap Nandhini . Nandhini mengambil handphone miliknya namun ia mendapat sebuah notifikasi dari sebuah aplikasi khusus wanita.

Jika ingin tau siapa orang yang kamu cintai siapa,coba tutup mata kamu,orang yang muncul saat kamu menutup mata,dia adalah orang yang kamu cintai :)

"Masa"gumamnya, karena tak percaya Nandhini pun mencoba menutup matanya dan..

"Sial"umpatnya karena saat ia menutup mata malah si dingin itu yang ia lihat.

Nandhini meletakkan handphone nya kembali, setelah itu ia keluar kamar agar tak mengingat kejadian itu.

*******

"Kak Kenapa kakak selalu menatap rumah gadis miskin itu?"tanya Liana pada sang kakak yang berada di balkon kamar.

"Siapa maksud mu?"tanya Liam,sambil menatap wanita disampingnya

Liana menautkan kedua alisnya. Ia malas bila harus menyebutkan nama gadis itu.

"Nandhini"ucap nya malas

"Kau bicara apa,aku tidak menatap rumah gadis itu,aku hanya.. menatap jalanan"elaknya

Gadis berambut pirang itu menatap kesal orang yang ia cintai sejak empat tahun ini. Sejak dia kelas dua SMA.

"Kau kenapa,kau terlihat sangat kesal"tanya sang kakak sambil mengusap pipi gadis itu

"Dua orang tua itu akan benar-benar menjodohkan mu"ucap Liana

"Apa, bagaimana bisa!?"tanya Liam

"Akan ada pertunangan tapi aku tak tau kapan"ucap Liana

"Sial"umpat pria itu

"Kau tau,aku rela kau meniduri ku agar tak ada pertunangan terjadi"ucap Liana,Liam sempat terkejut dengan ucapan gadis itu tapi lagi-lagi ia tak menganggap nya lebih. Ia menganggap Liana hanya bercanda.

"Kalau begitu nanti malam kita tidur bersama"ucap Liam, sebagai saudara apa salahnya namun berbeda bagi Liana. Menurutnya itu adalah langkah awal .

********

Malam itu Nandhini duduk didepan rumahnya,malam itu cukup cerah,ia menatap pintu gerbang rumah dari si dingin itu.  Nandhini sangat kagum pada kemewahan rumah itu, Nandhini tak bisa membayangkan jika suatu hari nanti ia tidak disitu.

Meow meow

Nandhini tiba-tiba mendengar suara kucing,dan sebuah pergerakan dikakinya. Nandhini melihat ke kakinya ternyata ada seekor kucing tengah bermain dikaki Nandhini. Nandhini menggendong kucing itu.

"Ini bukan nya kucing milik.."Nandhini tau jika kucing itu milik dari keluarga Johannes.

"Lagi-lagi aku datang kesana, baiklah demi kucing ini"ucap Nandhini, ia berdiri dari duduknya dan langsung menuju rumah mewah itu. Awalnya satpam tak mengizinkan Nandhini masuk tapi setelah bernegosiasi akhir nya satpam mengizinkan.

Nandhini melihat rumah mewah didepan nya,saat malam seperti ini rumah itu sangat bersinar. Didepan halaman ada taman mini berbentuk bulat.

"Sudah puas melihatnya"ucap seseorang dibelakang Nandhini. Nandhini melihat kearah belakang dan itu adalah Liam.

"Maaf..aku.. eh..saya.."Nandhini benar-benar gugup saat itu tanpa ia ketahui penyebabnya.

"Ini kucing milik Liana,dan kenapa ada di dirimu"ucap Liam, sebenarnya ia tak tega mengintrogasi gadis itu karena penampilannya yang menggoda dirinya.gadis itu mengenakan Kaus putih kebesaran dan celana diatas lutut.

"Tadi dia ada diluar"ucap Nandhini

"Baiklah terima kasih"ucap Liam, Nandhini hanya tersenyum sambil menyerahkan kucing itu,tapi kucing itu tak mau malah mengeratkan kakinya tepat didada Nandhini.

Liam mencoba menarik hewan itu tapi malah hewan itu mencengkram erat baju Nandhini. Perlahan Liam mengarah kan, tangannya tepat didada Nandhini.

"Maaf.."ucapnya sebelum ia menarik kaki kucing itu.
Kucing itu agak melewan sampai akhirnya.

"Aghh.."pekik Nandhini ketika tangan pria itu menghantam apa yang seharusnya tidak disentuh oleh pria manapun.

"Maaf,apa sakit?"tanya Liam, entah ia harus bersyukur atau merasa bersalah. Gadis itu benar-benar padat dan kenyal. Pikirnya

"Tidak,saya pulang dulu"ucap Nandhini

"Sebentar.."ucap Liam, Nandhini menatapnya heran, tangan pria itu kembali terulur kearah yang tak semestinya sampai Nandhini menutup dadanya. Namun ternyata pria itu membenarkan baju Nandhini bagian lengan yang memperlihatkan tali bra yang Nandhini kenakan.

"Sudah tak terlihat"ucap Liam

"Terima kasih"ucap Nandhini. Nandhini langsung berbalik dan berjalan pulang namun ia berhenti sejenak lalu menatap kebelakang. Liam masih menatap nya. Nandhini kembali berjalan.

Senyuman tipis terukir dikedua bibir dua orang itu.

Bersambung ..

Vote komen nya jangan lupa yaa :)

Perfect Human and Bad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang