. . . . .
Taehyung bangun lebih dulu dari Jeongguk. Suaminya itu masih berlayar di alam mimpi, Taehyung sebenarnya mau siram Jeongguk supaya bangun tapi waktu ngeliat wajah suaminya yang keliatan capek karena harus ngurus pindahan, akhirnya dia gak setega itu bangunin Jeongguk dengan cara disiram.
Sebagai gantinya Taehyung mau masakin suaminya sarapan spesial─ya gak spesial banget sih paling Taehyung masak nasi goreng sosis bakso kesukaan Jeongguk. Dia juga gak jago banget dalam hal masak-memasak, bisa masak nasi goreng gak keasinan aja udah bersyukur.
Nah karena mau masakin suami, pertama-tama Taehyung harus belanja. Kulkas masih kosong karena mereka baru saja kemarin pindah, barang-barang juga baru disusun belum ditata lagi dengan benar.
Sekarang disini Taehyung berdiri, di pasar Tradisional dekat komplek perumahannya. Pasar disini gak keliatan kayak pasar Tradisional kebanyakan yang becek dan banyak sampah disana-sini. Justru pasar ini menurut Taehyung jauh lebih bersih daripada pasar di kampung halamannya.
"Lho? Nak Taehyung disini? Mau belanja juga ya?" tanya seseorang yang berdiri dibelakang Taehyung, sontak dia putar badan.
"Iya bu, mau belanja buat masakin mas Jeongguk," jawab Taehyung sopan.
Ternyata salah satu ibu-ibu yang ngegerombol kemarin di depan rumahnya.
"Aduh pasangan baru, masih manis-manisnya masakin buat suami. Kalau saya mah udah males nak Taehyung, badan udah sering pegel-pegel jadi lebih suka beli jadi aja," kata si ibu.
"Selagi masih ada kesempatan saya mau masakin mas Jeongguk setiap hari bu."
Ibu itu terkikik geli mendengar ucapan Taehyung. Mereka berdua berakhir di tukang sayur sambil milih bahan masakan, terkadang diselingi dengan obrolan gosip dari ibu-ibu yang belanja disitu.
Taehyung gak merasa risih karena dia seorang laki-laki, malah dia senang bisa mendengar cerita pengalaman berkeluarga dari ibu-ibu yang ikut belanja dan sekaligus dapat diskon belanja disitu karena ibu-ibu disana bilang kalau Taehyung ini warga dan pasangan baru di lingkungan mereka, jadi tukang sayur yang ternyata satu perumahan sama Taehyung itu ngasih diskon sebagai hadiah.
"Oh iya nak Taehyung saya boleh nanya?" tanya ibu Hani, mereka sudah kenalan sebelumnya.
Taehyung sedikit takut kalau pertanyaan yang keluar sama seperti kemarin, tentang kenapa mereka milih nikah muda.
"Boleh Bu, mau tanya apa?" Senyum Taehyung sopan, bikin yang lihat juga suka.
"Jeongguk sama nak Taehyung udah kerja apa belum?"
Taehyung ngerasa dia barusan ngebuang nafas lega. "Sudah Bu. Saya sama mas Jeongguk kerja disatu tempat yang gak jauh dari rumah," jawab Taehyung.
"Oh jadi milih tinggal disini karena dekat dari tempat kerja?"
Taehyung ngangguk sopan, nyerahin bahan-bahan yang dia pilih ke ibu penjualan sayur untuk dihitung total harga belanjaannya.
"Walah enak ya, satu tempat kerja dan gak jauh lagi tempatnya. Pintar juga kalian milih tempat tinggal."
Taehyung senyum sopan setelah itu pamit pulang karena dia sudah selesai belanja, lagipula dia takut Jeongguk nyariin. Belum izin pergi sama suami dan ponsel Taehyung ketinggalan di rumah jadi gak bisa ngehubungin Jeongguk.
Sesampai di rumah benar saja Jeongguk nyariin Taehyung, kelihatan dari wajah kusutnya. Jeongguk duduk di ruang makan sambil megang ponsel Taehyung. Keningnya mengkerut kebingungan.
"Mas?" panggil Taehyung.
Jeongguk noleh, seketika wajahnya kelihatan lega tapi masih belum ngilangin raut kusutnya.
"Adek? Kemana aja? Mas nyariin kamu sampai keliling rumah, keluar jalanan, nanyain pak rt─"
Taehyung deketin Jeongguk sampai tepat berdiri didepan suaminya. Ngusap lembut bisep suaminya buat Jeongguk lebih tenang.
"Adek ke pasar Mas. Nelanja buat masak. Emangnya Mas gak mau makan?" Taehyung nunjukin belanjaannya.
Jeongguk ngehela napas. "Sini kamu nakal udah bikin Mas khawatir gini."
Taehyung ketarik masuk kedalam pelukan hangat suaminya, Jeongguk ngusel di leher Taehyung dia paling suka wangi istrinya sehabis mandi. Wangi Taehyung jadi berkali-kali lipat lebih harum.
"Adek gak nakal lho Masnya aja yang kebo. Udah aku bangunin tapi gak bangun juga."
Taehyung bohong. Dia kan gak bangunin Jeongguk sama sekali.
"Kamu salah bangunin Masnya."
"Salah dimananya?" Taehyung ngedongak natap mata hitam Jeongguk.
Keadaan mereka masih pelukan ya teman-teman.
"Mas kan bilang kalau bangunin Mas cipratin aja air, segalon juga gapapa," kata Jeongguk bercanda.
"Buang-buang air namanya Mas, lagian adek gamau jadi suami durhaka bangunin Mas pakai siram air."
Jeongguk cubit pipi gembil Taehyung. Momen kayak gini satu dari seribu alasan Jeongguk ngebet nikahin Taehyung, bangun pagi ada yang meluk, ada yang masakin sarapan, ada yang pakaiin dia dasi, dan ada yang kasih dia cium-peluk.
"Ya sudah jangan disiram. Kamu cium mas aja kalau mau bangunin Mas," kata Jeongguk yang sukses langsung dapet cubitan Taehyung di perutnya.
"Modus itu namanya!" Taehyung ngelepas pelukan mereka. " Udah sana Mas mandi, adek mau masak nasi goreng bakso sosis kesukaan suaminya Adek."
"Gak usah mandi udah wangi lho ini."
"Wangi darimana? Bau begitu dari kemarin gak mandi."
"Kamu juga masih bau tuh. Ayo sini mandi bareng sama Mas," ajak Jeongguk yang udah mau narik tangan Taehyung.
Untung Taehyung refleks cepat jadi dia gak ketangkap Jeongguk.
"Gak mau ah aku udah mandi. Mas mandi aja sendiri sana, inget ya gak mandi berarti gak makan. Peraturan pertama!"
. . . . .Terimakasih sudah membaca
Cemara!
ONNIGIRIE
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.