Tertangkap basah

3.9K 538 107
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



. . . . .


Jeongguk berdiri di balik pohon besar tepat di depan rumahnya. Rumah sederhana berpoleskan cat warna biru langit dipadu putih susu, dia sedang melihat dirinya yang lain. Dirinya saat berumur 12 tahun.

Begitu lincah mengejar bola kuning cerah yang baru dia dapatkan dari Sang ayah karena hari ini Jeongguk sudah menjadi anak baik, menjaga ibunya dan menemani calon adik yang masih berada di dalam perut Jieun.

Jieun tersenyum melihat anaknya mengejar bola kuning itu sampai keluar dari pekarangan rumah, ada sedikit raut khawatir ketika bola itu menggelinding semakin jauh menyeberangi jalanan aspal tempat kendaraan berlalu-lalang.

Jeongguk yang berada di balik pohon masih setia memandang dengan peluh membasahi kening saat Jieun mulai berdiri, berlari dengan perut buncitnya, raut cantik Jieun berubah pucat pasi

Sangat cepat dan menyakitkan mata ketika mobil hitam berkecepatan tinggi melaju kearah tempat Jeongguk kecil berdiri memeluk bola kuningnya. Lalu bayangan Jieun yang berlari, mendorong Jeongguk kecil sampai kepalanya membentur trotoar.

Detik berikutnya bagai mimpi buruk bagi Jeongguk melihat Jieun terpental jauh dengan kedua tangan yang memeluk bagian perutnya, darah mulai mengalir dari balik dress sederhana yang dia pakai. Berikutnya teriakan Sang ayah memanggil namanya dan Jieun.

Jeongguk di balik pohon berteriak memanggil Jieun. Air mata mengalir melihat pemandangan tragis di depannya.

“Mama!”



. . . . .



“Maaf … maafkan Jeongguk. Mama maafkan Jeongguk.”

Taehyung terbangun mendengar racauan pria yang terlelap di sampingnya. Melihat wajah Jeongguk dipenuhi keringat dan keningnya yang mengkerut seperti sedang menahan sakit.

Dia termenung sebentar. Apa Jeongguk sedang bermimpi buruk?

Jeongguk bergerak gusar, tangannya mencari-cari sampai menemukan tangan Taehyung yang langsung digenggamnya dengan erat.

“Mama, Jeongguk tidak mau … tidak mau adik,” racau Jeongguk.

Telapak tangan Taehyung bergerak menepuk pipi suaminya, berharap Jeongguk terbangun dari tidurnya. 

“Mas?” panggil Taehyung. “Mas bangun, ini Adek.”

Dijepitnya hidung Jeongguk. Walaupun tidak tega, tapi Taehyung harus segera membangunkan suaminya dari mimpi yang mengganggu Jeongguk hingga seperti ini.

Karena saluran pernapasannya tertutup jepitan Taehyung, tidur Jeongguk pun terganggu dan perlahan membuka matanya. Menatap lurus ke langit-langit kamar sebelum menoleh ke arah Taehyung yang menatapnya khawatir.

CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang