. . . . .
Demi menghadiri acara petunangan mantan kekasih sekaligus temannya. Taehyung sampai membeli sepasang jas dan juga kemeja untuk dirinya dan Jeongguk. Lagipula jas mereka yang ada di lemari pakaian terlihat terlalu formal, jadi Taehyung mengocek kantongnya untuk membeli jas hitam dengan aksen batik berwarna ungu tua.
Yang namanya ‘sepasang’ benar-benar dalam artian sangat cocok dipakai untuk sepasang suami-suami yang kini terlihat sangat serasi. Taehyung sengaja, sebelum berangkat dia sempatkan melipat satu dari belasan kemeja hitam milik suaminya untuk dipakai bersamaan dengan jas batik. Pasti Jeongguk berkali-kali lipat lebih mempesona, dan benar saja. Sekarang dia merasa jatuh cinta lagi dan berbangga diri memiliki Jeongguk sebagai suaminya. Rupa di atas rata-rata. Maksimum.
“Bagus Dek. Kamu beli di mana?” tanya Jeongguk. Berdiri di depan kaca, merapihkan pergelangan jas-nya yang terdapat ukiran batik.
Milik Taehyung terukir horizontal di sebelah kiri, dari pundak sampai ujung jas. Sedangkan milik Jeongguk berada di pergelangan tangan, dan lingkaran di ujung jas.
“Toko langganan Bunda, biasanya keluarga Adek mesen baju di sana kalau ada acara besar.”
“Kirain Mas, kamu beli di pasar,” celetuk Jeongguk yang sering mendengar Taehyung selalu izin pergi ke pasar sebelum berangkat ke rumah sakit.
“Kalau ada di pasar langsung Adek borong, Mas.” Taehyung mendengus. Kemudian mendekati Jeongguk yang berdiri di depan standing mirror. Tangannya terulur membenarkan lipatan kerah kemeja Jeongguk.
“Kenapa sampai ngeborong?”
“Pasti lebih murah dari harga di toko langganan Bunda.” Si manis terkekeh geli setelahnya. Menepuk-nepuk kerah kemeja Jeongguk, lalu memuji. “Gantengnya Mas Jeongguk.”
Jeongguk yang dipuji Taehyung sudah pasti langsung melambung tinggi sampai ke ujung langit. Tapi tetap harus stay cool. Harus terlihat berwibawa dan berkarisma. Supaya suami manisnya terus memuji Jeongguk.
“Berkat jas dan kemeja pilihan Adek. Mas jadi makin ganteng, kan?” Sebelah alis Jeongguk terangkat membuat Taehyung mendelik malas.
“Langsung deh, kepedean!” seru Taehyung.
Lalu mereka melanjutkan persiapan. Karena acara dimulai satu jam lagi, sudah banyak tamu-tamu undangan serta keluarga dari kedua pihak memenuhi ruang tengah yang telah disulap menjadi aula pesta bertemakan warna biru langit dan putih.
Jeongguk dan Taehyung sebenarnya sudah ingin turun sedari tadi. Kamar tamu mereka berada di lantai dua, bersama dengan tamu yang lain termasuk Yeri.
Nah, bicara soal Yeri. Karena perempuan itu mereka masih berada di kamar. Katanya minta ditunggu sebentar. Untungnya Taehyung paham, seorang perempuan kalau soal merias diri pasti memakan waktu lama, dan tidak mungkin juga dia meninggalkan Yeri sendiri. Awalnya Jeongguk menolak, dan memilih meninggalkan Yeri. Tapi berkat bujuk rayu dari suami manisnya, kepala keluarga Jeon itu mengalah walaupun kesal setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.