. . . . .
Setelah hampir setengah jam Jeongguk mencari air mineral, sampai harus melawan arus keramaian pasar malam hingga ia bisa keluar, dan menemukan mini market 24 jam.
Pasar malam sudah tidak seramai sebelumnya, memudahkan Jeongguk mencari stand Takoyaki tempat Taehyung menunggunya. Dalam pikirannya tidak takut tentang dia dapat jatah Takoyaki atau tidak, melainkan kepikiran kalau nanti Taehyung kehilangan mood dan berakhir ngambek karena terlalu lama menunggunya.
Jeongguk menggenggam erat plastik berlogo mini market yang isinya terdapat dua botol air mineral dan cemilan yang sengaja ia belikan untuk menemani kencan mereka yang sedang di ujung tanduk.
Sesampainya Jeongguk di stand Takoyaki, dia melihat Taehyung yang tertawa bersama dengan abang penjual Takoyaki. Sepertinya karena guyonan dari Abang Takoyaki membuat tawa Taehyung terdengar sampai tempat Jeongguk berdiri.
Melihat lengkungan lebar yang Taehyung ukir di bibirnya, dan mata bulan sabit ikut terbentuk di kedua matanya saat suara tawa itu menguar membuat Jeongguk terpaku beberapa saat. Memandangi wajah manis Taehyung, merasa sangat beruntung memiliki laki-laki itu dalam hidupnya. Laki-laki yang bisa tersenyum seindah itu, dan laki-laki itu adalah teman hidup Jeongguk.
Betapa beruntungnya Jeongguk? Mungkin selain dirinya banyak di luar sana yang ingin bersanding dengan Taehyung, tapi sekarang dia seperti pemenang di antara orang-orang itu.
Ya, benarkan? Jungkook sudah memenangkan hati Taehyung.
“Seru banget ya Dek bercanda sama si Abang,” tegur Jeongguk.
“Eh? Mas? Sejak kapan?” tanya Taehyung sambil menyeka air mata yang terdapat di sudut matanya, terlalu banyak tertawa sampai membuat Taehyung hampir menangis.
“Udah daritadi sih, tapi Mas mau lihat kamu ketawa lebih lama. Jadi Mas sengaja gak negur kamu,” jawabnya jujur.
Semburat merah muncul di kedua pipi Taehyung, cahaya lampu milik stand Takoyaki semakin memperjelas sapuan merah tipis di pipinya.
“Eleh eleh suaminya udah dateng, saya dikacangin nih. Jadi obat nyamuk deh,” sindir Abang Takoyaki.
Jeongguk dan Taehyung terkekeh mendengar ucapan si Abang, ditambah aksen Sundanya semakin terdengar lucu di telinga mereka.
“Nih deh Bang, saya kasih ciki biar gak ngambek lagi.” Jeongguk memberikan sebungkus ciki kentang rasa sapi panggang berukuran besar.
“Wah makasih ya, saya bonusin Takoyaki lagi nih buat kalian,” tawarnya.
“Gak usah Mang, itu buat jualan loh. Anggep aja bayaran udah nemenin saya ngobrol nungguin si Mas,” cetus Taehyung.
Abang Takoyaki mengucapkan terimakasih berkali-kali dan mendoakan agar mereka terus bersama sampai ajal menjemput, itu hanya karena sebungkus cemilan yang Jeongguk berikan. Ternyata bahagia itu sederhana, lihat saja si Abang Takoyaki sekarang tersenyum sumringah membuka bungkus cemilan, lalu menawarkan ke stand penjual roti bakar di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.