Masalah

3.6K 475 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




. . . . .




Sudah dua hari semenjak Taehyung mengucapkan keinginannya mengadopsi anak ke Jeongguk dan selama dua hari itu mereka saling diam, jarang bicara, atau hanya seperlunya saja bicara.

Setelah Taehyung bilang ingin mengadopsi anak saat mereka belanja di Market pasangan itu adu mulut saat mereka sampai di rumah.

Taehyung tidak habis pikir kenapa Jeongguk menolak permintaannya? Bukannya dulu mereka sama-sama menginginkan anak?

Suaminya itu selalu bilang kalau mereka belum siap, keuangan mereka masih menjadi kendala, bahkan Jeongguk membawa masalah kesiapan mental Taehyung maupun Jeongguk ketika harus merawat anak dan bekerja sekaligus.

Dulu Jeongguk menjadi orang nomor satu yang setuju ketika Taehyung berencana mengadopsi anak.

Jeongguk selalu memaksakan dirinya sampai terus-menerus bilang kalau mereka masih belum siap. Taehyung juga berusaha tapi dia tau sudah sesiap apa mereka memiliki anak jauh sebelum pernikahan mereka.

Yang hanya Taehyung tau sekarang bahwa Jeongguk belum siap menjadi seseorang ayah, dan itu benar-benar mengecewakan Taehyung.

Dia hanya ingin memiliki keluarga kecil bersama Jeongguk.

"Taehyung mukanya muram banget kenapa? Berantem sama Dokter Jeongguk?"

Biasanya Taehyung menjawab pertanyaan setiap orang dengan senyuman tapi kali ini dia tidak bisa tersenyum. Pikirannya kacau memikirkan Jeongguk.

"Ya gitu Yeri, namanya juga rumah tangga ada aja masalahnya," jawab Taehyung.

Wanita cantik di depan Taehyung ini salah satu teman sesama Dokternya. Dulu satu kampus dan fakultas dengan Taehyung.

"Gak diselesaikan baik-baik? Aku lihat udah dua hari Dokter Jeongguk gak ke ruanganmu."

"Aku bingung Yer," suara Taehyung terdengar menahan sesuatu.

Kepala bersurai coklat itu menunduk dalam, Taehyung tidak bisa seperti ini. Mereka memang saling mengabaikan tapi Taehyung tidak bisa berlama-lama mendiamkan Jeongguk. Dia khawatir suaminya sakit atau kejadian buruk lainnya selama mereka bertengkar.

Yeri mengehela nafas, dia menuntun Taehyung untuk duduk di kursi ruangannya, "Kamu ini kalau ada apa-apa cerita sama aku atau gak mas Jimin."

Taehyung menolak dia tidak mau merepotkan Jimin yang sedang sibuk-sibuknya.

"Gak ngerepotin Tae malahan kamu yang kayak gini bikin kita bingung. Gak biasanya Dokter paling ceria disini masang muka suram."

"Ceria apanya? Bilang aja mau ngatain aku bawel kan?"

Yeri tertawa sebentar lalu menatap Taehyung serius, "Jadi? Masalah apa antara kamu sama Dokter Jeongguk?"

Taehyung menarik nafas dalam-dalam sebelum menceritakan semuanya. Yeri menjadi pendengar yang baik untuk Taehyung, wanita itu tidak memotong ucapan Taehyung dan menunggu sampai temannya ini selesai bicara.

"Jadi gitu Yeri. Menurut kamu dimana salahnya?"

Yeri mengusap dagunya sebentar, "Aku gak bisa nyalahin antara kamu dan Dokter Jeongguk. Ya soalnya kamu juga mau punya keluarga sempurna itu wajar semua keinginan istri pasti mau punya anak─"

"Heh! Aku ini laki-laki masa dibilang istri sih."

"Oh iya ya maaf maaf. Aku lanjut dulu," Yeri mengusap keningnya yang terkena sentilan Taehyung.

"Dokter Jeongguk juga gak salah dia mau mempersiapkan dengan matang-matang, gak mau gegabah. Ya intinya dia mau nanti kamu dan anak-anak kalian itu gak kekurangan apapun," ucapnya panjang lebar.

"Tapi mas Jeongguk terlalu maksain diri. Kita udah siap, keuangan juga udah kita pikirin jauh sebelum nikah dan aku udah siap mental kalau harus bagi waktu antara kerja dan ngurus anak," bantah Taehyung.

Yeri diam sebentar. Dia ini wanita belum ada pasangan jadi dia kurang tau apa yang harus dilakukan jika dia berada diposisi Taehyung, tapi selama dia menjadi Dokter kandungan kurang lebih hampir setiap wanita hamil memiliki masalah seperti Taehyung jadi dia  agak mengerti.


"Mungkin ya Taehyung bukan masalah materi yang belum siap, tapi Jeongguk sendiri yang belum siap menjadi seorang ayah."

Dan Taehyung tidak kaget lagi kalau hal yang selama dua hari dia pikirkan terucap oleh orang lain.




. . . . .



Pasangan itu sudah sampai di rumah mereka. Tidak ada obrolan ringan selama perjalanan mereka, wajar saja mereka kan masih saling mendiami.

Taehyung gatal ingin bertanya sesuatu tapi urung melihat wajah dingin Jeongguk, suaminya itu banyak diam.

Sampai di ruang tengah Jeongguk melepas jasnya lalu berjalan ke dapur untuk membasahi tenggorokannya, sedangkan Taehyung masih mematung di pintu masuk melihat punggung suaminya dengan tatapan sendu.

Ketika Jeongguk melewatinya Taehyung bertanya, "Mas mau makan malam apa?"

Jeongguk terus berjalan kearah pintu kamar, berhenti sebentar tepat di depan pintu.

"Terserah kamu," lalu masuk kedalam kamar dan menutup pintu.

Taehyung mengehela nafas bersamaan dengan jatuhnya liquid bening dari matanya. Sesak sekali melihat suaminya sendiri malas berbicara dengannya.

Dia menghapus air matanya dan berjalan memasuki kamar. Dia harus bertanya hal ini langsung ke Jeongguk daripada menerka-nerka.

Jeongguk duduk diatas ranjang dan memunggungi pintu masuk kamar, suaminya itu sedang berkutat dengan laptopnya.

"Mas, aku mau bicara sesuatu."

Jari-jari Jeongguk berhenti bergerak.

"Bicara apa?"

Taehyung mengusap bagian dadanya berusaha menenangkan jantungnya yang berdetak hebat.

"Soal dua hari yang lalu, aku mau nanya─"

"Mas udah bilang gak mau bahas itu lagi dek!" sentak Jeongguk.

Taehyung terkejut melihat Jeongguk yang mulai tersulut. Padahal dia belum bertanya sama sekali.

"Tapi mas aku cuma mau nanya, satu aja habis itu aku janji gak banyak omong lagi."

Mati-matian dia menstabilkan nada suaranya agar tidak pecah dan berakhir menangis di depan Jeongguk. Walaupun air mata mulai  turun dari mata Taehyung.

Taehyung gemetar dia takut, "Aku cuma mau nanya, apa mas gak siap punya anak adopsi sama aku?"

Terlihat jelas punggung Jeongguk menegang dan itu tertangkap penglihatan Taehyung.

Jeongguk mengusap wajahnya gusar.


"Kalau mas jawab iya, kamu bakal berhenti ngomongin soal anak adopsi lagi?"


Pertama kalinya Taehyung benar-benar hancur karena ucapan Jeongguk.



. . . . .




Terimakasih sudah membaca
Cemara!


ONNIGIRIE


CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang