. . . . .
“Mas! Mas! Bangun, udah jam berapa ini?” Tepukan mendarat lagi di pipi Jeongguk. “Mas Gguk! Aduh, bangun dong. Katanya mau pulang pagi-pagi, gimana sih?”
Membangunkan suaminya termasuk ujian bagi Taehyung. Tidur seperti orang mati, sebutannya. Mungkin saja jika terjadi sesuatu, bencana alam contohnya. Mungkin Jeongguk orang yang terakhir selamat kalau-kalau Taehyung lelah membuat suaminya terbangun dari alam mimpi.
“Gimana, Kak? Udah bangun Masnya?” tanya Yeri. Berdiri di ambang pintu. Menyaksikan usaha Taehyung.
“Belum nih.” Dihembuskan nafas kasar, Taehyung menyerah. “Mas Jimin masih nunggu? Kalau iya, bilang gak usah nungguin kita.”
Taehyung tidak enak hati pada Jimin. Tuan rumah ini rela bangun pagi buta hanya untuk melihat kepulangan mereka bertiga. Bisa saja pria yang sudah resmi bertunangan kemarin malam itu lelah, sebab acara yang menguras tenaganya.
“Oke.” Yeri terlihat berpikir.
“Kalau Mas Jeongguk masih belum bangun juga. Ambil air segayung, guyurin Mas Gguk biar bangun, Kak.” Perempuan itu lalu melengos pergi setelah memberikan sebuah saran yang cukup membantu Taehyung.
“Bener juga ya.” Ekor mata Taehyung melirik Jeongguk.
“Maaf ya, Mas. Adek bukannya kurang ajar sama suami, tapi kalau gini terus ....” Taehyung tidak melanjutkan ucapannya. Kedua tungkai terbalut celana tidur itu menuju kamar mandi.
Selang waktu tiga menit sosok Taehyung kembali bersama segayung air di tangan kanannya. Sempat ragu dan takut, bisa saja nanti Jeongguk marah. Tapi semua ketakutan dan keraguannya tersingkirkan setelah mendapati jarum jam yang terus bergerak.
“Maafin aku,” lirihnya sebelum menumpahkan gayung di atas badan Jeongguk.
Taehyung tidak tega melakukannya pada wajah Jeongguk. Takut-takut air masuk ke dalam hidung suaminya.
Kasur basah. Badan Jeongguk apalagi. Kini pria berstatus suami sah Taehyung itu sudah terbangun. Langsung mendudukan diri dengan wajah bangun tidur terkejutnya.
“Adek! Kamu ngapain sih?” seru Jeongguk.
Sebab dibangunkan secara paksa. Kepala Jeongguk terserang rasa pening. Emosi mulai tercipta, sedikit demi sedikit. Menatap nyalang pada Taehyung yang berdiri kikuk bersama gayung kamar mandi di genggaman.
“Eng ..., maaf. Habis Mas kebo banget. Udah setengah jam dibangunin masih aja gak bangun.”
Kobaran emosi sebelumnya mulai mereda. Jeongguk membuang nafas kasar. Salah kebiasaannya yang susah dibangunkan ketika tidur. Sebelumnya Taehyung bahkan sudah menggunakan banyak cara untuk membangunkan Jeongguk. Lebih parah dari disiram air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.