Ronda malam : 3

3.2K 496 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


. . . . .

Untung saja Taehyung membekali dia lotion anti nyamuk. Kalau dia nolak bisa habis pulang ke rumah dengan kulit bentol-bentol.

Karena posisi saung tempat biasa ronda dekat sekali dengan kolam lele milik warga, jadi banyak nyamuk yang berkeliaran.

"Nak Jeongguk baru pertama kali ngeronda ya?" tanya pak Hasan, salah satu warga yang dapat jadwal ronda malam ini.

"Iya pak baru pertama kali nih," jawabnya sedikit malu.

"Emang pak Gguk pertama kali ngeronda bawannya pasti berat apalagi buat pasangan muda seperti pak Jeongguk dan dek Taehyung ... pasti mau kelonan terus yakan?"

Tepat sekali pak Budi! Rasanya Jeongguk mau berteriak setuju dengan yang diucapkan bapak berkumis tebal ini.

"Ya gitu deh pak. Tapi lebih takut adek kenapa-napa pak," katanya.

Pak Hasan mengayunkan raket nyamuk yang hampir saja mengenai paha Jeongguk. Untung refleks dia bagus.

"Tenang saja nak Jeongguk. Kampung ini aman kok, jarang ada maling."

Jeongguk mangut aja.

"Udah nih. Giliran kalian yang keliling."

Mereka memang sedaritadi sedang menunggu giliran keliling. Tadi kan pak bayu dan remaja tanggung yang Jeongguk tau anak dari pak Budi. Sekarang giliran Jeongguk dan dua bapak lainnya.

"Nak Jeongguk bawa senter gak?" tanya pak Hasan.

"Bawa pak," jawabnya.

"Siap. Ayo kita berangkat demi keamanan kampung," seru pak Budi bak superhero yang ingin menjaga bumi ditambah sarung yang melambai di belakangnya.

Ya petualangan Jeongguk edisi ronda malam ini baru saja dimulai, dengan pikiran yang masih tertinggal di rumah.

Seriusan deh dia kangen Taehyung.

. . . . .


Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membelah sunyi malam ini.

Taehyung membuka matanya paksa. Dia ini tipikal orang yang gampang terbangun saat tidur jika mendengar suara sekecil apapun.

Dengan mata yang setengah terpejam karena belum rela terbangun dari tidurnya. Taehyung meraih sapu ijuk yang sengaja Jeongguk sediakan kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

Buat pukul maling atau kucing garong yang berani bertamu.

"Siapa? Aduh ngantuk ...." Taehyung menggosok matanya yang berair.

Ruang tengah yang gelap membuat langkah Taehyung tersendat-sendat takut menabrak ujung meja.

Menyalakan lampu yang langsung membuat matanya terbuka lebar karena terkena cahaya lampu.

Tok! Tok!

"Iya iya sabar. Jam berapa ya? Mas udah pulang?"

Matanya melihat jarum jam yang menunjukan pukul 04.45.

Masa iya Jeongguk jam segini sudah pulang?

Beberapa langkah lagi sampai pintu coklat dan Taehyung semakin mengeratkan pegangannya pada sapu ijuk.

Kalau itu maling tinggal ayunkan saja sapu ijuk ini dan boom! Taehyung yakin gak yakin maling itu pasti pingsan.

Tok! Tok!

"Sebentar─"

Pintu terbuka lebar.

"Aduh adek lama banget sih mas udah pegal nunggu di luar, mana banyak nyamuk lagi."

Jeongguk dengan wajah setengah mengantuk dan setengah kesal berdiri lesuh di depan pintu.

Keadaannya berbanding terbalik dibanding saat berangkat dari rumah. Sarung terpasang malas di pinggangnya, raket nyamuk yang entah punya siapa suaminya ini bawa pulang ke rumah, dan jangan lupakan rambut awut-awutan itu.

Tangan Jeongguk sibuk menggaruk leher dan lengan berototnya. "Aduh gatel banget gak kuat mas, dek."

Taehyung tersenyum teduh melihat suaminya.

"Sini-sini mas mau adek pijitin?" Tawaran Taehyung seperti hadiah ratusan juta bagi Jeongguk.

Suaminya itu tersenyum nakal. "Pijit aja nih? Gak mau yang lain gitu?"

Oh, tentu saja Taehyung paham maksud laki-laki sarungan di depannya ini.

"Boleh deh, hadiah buat mas."

Biarkan saja, Taehyung sudah tau konsekuensi bermain dengan Jeongguk. Lagipula sudah tugasnya melayani suami.

. . . . .

Terimakasih sudah membaca
Cemara!


ONNIGIRIE

CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang