. . . . .
Pemandangan di depan Jeongguk sekarang membuat dirinya bingung. Antara senang dan sedih.
Melihat Taehyung menangani luka memar di pergelangan tangan Samudra dengan sangat telaten dan penuh kehati-hatian. Hatinya menghangat dan tercubit secara bersamaan.
Kalau saja bukan karena trauma masa lalunya, mungkin keluarga mereka menjadi lebih bahagia dan lengkap dengan adanya malaikat kecil di antara Jeongguk dan Taehyung.
Ah, Jeongguk selalu menyesali itu.
Taehyung sangat menginginkan sosok anak, sedangkan dirinya? Karena kelemahan Jeongguk, suaminya harus menahan diri.
Jeongguk bukan pasangan yang sempurna untuk Taehyung. Dan dirinya sadar.
“Mas? Mas Jeongguk!”
Ditepuknya pundak Jeongguk. Melihat suaminya melamun Taehyung ikut gemas.
“Ke ... kenapa Dek? Butuh sesuatu?” Jeongguk gelagapan.
Helaan nafas terdengar yang berasal dari Taehyung. Sebelumnya, dia sudah memanggil nama Jeongguk sebanyak lima kali, tapi suaminya itu tidak menoleh sama sekali. Taehyung hanya ingin meminta tolong diambilkan sepiring makanan untuk Samudra yang belum mengisi perutnya sama sekali.
“Aku mau minta tolong. Mas kebawah, ambilkan makanan buat Samudra. Perut dia belum diisi dari sore,” ucap Taehyung. Mengulang permintaan yang sebelumnya sudah dua kali diucapkannya.
Jeongguk mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah waktunya makan malam. Karena mengurusi Samudra, mereka jadi belum sempat memberi ucapan selamat dan mencicipi menu yang tersedia di acara pertunangan Jimin.
“Sekalian Mas ambilin buat Adek juga, ya?”
Taehyung mengangguk sekilas.
“Nanti kalau ketemu Mas Jimin. Bilang maaf, kita gak bisa turun dulu.”
Samudra mulai merasa tidak enak. Dirinya menjadi alasan dua orang baik hati di depannya tidak bisa menikmati pesta hari ini. Seharusnya Jeongguk dan Taehyung tidak perlu sebaik ini sampai merawat luka Samudra.
“Kalau begitu saya─”
Kalimat Samudra terpotong.
“Kamu diam aja di sini. Aku nggak izinin pasien kabur.” Taehyung mendelik galak. Membuat yang lebih muda terdiam kaku.
“Mas.” Lalu menoleh, menatap Jeongguk dengan tatapan galaknya.
“Iya iya. Nggak usah galak gitu matanya,” ledek Jeongguk.
“Cepetan!”
Samudra sampai terkejut karena seruan Taehyung. Dan langsung menundukan kepalanya dalam-dalam, takut ikut terkena sentakan Taehyung juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.