. . . . .
Taehyung bersenandung menikmati kegiatan masak paginya. Sejak terungkapnya hal yang selama ini Jeongguk sembunyikan rasanya beban di pundak Taehyung berkurang, pikirannya lebih nyaman.
"Mas Jeongguk bosen gak ya aku masakin nasi goreng terus?"
"Enggak dek, gak bosen kalau kamu yang masak."
Taehyung berjengit dan refleks memutar badannya. Jeongguk berdiri sambil bersandar di samping kulkas tanpa mengenakan pakaian atasnya.
Padahal seingat Taehyung semalam mereka tidak melakukan aktifitas malam jadi kenapa suaminya ini bertelanjang dada. Walaupun tau Jeongguk sering tidur tanpa baju tapi melihat suaminya yang tampan pagi-pagi sudah berdiri menatapnya tanpa mengenakan pakaian atas─
Taehyung tiba-tiba jadi grogi sendiri!
"Mas! Ngagetin aja untung gak aku lempar centong nasi."
Jeongguk menghampiri Taehyung dan berdiri di depannya. Memeluk pinggang kecil suaminya, merunduk untuk menyelipkan kepalanya di leher Taehyung yang mengeluarkan wangi khas suaminya.
"Pagi adek."
Ya ampun jantung Taehyung belum siap menerima serangan pagi dari Jeongguk.
Tangan besar Jeongguk bergerak nakal menyingkap piyama Taehyung dengan perlahan, memberi usapan halus di pinggang Taehyung, lalu naik terus sampai punggung Taehyung yang hangat.
"M─mas ... masih pagi," bisik Taehyung saat Jeongguk memberi kecupan lembut di sepanjang leher dan tengkuknya.
Gimana nih nasi goreng Taehyung bisa gosong kalau terus diajak Jeongguk bermain-main.
"Hm? Emang kenapa kalau," kecup, "masih pagi?"
Tangan Jeongguk semakin nakal meraba area dada Taehyung yang menjadi area terlarang. Jari Jeongguk mencubit sesuatu yang menonjol di dada suaminya, ditarik, diputar sedikit sampai erangan kecil Taehyung terdengar.
"Ughh─mas! Nasi goreng aku gosong! Awas awas!"
Lalu berikutnya tendangan maha kuat dari Taehyung mampir di perut Jeongguk.
────
"Mas jangan duduk aja bantu aku lipetin baju sini!"
Taehyung marah-marah terus dari pagi sejak kejadian mesum Jeongguk. Bahkan saat Jeongguk ingin meluk Taehyung waktu nonton berita pagi tadi bukan sambutan yang dia dapat malah cubitan Taehyung yang membuat pahanya merah-merah.
"Iya iya mas selesain baca koran dulu dek," jawab Jeongguk lalu fokus membaca koran nya.
"Lebih mentingin koran daripada bantu aku, emang dasar suami mau enaknya aja."
Jeongguk elus dada mendengar ucapan pedas Taehyung. Dia gak tau suaminya itu semalam mimpi apa sampai berubah menjadi singa galak hari ini.
Daripada Taehyung semakin mengamuk lebih baik dia cepat-cepat melipat koran lalu bergabung bersama suami manisnya melipat baju di atas karpet.
"Sini sini mas bantuin jangan marah terus nanti muncul keriput loh," kata Jeongguk yang semakin mengundang tanduk di kepala Taehyung.
"Maksudnya mas adek udah keliatan tua gitu? Jadi timbul keriput-keriput?"
"Enggak gitu adek, gak tua kok. Adek masih muda, masih manis," pujinya daripada terkena semprot lagi.
Taehyung menarik keranjang jemuran di sampingnya lalu dia letakkan di samping Jeongguk.
"Gombal terus! Lipet ini semua yang bener, adek mau liat sejauh mana mas mau jadi suami yang baik," katanya.
Apa hubungannya melipat baju dengan menjadi suami yang baik? Itu mungkin pikiran Jeongguk sekarang.
Akhirnya Jeongguk tetap melaksanakan perintah Taehyung suami manisnya yang sedang berubah menjadi singa hutan yang galak.
Pertama-tama dia memilih untuk melipat kaus miliknya sendiri. Jeongguk kurang ahli dalam urusan rumah tangga, dia terbiasa terima jadi. Waktu masih bujangan baju-bajunya semua yang mencuci sampai melipat itu tugas ART.
"Salah! Itu jangan dilipet begitu kegedean nanti di lemari makan tempat!" semprot Taehyung.
Jeongguk merubah cara melipatnya jadi bagian bawah baju dahulu.
"Ngapain kamu ngelipet dari situ? Salah!" kena marah lagi.
Mata Jeongguk menatap tajam kaus hitamnya sendiri sampai-sampai jika matanya mengeluarkan api bisa-bisa terbakar sudah semua jemuran yang ada di keranjang.
"Sama aja adek gak usah rapih-rapih nanti juga dikeluarin lagi," keluhnya.
"Kamu nih gak tau yang namanya estetika dalam melipat baju!" ketus Taehyung
Taehyung pindah posisi jadi duduk di hadapan Jeongguk. Mengambil alih tugas melipat kaus hitam milik suaminya.
"Dimulai dari sini," dia mulai menerapkan langkah-langkah melipat baju.
Jeongguk melihat itu dengan antusias. Taehyung ternyata begitu ahli mengerjakan pekerjaan yang terlihat mudah tapi jika di coba susah sekali.
Ya bagi Jeongguk melipat baju itu susah.
"Lalu mas lipat tiga, ingat bagian leher atau kerah baju gak boleh berantakan," katanya.
"Selesai! Nah mas pahamkan?" tanya Taehyung.
Anggukan Jeongguk menjadi jawaban.
"Kalau gitu adek ambilin jemuran kering dulu, mas lipat yang di keranjang itu nanti kalau udah habis adek bawain lagi."
Lalu Taehyung melengos jalan ke halaman belakang tempat jemuran-jemuran yang akan menyiksa Jeongguk hari ini.
"Loh loh dek? Kok ditambah lagi sih?"
Kepala Taehyung timbul dari pintu belakang.
"Kenapa? Mas mau nolak? Lipat baju atau mas tidur di kasur lipat nanti malam?"
"Yaudah iya lipat baju."
. . . . .
Terimakasih sudah membaca
Cemara!ONNIGIRIE
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.