Warn! 17+
. . . . .
"Ahh ... pijatan adek emang paling top!"
Rasa bangga dipuji menghampiri Taehyung. Sudah dipuji dapat bonus pegang-pegang badan kekar suaminya pula.
Dilihat-lihat semakin lama badan suaminya semakin terlihat gagah. Dia tau Jeongguk mempunyai jadwal gym setiap dua minggu sekali, Taehyung mendukung sekali karena dia suka tubuh kekar suaminya.
Walaupun harus membalas tatapan lapar wanita-wanita diluar sana dengan tatapan 'dia suamiku!'.
"Dek sebentar mas buka baju dulu." Jeongguk melepas kaus oblongnya.
"Pijat sebelah sini dek," suruhnya menunjuk bagian depan.
Tepat di dada bidang dan kekar suaminya.
Taehyung gugup setengah mati. Dia jadi teringat bagaimana malam pertama mereka yang berawal dari kegugupan berakhir dengan kenikmat─
"Dek?" panggil Jeongguk.
"Ha─hah? Kenapa mas?"
Tangan Jeongguk merambat dan memeluk pinggang Taehyung entah apa tujuannya.
"Kamu bengong loh. Kenapa?"
"Itu ... itu, aku sedikit ngantuk deh," elaknya.
Bohong sekali jelas-jelas mata Taehyung benar-benar segar tidak ada tanda-tanda mengantuk.
"Yah masa ngantuk? Adek belum kasih mas pijatan yang lain loh." Tangan Jeongguk nakal sekali tiba-tiba merayap dan berhenti di bongkahan bulat suaminya.
"Atau adek aja yang mas pijat-pijat ... hm disini?"
Remas, remas, tampar!
"Mas!"
Jeongguk menulikan pendengarannya. Terus melecehkan pantat bulat Taehyung dari balik celana tidur.
Lenguhan Taehyung tahan ketika tangan suaminya mulai menyusup ke balik celana tidurnya. Menurunkan dalaman Taehyung tanpa membuka yang luar.
"Mas kangen adek ...." Jeongguk mengusakan wajahnya di dada Taehyung seperti bayi yang ingin menyusu.
"Boleh ya?" pintanya.
Taehyung sudah kepalang tanggung jika menolak ajakan Jeongguk. Sesuatu di bawah sana mulai minta dimanjakan.
Melihat Taehyung mengangguk dengan wajah merah menahan gairah. Jeongguk tidak banyak bicara, dia merebahkan tubuh suaminya dengan lembut ke ranjang mereka.
Ditariknya paksa celana tidur dan dalaman Taehyung yang ternyata sudah lumayan basah.
"Adek udah gak tahan ya? Hm?" Jeongguk menindih tubuh Taehyung.
"Mhh m-mas gatal ... ahh!" Taehyung memekik pelan saat penis mereka beradu. Bergesekan dengan intens.
Jari telunjuk Jeongguk bermain memutari lubang uretra Taehyung. Menggodanya sampai Taehyung mengerang frustasi meminta dijamah.
"Sayang ... adek sayang," bisik Jeongguk. Tangannya bekerja bergerak naik-turun.
Dia tau sekali Taehyung suka dengan panggilan 'sayang' disaat mereka sedang bermain panas di atas ranjang.
Panggilan itu bisa membuat Taehyung terbang sampai─
"Ahh mas ... adek, adek keluar─anghh!"
Sampai keluar.
Belum puas menghancurkan Taehyung dengan gairah. Bibir Jeongguk mencari-cari tonjolan di dada Taehyung.
Salah satu bagian kesukaannya.
Begitu menemukan puting yang dia cari mulutnya bekerja melahap tonjolan itu, menghisap kuat, menariknya dengan tidak sabaran, lalu dilepas begitu saja.
"Mas pelan-pelan ... ahhh mas Jeongguk." Taehyung mulai bisa mengendalikan dirinya. "Pelan mas, susunya─unghh."
Padahal puting Taehyung tidak akan mengeluarkan cairan putih bernama susu, tapi Jeongguk semangat menghisapnya seperti bayi yang sedang kehausan.
Merasa bagian lubangnya terabaikan jari Taehyung mulai nakal. Menggosok bagian luar lubang berkerutnya dengan jari, pelan-pelan dia mendorong hingga setengah dari jari lentiknya masuk.
"Akh! Sa─sakit ...," lenguhnya.
Sudah lama dia tidak seperti ini, memanjakan dirinya sendiri dengan suaminya yang lahap menghisap putingnya.
Keluar-masuk jari Taehyung di dalam lubangnya. Suara-suara lenguhan dan hisapan memenuhi kamar pasangan itu.
Penis Taehyung bergetar menahan sesuatu yang ingin keluar. Sebentar lagi pelepasan keduanya datang, penisnya terus bergesekan dengan milik Jeongguk.
"Adek sayang ... Taehyungie sayang."
Hisapan Jeongguk berhenti.
Pelepasan Taehyung tertahan. Jarinya yang bergerak tidak bisa memuaskannya, dia butuh hisapan Jeongguk di putingnya.
"Mas? Mas kenapa berhenti?"
Dia melirik kebawah, melihat Jeongguk.
Taehyung rasanya ingin berteriak kencang melihat Jeongguk tertidur di atas dadanya dengan putingnya yang basah.
Dibangunkan juga percuma, Jeongguk tidak beda seperti orang mati jika sudah tidur.
Lain kali dia tidak akan mau diajak main subuh-subuh. Kalau begini urusannya dia harus menahan hasrat sambil tidur.
. . . . .
"Taehyung? Kenapa mukanya lesuh gitu?" tanya Jimin.
Tanpa banyak bicara Taehyung melempar bungkus susu kotak yang baru saja habis ke arah Jimin.
"Berisik!"
Lalu berjalan dengan kaki dihentak-hentak meninggalkan Jeongguk yang baru saja selesai parkir mobil.
"Gguk si adek kenapa?"
Jeongguk menghela nafas, "Gak tau Jim, tapi gue saran lo jangan banyak nanya. Dibanting adek bisa mampus."
. . . . .
Terimakasih sudah membaca
Cemara!ONNIGIRIE
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara
Fanfiction╱. KV Bagi Jeongguk keluarga adalah rumah, tempat seharusnya dia bisa pulang. Maka dari itu Jeongguk mengajak Taehyung berkeluarga karena, Taehyung adalah rumahnya.