Playlist : Bad Liar - Selena Gomez
Your Playlist :
***
Dariel memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman nya. Tetapi bukan di bar, mungkin nanti malam. Sekarang dia akan pergi ke coffeshop yang sudah di pilihkan oleh Aldrich untuk mereka bertemu.
Dariel memakai celana jeans, kaos, serta jaket yang melekat pada tubuhnya. Dariel sudah di berikan alamat coffeshop nya, dia sekarang sedang berada di perjalanan. Dariel datang sendiri, tentu saja. Memang dia mau mengajak siapa?
Sampai di coffeshop, Dariel memasukinya dan mengedarkan pandangan nya. Dia memang datang sedikit terlambat, jadi pasti mereka sudah berkumpul.
Dan benar saja, Dariel melihat tiga orang? Dan Wait! Seorang wanita?
Dariel menghampiri meja mereka, dia masih penasaran dengan wanita yang duduk membelakangi nya. Tetapi, tidak. Dia tidak peduli. Mungkin itu salah satu teman kencan Kenzie, kan? Tidak ada yang tahu.
Aldrich yang melihat lebih dulu Dariel, mengangkat tangan nya. Tersenyum penuh arti. Dariel sudah mengerti itu semua. Aldrich mengangkat tangan nya itu seolah memberi tahu bahwa mereka ada disana. Seketika, Kenzie dan seorang wanita itu.. Membalikan badan nya. Melihat ke arah Dariel yang sedang berjalan.
Wajah nya tidak asing. Ya. Dia mengenal nya. Alice-- salah satu teman Zeina. Ah Zeina.
Dariel sudah menduduki kursi kosong disebelah Aldrich.
"Seperti nya kau sibuk dengan perjodohan mu itu ya, sampai datang untuk kumpul pun terlambat." Aldrich terkekeh.
"Well, dulu siapa ya yang bilang kalau tidak mau dijodohkan?"
"Dan yang bisa memilih pasangan sendiri. Apa aku mempunyai masalah pendengaran saat itu?" Kenzie tertawa, diikuti dengan Aldrich. Mereka tertawa dengan puas. Dariel hanya memutar bola mata nya.
"Ah ya. Mungkin saat itu aku juga memiliki masalah pendengaran"
"Ck!" Dariel berdecak, sebal.
"Sebenarnya aku tidak percaya. Seorang Dariel menerima perjodohan. Waw! Apa kau tidak bisa memilih pasangan mu sendiri, sehingga kau menerima perjodohan bodoh itu?" Kenzie sambil merangkul Alice. Dia sedang memainkan ponsel nya. Tidak minat untuk ikut mengobrol dengan mereka, lebih tepatnya Dariel.
Jika Alice mengetahui 'jalan nya mereka itu bersama dengan kedua teman nya ini, mungkin dia akan langsung membatalkan nya dan diganti dengan lain hari. Tetapi dengan santai ken mengatakan "Ayolah, kau sudah telanjur ada disini. Kau mau kembali sendiri? Tidak, Alice. Itu tidak aman. Kau akan aman jika bersama ku" dengan mengeluarkan senyum andalan nya. Astaga!
Sebenarnya dia malas sekali jika duduk satu meja dengan orang yang.. Ah sudah lah. Tetapi, mau bagaimana lagi kan?
"Sebenarnya aku ingin tertawa terbahak-bahak. Tetapi mengingat aku pun menerima perjodohan, mungkin aku hanya tertawa saja" Aldrich melihat Dariel, yang sudah memasang wajah sebal.
"So, bagaimana?"
"What?" Dariel melihat Aldrich dan Kenzie bergantian.
"Seriously? Hanya itu?"
"Kupikir kau akan menyangkal, dan memberi tahu kebenaran. Dan ternyata memang yang kami dengar adalah kebenaran nya." Kenzie dengan menatap Dariel.
"And, Well berkumpul dengan orang-orang bodoh yang mau saja dijodohkan, hmm cukup menyenangkan." Kenzie sambil mengusap dagunya.
"Sial!" Aldrich mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]
RomantikDariel Atteriza Smith (27th). CEO tampan. Multitalent. Dingin. Keras kepala. Dia sudah membangun perusahaan, dari nol sampai sukses dengan tangan dia sendiri. Zeina Anastashia Miller (22th). Ceria. Agresif pada orang tertentu. Keras kepala. Berawa...