Playlist : Into You - Ariana Grande
Your Playlist :
***
Zeina sedang menikmati makan siang-nya ditemani Dariel di sisi nya. Dan tentu nya di tempat tidur ruangan Zeina di rawat. Memang, saat ini Zeina masih belum diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit, sekitar satu atau dua hari lagi, sampai kondisi Zeina benar-benar pulih, baru Zeina diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit.
"Aku sudah sangat sehat, astaga! Kenapa harus nunggu esok atau lusa?" pertanyaan yang selalu Zeina tanyakan.
Setelah memakan makanan nya sampai habis, Zeina terus menerus meminta Dariel agar membawa nya kembali ke rumah-nya. Zeina sangat tidak nyaman berlama-lama di rumah sakit, dan memberi penciuman kepada hidung manis nya ini dengan bau obat-obatan.
Tapi Dariel dengan tak kalah manis nya, sangat bisa membuat Zeina bungkam. Beberapa menit, sampai hitungan jam. Dan kalau bosan Zeina akan meminta untuk pulang, lagi.
Sampai ketika,
"Hai, Zei! Sudah membaik?" tanya Alice yang baru saja memasuki ruangan Zeina, diikuti dengan Kenzie dibelakang-nya.
Untung saja ada Alice datang. Sungguh, Zeina sangat bosan. Meskipun ada Dariel, tetapi dia tidak bisa diajak untuk mengobrol hal yang tidak penting seperti obrolan nya dengan sesama wanita.
Alice baru datang lagi, setelah kemarin menemani Zeina, mungkin karena kelelahan dan baru datang lagi untuk menemani-nya sekarang.
Zeina terus berbincang dengan Alice. Sedangkan Dariel dan Kenzie duduk menyimak apa yang para wanita nya ini bicarakan. Kerjaan yang bagus kan?
"Kau sudah mengurus nya?" tanya Dariel dengan memelan kan suara-nya,
Kenzie menoleh, "Semua beres, aku juga sudah mengatakan mereka harus meminta maaf kepada Zeina-nya langsung."
"Semudah itu membuat mereka meminta maaf?" tanya Dariel dengan nada tidak percaya.
"Kau meremehkan ku!" kesal Kenzie, mata nya melihat kearah ponsel-nya, lalu menatap Dariel yang kini sedang melihat ke arah Zeina.
"Ikuti alur-nya. Sebentar lagi mereka akan sampai." lanjut Kenzie, dan dibalas dengan anggukan Dariel.
Sebenarnya ada yang membuat Dariel berpikiran sedikit mengganjal, tetapi dia menyingkirkan semua pikiran itu, karena masalah ini lebih penting.
Seketika suara decitan pintu membuyarkan lamunan Dariel, sontak yang ada di ruangan menoleh ke arah pintu masuk.
"Oh hai, ada apa ini? Kenapa semua pasang mata mengarah padaku? Kalian menunggu seseorang datang? Tentu saja ini aku sudah datang. Dan hai cantik bagaimana keadaan mu?" Leon yang baru saja datang dengan ucapan panjang lebar nya, sambil berjalan ke arah Zeina.
Zeina tersenyum melihat kelakuan Leon, Zeina tahu, Leon hanya ingin melihat Dariel cemburu, well sebentar lagi--
Bersamaan dengan itu, Dariel beranjak dari duduk nya, lalu menukar posisi dengan Alice, yang semula duduk di dekat Zeina.
"Percaya diri sekali kau!"
Tepat. 'Benar kan yang aku pikirkan?' batin Zeina. Setelah nya Zeina tersenyum, menanggapi Dariel. "Sudah lah, Leon hanya menjenguk ku, baby" ucap Zeina yang sedari tadi duduk dengan menyenderkan tubuh-nya pada tempat tidur, kini kepala-nya dia letak-kan pada pundak Dariel.
"Ah dan ya, tidak hanya itu. Sebenarnya ada yang ingin bertemu dengan mu, nona Zei-Zei"
"Berhenti memanggil nya dengan sebutan itu!" tegas Dariel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]
RomanceDariel Atteriza Smith (27th). CEO tampan. Multitalent. Dingin. Keras kepala. Dia sudah membangun perusahaan, dari nol sampai sukses dengan tangan dia sendiri. Zeina Anastashia Miller (22th). Ceria. Agresif pada orang tertentu. Keras kepala. Berawa...