My DANGEROUS GIRL - Part 16

575 23 0
                                    

Playlist : All Of Me - John Legend

Your playlist :

***

Zeina menatap pantulan dirinya dicermin, tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeina menatap pantulan dirinya dicermin, tersenyum. Tatanan rambut yang dibuat Alicea memang benar-benar pas untuknya. Tadi sore Dariel mengajak nya dinner. Selamat lah dia karena berinisiatif membawa sebuah gaun sebelum berangkat, dan itu berguna sekarang.

"Kau sempurna! You so damn beautiful, Zeina!" Alicea yang sedang duduk diatas ranjang kamar Zeina terpekik senang ketika dia menatap Zeina. Memang, sedari tadi gadis itu yang terlihat paling antusias. Maureen ada disini juga bersama mereka, ia hanya memberikan komentar bagus, tidak cocok, dan lainnya, selebihnya dia hanya diam saja sesekali mengulum senyum.

"Thank you, girls! Aku senang sekali. Malam ini adalah dinner pertama ku dengannya." sahut Zeina, dia melangkah kearah Alicea dan Maureen berada. Langsung merentangkan tangannya, dan mereka berpelukan.

"Bukan masalah, Zeina. Ayo, sudahlah. Kau harus turun dan menemui superhero mu itu sekarang, sudah jam 7, Zeina. Jangan membuatnya menunggu," Ucap Alice sambil mengurai pelukan. Zeina kembali tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya. Memastikan pakaian dan tatanan rambut nya sudah benar-benar rapih. Dan melangkah menuju pintu,

"Zeina, hati-hati. Have fun." Maureen yang sedari tadi diam saja, akhirnya mengeluarkan suara dan tersenyum tipis kepada Zeina. Yang langsung dibalas oleh gadis itu.

"Ya. Maureen benar, have fun, baby." Alice menambahkan sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Zeina. Hal itu membuat Zeina tidak tahan untuk menyembunyikan tawanya. Benar-benar gadis itu, kata Zeina dalam hati. Dan kembali meneruskan langkah nya untuk menemui Dariel yang sudah menunggu di lobby.

Sesampainya di lobby, Zeina melihat Dariel sudah ada disana. Menyandarkan punggugnya pada dinding, menoleh kearah luar. Zeina tersenyum, lalu bergerak menghampiri lelaki itu.

Merasa ada yang mendekatinya dan mencium aroma parfum yang sudah sangat dia kenal menguar, membuat Dariel mengalihkan pandangan nya. Sesaat, Dariel memperhatikan gadis di depan nya dari atas sampai bawah. Dan terpaku. Perfect! Zeina benar-benar cantik malam ini. Batin Dariel kagum. Walaupun dia memang selalu terlihat cantik setiap hari, Dariel menambahkan lagi dalam hati.

"Hei apa ada yang salah dengan kostum ku ini?" pertanyaan Zeina membuyarkan lamunan Dariel. Bagaimana mungkin gadis itu berpikir seperti itu?! Dia benar-benar sempurna malam ini. Ah, mungkin karena Zeina melihat Dariel hanya menggunakan celana jeans, kaos, dan jaket nya saja.

"Tentu saja tidak, Zei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu saja tidak, Zei. You're so damn beautiful! Arggh, perfect." geram Dariel tertahan. Tak ayal, pujian Dariel membuat semburat merah muncul di pipi Zeina. Dan menepuk lengan atas Dariel pelan. Merasa malu.

"Aku tahu aku cantik. Alice sudah mengatakan nya tadi. Kau pasti terpesona kan?" tapi. . . Luar biasa. Itu tanggapan yang diberikan diberikan Zeina kepada Dariel. Membuat Dariel merengut sebal, bisa-bisa nya gadis ini merusak momen.

"Ck! Dasar perusak momen." Dariel berdecak sambil melangkah mendahului Zeina. Membuat Zeina berteriak, "Tuan Smith, tunggu aku." Zeina berlari kecil untuk menyamakan langkah nya dengan Dariel. Berhasil. Dia sudah berjalan disamping lelaki itu, menuju mobil. Membuat Dariel menoleh, bertatapan dengan mata hijau indah itu, kemudian seperti biasa, mereka tertawa bersama.

***

Beberapa jam kemudian, acara dinner mereka telah selesai. Zeina terus saja mengulum senyumnya. Dia sangat bahagia, tentu saja. Dariel tadi sangat manis. Lebih manis dari biasa nya. Itu akan menjadi makan malam paling indah dalam hidup Zeina. Bagaimana tidak? Sepanjang makan malam itu berlangsung, Dariel terus saja membuat nya bahagia.

"Bahagia sekali, eh?" goda Dariel dengan senyum miring. Meledek.

Zeina tersadar, menoleh kearah Dariel. Mencubit pinggang lelaku itu gemas, membuat Dariel meringis. "Diam kau, menyebalkan sekali! Aku sebahagia ini pun karena dirimu. Tidak usah pura-pura tidak tau lah." sahut Zeina jutek. Well, mood gadis ini memang aneh. Gampang sekali berubah-ubah.

"Waw, aku bahagia, bisa menjadi alasan dirimu bahagia, Zei." kata Dariel lagi. Kali ini dengan nada yang terdengar serius. Membuat Zeina tersenyum. "Ada tempat yang ingin kau kunjungi lagi, Zeina? Atau langsung kembali ke villa?" tanya Dariel kepada Zeina, menoleh sekilas.

"Em. . . Sebenarnya aku ingin ke pantai lagi, riel. Apakah boleh?" Zeina bergumam pelan. Membuat Dariel tertawa.

"Kau ini aneh sekali. Tentu saja boleh, sweety." balas Dariel yang langsung melajukan mobil nya itu kembali ke Will rogers state beach. Well, pemandangan malam dipantai itu tidak buruk juga.

Zeina merona. Dia memanggilku apa tadi?! Sweety? Astaga, katakan ini kenyataan yalord. Batin Zeina kegirangan.

Tanpa membutuhkan waktu lama, mobil mereka sudah sampai di pantai itu. Bahkan Dariel memarkirkan mobil nya dekat sekali dengan pantai. Diatas pasir pantai itu. Membuat Zeina mengernyit, apakah boleh? Tanya nya dalam hati.

Dariel tersenyum, mengacak rambut Zeina pelan. Melepas sealtbelt nya dan berkata, "Tidak apa, Zei. Ini akan ku urus nanti." jelas Dariel seolah mengetahui apa yang dipikirkan Zeina. Dan lelaki itu langsung membuka pintu mobil dan turun.

Zeina yang melihatnya langsung menggeleng pelan, dan membuka sealtbelt nya sendiri. Kemudian, turun mengikuti Dariel. Angin berembus cukup kencang. Tetapi masih cukup sejuk. Belum membuat Zeina kedinginan. Zeina melihat Dariel sudah duduk diatas kap mobil, membuatnya bergegas untuk duduk disebelah lelaki itu.

Dariel melirik arloji nya, lalu kembali mengalihkan pandangan nya ke depan. Menatap ombak.

"Ini sudah jam 10 malam. Apakah kau tidak kedinginan, Zei?" tanya Dariel. "Em. . . Tidak riel. Mungkin belum. Aku menyukai udara disini, sejuk, apalagi ditemani oleh suara deru ombak." jawab Zeina. Dariel menoleh, melihat gadis itu sudah memfokuskan pandangan nya menatap ombak. Semilir angin menyapu rambut Zeina, sehingga rambutnya sekarang sedikit berantakan.

Perlahan, tangan Dariel terangkat. Merapihkan rambut gadis itu, yang terlihat semakin beterbangan tak karuan. Tapi itu membuat Zeina terlihat semakin indah. Dariel menyelipkan rambut Zeina kebelakang telinga, lalu mengernyit ketika melihat mata Zeina. . . Berkaca-kaca?

"Astaga! Zei, ada apa?" tanya Dariel kaget. Tangan nya langsung memegang pundah Zeina, mengarahkan tubuh gadis itu agar berhadapan dengannya. Zeina mengulum senyum, "Nothing, riel. Aku hanya merindukan mommy dan daddy." ucap Zeina, tangan nya bergerak menghapus air mata nakal nya perlahan. Lalu mengalihkan pandangan, bertemu mata cokelat Dariel yang menatap nya khawatir.

Holly shit! Bahkan Zeina menangis sekarang. Aku tidak suka. Aku harus bagaimana?! Batin Dariel berteriak frustasi.

"Ingin bercerita?" tawar Dariel. Zeina kembali mengarahkan pandangan nya kearah pantai. Merapihkan rambutnya. Lalu mengembuskan napas pelan. Setelah itu. . .

TBC.

***

JANGAN LUPA KASIH BINTANG, KOMEN, KRITIK DAN SARANNYA.

Berharga lho!

My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang