My DANGEROUS GIRL - Part 50

415 14 0
                                    

Playlist : Don't You Remember - Adele

Your playlist :

***

Dariel mengetuk-mengetukan jari nya pada meja,  terlihat sangat gelisah. Dia sedang menunggu Zeina. Saat ini dia sedang ada disalah satu restoran, tempat yang dia berikan pada Zeina semalam. Mereka akan bertemu disini,  sebentar lagi.

Sebenarnya masih beberapa menit sebelum jam yang sudah ditentukan untuk bertemu,  tapi entah kenapa Dariel tiba terlalu cepat. Dan menunggu sekarang adalah hal yang menyiksa untuknya,  karena terasa sangat lama.

Dia menatap kembali kearah pintu masuk,  berharap wanita yang sedari tadi dia tunggu datang. Sejujurnya pikirannya saat ini tengah berkelana kemana-mana. Apa lagi yang akan dia katakan pada Zeina,  bagaimana cara membuat wanita itu percaya,  akankah mereka kembali, atau minimal maukah Zeina memaafkannya. Dan itu sungguh membuatnya kalut setengah mati. Dia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Ketika masih tenggelam dalam pikirannya,  tiba-tiba Dariel melihat sosok yang dia tunggu datang. Zeina masih memakai kacamata hitamnya dengan pakaian santainya,  hari ini memang weekend. Dariel berdeham, dia jadi gugup seketika.

Tak lama Zeina sudah sampai didepannya. Ketika Dariel akan berdiri dan memundurkan kursi untuk Zeina,  wanita itu sudah melakukannya sendiri dan cepat-cepat duduk. Dariel tersenyum tipis.

"Well, bisa kita mulai?" itu adalah kalimat pertama dari Zeina setelah dia membuka kacamatanya, nada suaranya datar.

"Kau terlalu terburu-buru. Tidakkah pesan sesuatu dulu?" tanya Dariel sembari menyodorkan menu pada Zeina. Zeina menatap menu didepan nya dengan malas,  sebelum mendongak untuk menatap Dariel.

"Aku tidak memiliki banyak waktu untuk ini,  Dariel. Aku harap kau cepat menyelesaikannya,  kumohon kau harus mengerti. Dan makan,  bukan rencanaku datang kesini." ucap Zeina tegas. Lagi. Dariel tersenyum miris.

"Apa kadar kebencianmu sudah begitu tinggi padaku,  Zeina?" Dariel memulai.

'Bahkan aku tidak pernah benar-benar bisa menbencimu,  Dariel.'

Tidak. Zeina tidak mengatakannya pada Dariel. Dia hanya menyimpan jawaban itu dihati dan pikirannya saja.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkanku,  Zeina?" tanya Dariel lagi,  karena sedari tadi Zeina hanya diam.

"Kau tidak perlu melakukan apapun lagi, Dariel. Tidak perlu. Lagipula untuk apa?" tanya Zeina balik. Acuh tak acuh.

"Aku pun sudah tidak peduli." Baru saja Dariel akan membuka mulut untuk menjawab lagi,  Zeina sudah menyela. Hanya satu kalimat. Tapi mampu membuat benak Dariel kembali dipenuhi rasa bersalah. Tapi dia tidak ingin menyerah.

"Aku sungguh mengerti perbuatanku saat itu sangat-sangat menyakitimu. Dan sekarang, aku sangat-sangat menyesal untuk itu."

"Aku harus mengatakan berapa kali jika aku menyesal dan sangat mencintaimu,  Zei?" Lanjut Dariel pelan.

Zeina kembali menatap mata cokelat Dariel. Tersirat kesakitan disana,  Zeina tidak suka itu. Tapi dia harus bagaimana?

"Dariel,"

Dariel langsung menoleh cepat menatap tangan Zeina yang sudah ada diatas tangannya. Tangan Zeina menyentuh tangannya.

"Listen to me,"

Apa Zeina mau memaafkannya?

Apa Zeina mau kembali padanya?

"Mencintaimu itu bukan pilihanku. Disakiti olehmu juga bukan pilihanku. Dan apa? Kau yang memilih menyakitiku. Tapi jika aku juga dapat kesempatan memilih sekali saja, aku akan memilih tidak pernah mengenalmu dan membawa mu kedalam hatiku."

My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang