Playlist : All I Ask - Adele
Your playlist :
***
Alice masih terdiam, mata nya terus saja menatap lurus kedepan. Memikirkan sesuatu. Barusan Zeina menghubunginya, berkata ingin bertemu. Tentu saja dia mau, karena dia sudah tau apa yang akan dilakukan sahabatnya itu. Ya, bercerita dan meminta pendapatnya. Tentang kejadian di restoran itu, Alice sudah tau. Tapi dia memutuskan untuk berpura-pura tidak tau, begitupun Kenzie dan Aldrich.
Kedua lelaki itu juga masih terdiam, entah memikirkan apa. Khususnya Kenzie, dia seperti tengah memikirkan hal yang berat. Alice tau, lelaki itu terlibat banyak dalam hubungan Dariel dan Zeina. Alice mengerti jika posisi Kenzie juga tidak mudah. Dia bersahabat dengan Dariel, sedangkan saat itu Dariel memang melakukan kesalahan. Yang membuatnya harus memilih berpihak pada Zeina.
Alice bergerak menghampirinya, mengelus lengan Kenzie pelan. Kenzie langsung menoleh menatap Alice, tersenyum simpul yang langsung dibalas oleh Alice. Ya tuhan, Alice benar-benar telah jatuh pada tatapan matanya.
"Maafkan aku menempatkanmu pada posisi yang sulit, Ken." ucap Alice menyesal. Kenzie langsung menggeleng pelan.
"Tidak. Sahabat brengsekku itu yang memang bersalah, Alice." balas Kenzie dengan terkekeh pelan. Tangan nya terangkat untuk mengelus pipi Alice. Gadis itu tersenyum tipis, memejamkan matanya seakan tengah menikmati sentuhan tangan Kenzie diwajahnya.
"Aku tidak tau kau sudah memulai jauh dari start, Kenzie."
Tiba-tiba saja, suara yang sangat familier menginterupsi mereka. Aldrich langsung menoleh melihat kearah itu, Zeina sedang berjalan kearah mereka.
Alice juga langsung membuka mata, menoleh dan tersenyum saat menatap Zeina. Kenzie hanya tersenyum menanggapinya.
Zeina melanjutkan langkah menuju Alice. Dan langsung memeluk gadis itu erat. Dia membutuhkan sandaran saat ini, dan Alice adalah orang yang paling tepat. Zeina sangat beruntung Alice sedang disini.
Kenzie yang melihat keduanya mundur perlahan, memberi ruang untuk mereka. Dia mendekat kearah Aldrich yang sedari tadi diam.
"Gadismu benar, Ken. Zeina masih mencintai Dariel." kata Aldrich tiba-tiba sembari menatap Alice yang sedang mengusap punggung Zeina.
Kenzie menoleh, "Ya. Dia masih mencintai Dariel. Mereka hanya perlu saling memberikan kesempatan dan berjuang sekali lagi."
"Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk sahabat brengsek kita itu, Kenzie?" tanya Aldrich datar. Kenzie tau, meskipun lebih terlihat diam dan tak banyak ikut campur sebenarnya Aldrich peduli. Buktinya dia ada disini.
"Aku masih belum tau, Aldrich. Mungkin mendengar ceritanya dulu akan memperbaiki situasi?" Kenzie balik bertanya. Aldrich menoleh kearah Kenzie. Tersenyum miring.
Sedangkan, Alice masih memeluk Zeina. Belum melepaskan pelukan mereka. Sampai akhirnya Alice yang memecahkan keheningan diantara mereka berdua,
"Kau harus menceritakan semua padaku. Aku ada disini, denganmu." ucap Alice. Zeina mengangguk. Mengurai pelukan mereka.
Lalu Alice dan Zeina melangkah menuju sofa dikamar hotel ini. Ya, sedari tadi mereka berada dihotel tempat Alice, Kenzie, dan Aldrich menginap. Di kamar Alice. Salahkan Alice yang tidak mau menginap di rumah Zeina. Takut merepotkan katanya.
"Seperti yang sudah aku katakan padamu, aku bertemu nya hari ini." Zeina memulai setelah mereka berdua duduk, Kenzie dan Aldrich masih memerhatikan mereka ditempatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209740792-288-k811045.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]
RomanceDariel Atteriza Smith (27th). CEO tampan. Multitalent. Dingin. Keras kepala. Dia sudah membangun perusahaan, dari nol sampai sukses dengan tangan dia sendiri. Zeina Anastashia Miller (22th). Ceria. Agresif pada orang tertentu. Keras kepala. Berawa...