Playlist : Wanna Be Loved - Agnezmo
Your Playlist :
***
Zeina baru saja menyelesaikan sarapan nya. Hanya Zeina yang makan sandwich hampir di jam 11 siang, dan masih menyebut nya dengan kata 'sarapan. Dasar!
Biasa, wanita. Jika sudah bertemu dengan film-film favorite nya maka sudah, bahkan waktu pun dia lupakan. Seperti Zeina, semalam dia menghabiskan banyak film untuk dia tonton. Sampai-sampai Zeina tidak tidur. Tidak tidur malam maksud nya. Karena Zeina tertidur hampir di jam empat dini hari.
Bahkan dirinya sendiri pun terkejut, kalau waktu sudah menunjukan pukul empat, sudah berganti hari. Terlalu asyik menonton seperti nya. Tetapi keterkejutan nya itu tidak menjadi halangan untuk dia tertidur. Ngantuk berat katanya. Ck!
Untung saja dia meminta libur pada daddy nya. Dan lebih beruntung lagi, daddy nya yang baik hati dan tidak sombong itu mengizinkan. Memang bekerja sudah menjadi kewajiban nya, dan Zeina juga tahu itu sudah menjadi tanggung jawab nya. Tetapi sesekali mengatakan tidak, not bad kan?
Zeina sedang meneguk susu cokelat nya. Lalu ponsel nya berdering. Zeina melirik ponsel yang berada di meja makan nya. Tertera nama Alice disana. Zeina mengernyit.
Zeina menaruh gelas yang masih menyisakan susu cokelat nya, lalu menerima panggilan Alice, dan segera menempelkan ponsel kepada telinga.
"Huh.. Zei!" Alice bersuara ketika panggilan nya sudah diterima oleh Zeina.
Zeina teringat kalau disini jam 11 siang. Yang berarti disana sekitar pukul dua malam. Zeina mengernyit, lagi.
"Hei.. Ada apa? Kenapa menelpon ku sekarang? Aku masih mengingat perbedaan jam di negara yang kita tempati, kalau kau lupa."
"Diam lah Zei! Aku sedang bingung. Aku tidak bisa tidur karena kau.."
Dan sekarang Zeina yang bingung, apa ada sesuatu yang terjadi pada Alice-nya? Sahabat nya? Dan apa katanya, karena Zeina?
"Alice, kau baik-baik saja kan?"
"Bukan aku. Tapi kau yang mungkin akan tidak baik-baik saja setelah mendengar ini."
Zeina makin dibuat bingung oleh Alice, apa maksud nya?
"Aku baik-baik saja." ucap Zeina sambil berjalan meninggalkan ruang makan nya dan bergegas menuju ke arah taman samping rumah nya, Zeina menduduki kursi ayunan yang berada disana. Memposisikan dirinya senyaman mungkin.
"Aku belum mengatakan nya, Zei"
"Baiklah-baiklah. Maka katakan dengan jelas"
"Zei, i don't know. Yang aku katakan ini akan menjadi berita yang bad or good news untuk mu. Tapi setelah kau mendengar nya, aku ingin kau berjanji untuk tidak mengambil keputusan yang gegabah."
Zeina penasaran, berita apa yang akan di berikan Alice untuk nya.
"Iya, aku harap ini berita baik"
"Zei apa harus aku menceritakan nya kepadamu? Aku sangat bingung. Sedari tadi aku memikirkan ini, dan resiko yang akan kau dapatkan ketika mendengar semuanya. Tetapi aku tidak mungkin menyembunyikan ini kepadamu Zei, aku tidak akan sanggup."
Zeina diam, kenapa perasaan nya menjadi tidak karuan? Lalu Zeina juga mendengar helaan napas Alice. Seperti berat sekali untuk Alice menceritakan ini semua. Atau mungkin ini ada hubungan nya dengan 'dia?
"Zei, ini tentang Dariel."
Benar saja kan. Zeina memang sudah menebak pasti tentang Dariel. Seketika, feel yang tadi dia katakan akan baik, berubah menjadi seperti nya dia akan mendengar kabar buruk, mungkin sangat buruk? Tidak ada yang tahu kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]
RomanceDariel Atteriza Smith (27th). CEO tampan. Multitalent. Dingin. Keras kepala. Dia sudah membangun perusahaan, dari nol sampai sukses dengan tangan dia sendiri. Zeina Anastashia Miller (22th). Ceria. Agresif pada orang tertentu. Keras kepala. Berawa...