[10]' Tau tentang kamu

25 0 0
                                    

Pernah dengar kata-kata 'Bicara bareng orang yang kita suka tiga jam lebih pun tak terasa,'

Usai kelas malam tiba-tiba Liam menelfonku, tentu saja membahas soal tugas besok. Aku meladeninya dan memberitahu semua yang kutau,

Liam sesekali usil, ia pura-pura gak ngerti dan malah menyuruhku ulang beberapa kali, yang padahal ujung-ujungnya Liam malah bilang, "Yang lain dong, kalo itu gue udah ngerti."

Kalau ada didekatnya sekarang, ingin sekali aku memukulnya,

Lalu memeluknya. Hehe.

Liam sempat bertanya aku dimana, karena disekitarku tampak sepi. Aku berkata bahwa jadwal ia menelponku salah besar, ini sudah hampir tengah malam dan aku masih duduk di anak tangga, ya akhirnya aku harus bicara dengan nada bisik-bisik.

"Lo sama kayak emak gue, jelasinnya gak mau ngulang. Sekali minta jelasin malah marah-marah, dasar wanita." Celoteh Liam,

Aku menepuk jidatku, Rasa-rasanya aku telah mengulangnya hampir 7 kali namun Liam masih bilang ia tak mengerti.

Itu menjahili namanya!

Liam terkekeh, iseng sih.

Aku sempat bertanya tentang keluarga nya melalui telfon, Liam bilang kalau ia anak sulung, punya adik cewek dan satu adik cowok.

Liam juga bercerita banyak malam ini, katanya semasa SMA ia memang anak yang urakan, bandel, dan liar. Liam sering cabut sekolah dan bertengkar dengan anak kelas lain.

Aku terdiam tak percaya mendengar itu,

Liam langsung menepis, "Gue tau pikiran lo udah kemana-mana. Jangan salah nilai gue, gue gak bakal nyari ribut kalo orang gak nyari gara-gara."

Okey, aku menghela nafas lega.

Nada suara Liam semakin berat, tapi ia tak mau mematikan telfonnya.

"Lo udah ngantuk Liam, mending tidur, besok masuk pagi."

"Enggak," Nafas Liam terdengar berat, "Lo cerita apa kek gitu biar gue ketiduran."

Aku tersenyum, bingung juga mau cerita apalagi, karena seseriuspun aku cerita, Liam tak bakal merespon,

"Yaudah, gue ceritain tentang dongeng kelinci dan kura-kura ya."

Liam terkekeh diseberang sana, "Yaudah ceritalah, siapa tau besok masuk dipelajaran."

Aku mulai bercerita pelan-pelan, Liam hanya diam saja, sampai cerita itu selesai Liam pun diam saja.

Ragu, aku pun coba memanggilnya, "Liam.."

"Liam.."

"Liam..."

"Haa.." Gumamnya, "Kenapa Le?"

Aku terkekeh ternyata masih ada suara diseberang sana, suara Liam makin berat, aku ragu meneruskan telfonannya.

"Lo tidur ya Liam, gue matikan teleponnya."

Liam bergumam, "Tunggu Ale. Ucapkan selamat malam dulu ke gue."

Pipiku merah, aku merasa penting untuk Liam, "Iya, selamat malam Liam."

Liam menahan tawa diseberang sana, "Selamat malam juga Ale, mimpiin gue jangan mimpiin yang lain."

"Iya Liam."

Liam nya gue.

Tanpa lo minta pun gue bakal ngayalin lo tiap malam

***

A Quiet Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang