"Lo seneng jalan bareng Rafa karena kereta dia bagus ya? Sedangkan gue cuma pake motor butut."
Rasa-rasanya aku pengen nangis pas Liam bilang seperti itu. Nggak gitu Liam.
"Gue bukan cewek matre."
"Tapi cewek mana sih yang gak suka di ajak jalan-jalan pakek kereta bagus, diajak makan di tempat mahal, dibayarin, dibelanjain. Semua cewek doyan kali."
Siang itu Liam kelihatan Marah banget, emang sih gaya bicara dia santai tapi meremehkan.
Kalian tau nada bicara 'Picik' gimana, kan?
Ya gitu, dia sinis. Suaranya kalem tapi omongannya gak nyantai."Gue bukan cewek matre Liam. Gue gak peduli cowok pakek kereta apa, yang penting gue nyaman."
Liam sinis, ia sama sekali tak mau menatapku, aku sedih Liam menilaiku cewek matre kayak logika dia.
"Gue emang jarang ngajak lo jalan karena gue emang gak suka jalan-jalan, kegiatan gue banyak. Tapi, kalo lo rasa semua yang lo inginin ada di Rafa, silahkan dekat sama dia."
"Maksud lo?"
"Kalo lo nyaman jalan sama Rafa karena dia bisa ngasi apa yang lo mau, yaudah lo deket lagi aja sama Rafa. Kan dari awal yang duluan deket sama lo si Rafa bukan gue. Jadi, ya gue pulangin lo ke dia."
Hati aku tak terima saat Liam bicara begitu, berapa kali aku bilang aku bukan cewek matre tapi Liam selalu bantah.
Liam selalu mikir pake logika, katanya kalo bukan karena kereta bagus aku gak mungkin bahagia. Semua dinilainya dari apa yang dia lihat.
Padahal, aku senang dekat sama Liam, aku hepi, aku merasa Liam itu cukup. Aku gak perlu Rafa, Liam itu buat aku merasa cukup.
Hm, berlebihan ya?
Tapi, cuma itu yang terlintas di otak ku saat itu."Gue cabut dulu." Liam berdiri,
"Mau kemana?"
"Pulang, Nanti kan kita masuk lagi."
Liam langsung naik ke atas keretanya dan pulang tanpa pamit.
Disaat itu, rasanya aku pengen nangis. Aku pengen bilang ke Liam kalo Rafa gak bisa buat aku seneng.
Aku seneng dekat sama Liam, dan itu susah sekali buat yakinin Liam.
Liam tak mau mendengar kan ku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Quiet Love [Completed]
Historia CortaPercayalah, ini bukan kemauanku, Liam. ____ Ini bukan cerita, tapi penggalan kisah Ale dan Liam.