[70]' Kebohonganmu nyaris sempurna 2

18 0 0
                                    

"Lo kayak banci, Lim!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kayak banci, Lim!"

David menarik kerah baju Liam dan mendorongnya sampai hampir jatuh. David berang, kesal, sementara Liam yang sudah di maki beberapa kali hanya diam aja bahkan masih bingung,

"Gue salah apa? Lo pada kenapa sih?"

Keributan terjadi di depan kelasku, semua tegang, Rafa dan Lio bantu menengahi. Sementara aku dan Tantri cuma bisa neriak supaya David berhenti ribut sama Liam.

"Lo bilang kemaren ada acara penting karena gak bisa hadir. Jadi ini acara penting sialan lo itu?!"

Liam diam tak berkutik, dia tau dia salah. Aku melirik ke arah Vonya yang saat itu juga menunduk ketakutan.

"Lo jangan kayak banci, Lim! Kalo lo emang gak niat datang karena mau pergi sama si Vonya, harusnya lo bilang, bilang!!"

David semakin marah sampai hampir ingin menonjok Liam tapi keburu dicegat oleh Rafa. Aku juga takut kalau Liam di pukuli, aku ingin bantu Liam, tapi gak mungkin. David pasti marah.

Tantri memberi isyarat ke Rafa agar menarik David pergi. Setelah kami menjadi tontonan, Pertengkaran pun bisa di akhiri.

Setelah Rafa membawa David pergi, aku melihat kearah Liam yang sudah pasrah kebingungan. Ia memegang sudut bibir yang ku yakini David sempat menonjoknya.

Maaf Liam, aku gak bisa bantu.
Kamu keterlaluan, tau!

"Ale." Panggil Liam kemudian tapi ku abaikan. Dan sewaktu mau pergi, lagi-lagi Vonya datang terus ngasih perhatian ke Liam.

Liam tak butuh aku lagi.

Aku rindu sama Liam.

Aku menghampiri David yang masih mengumpat sendiri, sampai-sampai Rafa bingung gimana menghentikannya.

"Gue kesel banget sama tu orang, dia kayak anak anjing yang mudah diarahin tau gak. Bodo banget mau diajak jalan jauh sama si Vonya. Bucinnya keterlaluan."

Namun setelahnya Rafa terkekeh sinis,

"Ya wajar kali si Liam doyan sama si Vonya, orang kemana-mana dia ditraktirin sama cewek. Si Liam kan sering dibayarin makan, dibantuin tugas KTI, di isiin bensin, ya pasti gak nolak lah."

Rafa dan David sambung-sambungan menjelekkan Liam.

"Ya lo pikir aja deh, Vid. Dia bilang dia udah dewasa, tapi komitmen dia gak ada. Dia itu masih labil kali, baru keluar kandang, ya pasti lah kelakuan dia kayak gitu."

Aku melihat Mereka berdua seolah puas membicarakan keburukan Liam di depanku, sungguh, sangat jelas. Sampai-sampai aku bisa percaya semua omongan mereka.

Tapi memang semua itu benar sih.

[][][]

Jadi, semua ucapan Liam yang bilang 'Gue ini gak suka jalan-jalan, Ale---' itu semua apa? Omong kosong kah?

Buktinya, Liam mau jalan jauh sama Vonya bahkan sekarang setiap hari sepulang kampus.

Terus omongan Liam selama ini apa?

A Quiet Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang